“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” [QS. An-Nisa 4 : 32]
Hasad adalah penyakit hati yang sangat parah dan racun yang amat mematikan. Hasad kerap kali menggiring seseorang pada tindak kezaliman bahkan kesyirikan. wal ‘iyyadzubillah. Contoh dampak hasad adalah ‘ain, praktik guna-guna, ghibah, dan lain-lain.
Ibnul Muqaffa rahimahullah berkata:
“Jika Anda ingin dijauhkan dari keburukan dan azab, maka jauhilah hasad, karena ia termasuk akhlak yang tercela.” [Adabu Ash Shaghir Wal Kabir, hal. 144]
Bisa saja nikmat Allah yang dianugerahkan atas orang yang hasad lebih banyak dibandingkan dengan nikmat yang ada pada temannya yang dihasadkan. Namun seringnya, hasad muncul karena adanya rasa benci, tidak ingin tersaingi, atau kurang bersyukur.
Hasad sungguh tak berguna, karena ia tidak dapat mengubah takdir. Malah hasad dapat menyengsarakan hati, melahap kebaikan, melalaikan dari doa, meremehkan nikmat yang ada, menyuburkan akhlak tercela, bahkan dapat mendatangkan kerugian di Akhirat. Wal ‘iyyadzubillah.
Ada yang bertanya kepada Imam Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah: “Wahai Abu Sa’id, apakah seorang Mukmin bisa bersikap hasad?”
Beliau menjawab: “Betapa kalian telah melupakan anak-anak Yaqub, yaitu ketika mereka hasad terhadap Yusuf. Namun sebesar apa pun hasad yang ada di hatimu, maka ia tidak akan membahayakanmu, selama lisanmu tidak mengucapkannya, dan tanganmu tidak menurutinya.”
Syaikhul Islam pun mengomentari perkataan tersebut seraya berkata:
“Maksudnya, hasad adalah salah satu penyakit hati yang senantiasa ada, dan hanya sedikit orang yang selamat darinya. Karena itulah dikatakan, tidaklah jasad itu bersih dari sifat hasad. Hanya saja orang-orang yang hina menampakkannya, sedangkan orang yang mulia selalu berupaya menyembunyikannya.”
Syariat Islam telah memberikan obat terapi untuk penyakit ini. Di antara terapinya adalah:
• Memelajari ilmu agama
• Melakukan amal yang bermanfaat
• Mencermati hal-hal yang menyebabkan hasad
• Memohon nikmat yang lebih baik kepada Allah
• Banyak mengingat kematian. Isi hati dengan ikhlas, sabar, dan syukur
Jika kita merasa hasad akan muncul dalam hati, tepislah sesegera mungkin. Semoga kita dimampukan untuk menjaga hati dengan baik. Allahul musta’an.