KEMBALILAH KE TUGAS UTAMAMU: ILMU, AMAL DAN DAKWAH
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
KEMBALILAH KE TUGAS UTAMAMU: ILMU, AMAL DAN DAKWAH
Akhir-akhir ini banyak orang bahkan penuntut ilmu dan ustadz tersedot waktu, energi dan pikiran untuk mengikuti berita perkembangan politik praktis negeri ini yang semakin carut marut.
Beberapa penuntut ilmu bahkan ustadz mendadak berubah profesi dari pendakwah menjadi pengamat politik. Bahkan politikus yang mengulas dan menganalisis peta politik, sehingga tersibukkan dari tugas mulia yang inti.
Lebih para lagi, para awam yang tidak mengerti thaharah (bersuci) dan salat pun berani berbicara masalah besar tanpa kontrol dan kendali, seakan ulama kibar dan Mufti.
Saudaraku, manhaj salaf yang saya kenal sejak dulu adalah menyibukkan diri dengan ilmu, amal dan dakwah, BUKAN dengan politik praktis zaman ini yang penuh dengan noda-noda yang bertentangan dengan syariat Islam yang mulia. Dahulu Syaikh Albani berkata:
من السياية اليوم ترك السياية
“Termasuk politik syari zaman ini adalah meninggalkan politik praktis”.
Sungguh sebuah nasihat dan ucapan yang sangat indah. Dan lebih indah lagi jika kita mengamalkannya, lebih-lebih dalam situasi hiruk-pikuk politik yang melelahkan saat ini.
Ayo kembali ke tugas kita, ilmu, amal dan dakwah. Mari kita menghargai waktu kita, kembali membenahi hubungan kita dengan Allah saat fitnah seperti ini. Bukankah Nabi ﷺ bersabda:
العبادة في الهرج كهجرة إلي
“Ibadah saat kacau pahalanya sepertinya hijrah kepadaku.” [HR. Muslim no. 2948]
Mungkin Anda bertanya-tanya, kenapa bisa begitu? Karena saat situasi kacau, biasanya banyak orang lalai dari ibadah kepada Allah.
Bukan berarti kita tidak memikirkan masalah negeri, tapi kita punya cara sendiri menghadapinya berdasarkan tuntunan ilahi, yaitu dengan menyibukkan ibadah. Kalaupun berbicara tentang politik, biarlah hal itu kita serahkan kepada orang-orang yang ahli di bidangnya dari ulama dan umara, tanpa menyibukkan umat dan memrovokasi menuju anarkisme, demonstrasi dan pertumpahan darah.
Sekali lagi, mari bersikap tenang. Jangan sibukkan diri kita dengan politik praktis.
Wahai para penuntut ilmu dan para ustadz, tolong ajarkanlah kami kembali kepada ilmu yang bermanfaat.
Gandenglah tangan kami menuju Surga.
Jangan sibukkan kami terlibat dan terjun dalam dunia politik praktis yang kotor.