(1). Amir bin Syurahbil Asy Sya’bi rahimahullah (Tabiin) berkata:
“Seandainya aku melakukan kebenaran 99 kali dan melakukan kesalahan sekali, sungguh manusia akan menghitung-hitung satu kesalahan tersebut.” [Tahdzib Siyar A’laamin Nubalaa’ 1/392]
(2). Sufyan bin ’Uyainah رحمه الله berkata:
“Di antara manusia ada yang menyerupai babi. (Yaitu) apabila dilemparkan makanan yang baik kepadanya, maka dia pun enggan menyantapnya.Tapi apabila ada orang yang berdiri meninggalkan kotoran (BAB)nya, maka dia menjilatinya.
Begitu pula engkau dapati sebagian anak Adam. Ada yang jika mendengar 50 kata hikmah, maka dia tidak mengingatnya sama sekali. Tetapi jika ada seseorang yang salah, maka dia pun (segera) menyebarkannya dan menghafalnya.” [Syifa’ul Alil VI/566 oleh Ibnul Qayyim]
ومن الناس من طبعه طبع خنزير، يمر بالطيبات فلا يلوي عليها، فإذا قام الإنسان عن رجيعه قمه، وهذا كثير من الناس يسمع منك ويرى من المحاسن أضعاف أضعاف المساوئ، فلا يحفظها ولا ينقلها ولا تناسبه، فإذا رأى سقطة أو كلمة عوراء وجد بغيته وما يناسبها، فجعلها فاكهته ونقله.
“Sebagian orang ada yang tabiatnya seperti tabiat babi. Ketika melewati makanan-makanan yang baik, dia tidak tertarik. Namun ketika seseorang muntah, maka babi tersebut segera memakannya hingga habis.
Sifat seperti ini banyak terdapat pada manusia. Ketika dia mendengar darimu berbagai kebaikanmu yang berlipat-lipat daripada kejelekanmu, tetapi dia tidak menghafalnya, tidak menukilnya, dan tidak mencocokinya. Tapi apabila dia melihat ketergelinciranmu atau ucapanmu yang keliru, maka dapatlah dia apa yang dicarinya, dan mencocokinya, lalu dijadikannya sebagai buah santapan dan penukilan.” [Madarijus Salikin I/406]
Penulis: Ustadz Najmi Umar Bakkar (@najmiumar_official)