Kita perlu mengenali ciri-ciri dukun atau para normal secara terperinci, supaya jelas, dan orang awam tidak mudah terkecoh, sehingga umat manusia selamat dari tipu muslihat dan makar mereka.
“Dan Allah akan mengokohkan yang benar dengan ketetapan-Nya, walaupun orang-orang yang berbuat dosa tidak menyukai(nya).” [QS. Yunus: 82]
Para dukun seolah-olah menunjukkan karamah yang ada pada dirinya, dan kamuflase pengobatan alternatif. Tetapi yang sebenarnya mereka adalah para penyesat dan pendusta yang mengatasnamakan agama.
Jika kita mendapati salah satu dari tanda berikut ini, maka dapat disimpulkan bahwa ia adalah dukun, sekalipun memakai sorban, berjenggot panjang, atau memakai jubah putih besar.
Adapun di antara tanda-tandanya yaitu:
1. Suka bertanya nama pasien, tanggal lahir dan nama orang tuanya.
2. Suka mengambil sesuatu yang biasa dipakai pasien, seperti baju, peci, sapu tangan dan lain-lain.
3. Terkadang meminta binatang dengan sifat-sifat tertentu untuk disembelih, kadang darahnya dioleskan kebagian-bagian tubuh yang sakit, atau dibuang ke sungai, laut, atau tempat angker.
4. Suka menuliskan rajah-rajah atau menberi jimat-jimat.
5. Meminta pasien untuk membaca doa-doa atau mantra-mantra dalam waktu khusus dan dengan jumlah tertentu.
6. Menyuruh pasien untuk memberikan sesaji berupa makanan, minuman, atau yang lainnya sebagai kelengkapan dari ritual yang harus dijalaninya.
7. Membaca mantra-mantra atau huruf-huruf rajah yang susah difahami maknanya.
8. Memberi bungkusan hijib atau tumbal kepada pasien yang berisi huruf-huruf dan angka-angka.
9. Menyuruh pasien untuk menjauhi manusia beberapa waktu dengan menyepi dan mengurung diri di sebuah kamar gelap yang disebut oleh orang awam sebagai hujbah, semedi, atau bertapa.
10. Meminta pasien untuk tidak menyentuh air selama beberapa hari, biasanya 40 hari.
11. Memberi sesuatu kepada pasien untuk ditanam di dalam tanah, yang biasa disebut “tumbal”.
12. Memberi lembaran kertas kepada pasien untuk dibakar, dan asapnya digunakan untuk mengasapi dirinya, atau dimasukkan ke dalam air kemudian diminum.
13. Berkomat-kamit ketika membaca mantra atau doa-doa dengan bahasa yang tidak difahami.
14. Memberi tahu kepada pasien tentang namanya, kampung halamannya, kesulitan yang dihadapi sebelum si pasien memberitahunya.
15. Terkadang menuliskan huruf-huruf untuk si pasien di atas kertas hijib untuk dimasukkan ke dalam bejana putih berisi air kemudian meminumnnya.
Kesaktian paranormal bertingkat-tingkat, sesuai dengan ketinggian jin yang menjadi kawannya. Bila jinnya hebat, maka semakin besar bentuk kemusyrikan dan kemaksiatan yang diperbuat.
Bahkan ada yang menjadikan Mushaf Alquran sebagai alas kaki ketika buang hajat di WC, agar yang datang kepada dirinya adalah setan/jin yang sangat sakti. Ada juga yang membaca mantra dalam keadaan junub sambil menduduki Alquran.
Allah ﷻ berfirman (yang artinya):
“Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.” [QS. Al A’raf: 27]
Adalah satu keniscayaan, bahwa antara dukun dengan segala istilahnya dan tingkatannya, serta iblis yang meliputi seluruh bala tentaranya, saling bahu membahu dalam kemaksiatan dan kesyirikan, memerangi kebenaran dan menghiasi kemaksiatan dan kesyirikan, dengan kata-kata indah yang menggiurkan.
Sumber: Membongkar Tipu Daya Dukun Sakti Berkedok Wali, Zainal Abidin bin Syamsuddin, Lc., Pustaka Imam Bonjol, 201, Jakarta (dengan sedikit penyesuaian redaksi)