Kematian tak bisa dihindari, tidak mungkin ada yang bisa lari darinya. Namun seribu sayang, sedikit yang mau mempersiapkan diri menghadapinya.
Kata ‘Umar Bin ‘Abdul ‘Aziz:
“Aku tidaklah pernah melihat suatu yang yakin kecuali keyakinan akan kematian. Namun sangat disayangkan, sedikit yang mau mempersiapkan diri menghadapinya.” [Tafsir Al Qurthubi]
Ingatlah, tak mungkin seorang pun lari dari kematian.
“Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata> lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” [QS. Jumu’ah: 8]
“Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” [QS. Ar Rahman: 26-27]
Lalu setiap jiwa pasti akan merasakan kematian.
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.” [QS. Ali Imran: 185].
Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan:
“Yang dimaksud dengan ayat-ayat di atas adalah setiap orang pasti akan merasakan kematian. Tidak ada seseorang yang bisa selamat dari kematian, baik ia berusaha lari darinya ataukah tidak. Karena setiap orang sudah punya ajal yang pasti.” [Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 3: 163].
Dari Ibnu ‘Umar, ia berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah ﷺ, lalu seorang Anshar mendatangi beliau. Ia memberi salam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, mukmin manakah yang paling baik?” Beliau ﷺ bersabda, “Yang paling baik akhlaknya.” “Lalu mukmin manakah yang paling cerdas?”, ia kembali bertanya. Beliau ﷺ bersabda, “Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam memersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas.” [HR. Ibnu Majah no. 4259. Hasan kata Syaikh Al Albani]