“. . . Syirik merupakan dosa yang paling besar dari dosa-dosa yang paling besar, dan dosa yang paling jelek dari sejelek-jelek dosa. Yang mana pelaku syirik tidak akan diampuni dosa-dosanya. Bahkan akan dihapus semua amalannya, serta kekal di dalam Neraka. Wal ‘iyyadzubillah. Allah ﷻ berfirman:
“Sesungguhnya orang yang memersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya Surga, dan tempatnya ialah Neraka. Tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolong pun.” [QS. Al-Maidah : 72]
“. . . Sesungguhnya kaum Musyrikin di zaman sekarang lebih parah kesyirikannya dibandingkan (kesyirikan) kaum Musyrikin zaman dahulu (di masa Nabi ﷺ). Karena kaum Musyrikin zaman dahulu, mereka hanya berbuat syirik ketika mereka dalam keadaan lapang, dan mereka mengikhlaskan ibadah kepada Allah ketika dalam keadaan sempit. Sebagaimana yang telah Allah ﷻ firmankan:
“Maka apabila mereka naik kapal, mereka berdoa kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. Tetapi tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka (kembali) memersekutukan (Allah).” [QS. Al-Ankabut : 65]
Sedangkan orang-orang Musyrik di zaman sekarang, kesyirikan mereka lebih dahsyat, dan berlangsung terus menerus, baik saat dalam keadaan lapang maupun saat dalam keadaan sempit. Di saat dalam keadaan sempit mereka melakukan perbuatan syirik dengan meminta pertolongan kepada selain Allah. Seperti meminta kepada dukun, atau berdoa kepada kuburan, dan semisalnya. Dan saat dalam keadaan lapang pun mereka melakukan kesyirikan dengan menyediakan sesajen untuk setan sebagai bentuk syukur atas keadaannya yang lapang, dan berbagai kesyirikan lain.”
Begitu berbahayanya kesyirikan. Maka hendaknya kita berusaha untuk memahami berbagai jenis kesyirikan, agar kita bisa untuk menghindarinya.