بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

 

KAPAN TAKBIR MUTLAK DAN MUQAYAD DI SEPULUH HARI AWAL ZULHIJAH?

Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah berkata:

“Takbir (di hari-hari) Adha disyariatkan sejak awal bulan (1 Zulhijah) sampai akhir hari ke-13 Zulhijah.

Berdasarkan firman Allah ﷻ:

لِيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ

“Agar mereka menyaksikan berbagai manfaat untuk mereka, dan agar mereka menyebut nama Allah di hari-hari yang ditentukan.” [QS. al-Hajj: 28]

Yaitu di awal sepuluh hari bulan Zulhijah.

Dan firman Allah ﷻ:

وَاذْكُرُوا اللَّهَ فِي أَيَّامٍ مَعْدُودَاتٍ

“Berzikirlah kepada Allah di hari-hari terhitung.” [QS. al-Baqarah: 203]

Yaitu hari-hari Tasyrik, berdasarkan sabda Nabi ﷺ:

أيام التشريق أيام أكل وشرب وذكر الله

“Hari-hari Tasyrik adalah hari-hari makan, minum, dan berzikir kepada Allah.” [HR. Muslim dalam Sahihnya]

Imam al-Bukhari dalam Sahihnya meriwayatkan perbuatan Ibnu Umar dan Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhuma:

أنهما كانا يخرجان إلى السوق أيام العشر فيكبران ويكبر الناس بتكبيرهما

“Bahwasanya keduanya keluar ke pasar di hari-hari sepuluh awal bulan Zulhijah. Maka keduanya bertakbir, dan manusia ikut bertakbir disebabkan takbir keduanya.”

Dahulu Umar bin al-Khattab dan anaknya Abdullah radhiyallahu ‘anhuma:

يكبران في أيام منى في المسجد وفي الخيمة ويرفعان أصواتهما بذلك حتى ترتج منى تكبيرًا

“Mereka berdua bertakbir ketika hari-hari Mina di Masjid dan di tenda. Keduanya mengangkat suara takbir sampai Mina dipenuhi dengan gema takbir.”

Diriwayatkan dari Nabi ﷺ dan sekelompok sahabat radhiyallahu ‘anhum:

Takbir seusai salat lima waktu, dari salat Subuh pada hari Arafah (9 Zulhijah), hingga salat Asar pada hari ke-13 Zulhijah. Ini bagi selain jamaah haji.

Adapun bagi jamaah haji, menyibukan diri dengan Talbiah saat sedang Ihram, sampai lempar Jumrah Aqobah pada hari penyembelihan.

Setelah itu memerbanyak takbir, dimulai dari kerikil pertama dari lemparan jumrah yang telah disebutkan.

Jika hendak bertakbir disertai Talbiyah, maka tidak mengapa.

Berdasarkan perkataan Anas radhiyallahu ‘anhu:

كان يلبي الملبي يوم عرفة فلا ينكر عليه ويكبر المكبر فلا ينكر عليه

“Pada hari Arafah, ada seorang yang bertalbiyah dan tidak ada pengingkaran kepadanya. Lalu ada yang bertakbir, dan tidak ada pengingkaran kepadanya.” [HR. al-Bukhari no. 970]

Tetapi yang afdhal (lebih utama) bagi seorang yang ihram adalah Talbiyah, dan bagi yang tidak ihram adalah bertakbir pada hari-hari tertentu.

Dengan demikian Anda telah mengetahui, bahwa Takbir Mutlak dan Takbir Muqayad digabungkan dalam pernyataan para ulama yang rajih di lima hari, yaitu:
• Hari Arafah (9 Zulhijah),
• Hari Penyembelihan (10 Zulhijah), dan
• Tiga hari Tasyrik (11-13 Zulhijah).

Adapun hari kedelapan dan sebelumnya sampai tanggal 1 adalah Takbir Mutlak, bukan Takbir Muqayad, berdasarkan ayat-ayat dan atsar-atsar di atas.

Dalam Musnad, dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, dari Nabi ﷺ, bahwa beliau bersabda:

ما من أيام أعظم عند الله ولا أحب إليه العمل فيهن من هذه الأيام العشر فأكثروا فيهن من التهليل والتكبير والتحميد

“Tidak ada hari yang lebih besar di sisi Allah dan lebih aku cintai beramal di dalamnya, daripada sepuluh hari ini. Maka perbanyaklah di dalamnya Tahlil, Takbir dan Tahmid.” [HR. Ahmad no. 6119, 5423]

Majmu’ Fatawa wa Maqalat asy-Syaikh Ibnu Baz 13/17

Bagaimana Bila Lupa Melaksanakan Takbir Muqayad Selepas Salat Fardhu? Apakah Kita Harus Meng-qadhanya?

قال الشبخ ابن عثيمين رحمه الله: إن نسي التكبير المقيد بعد الصلاة قضاه، فلو أنه لما سلم من صلاته استغفر وقال: اللهم أنت السلام ومنك السلام وسبّح ناسياً التكبير فنقول: يقضيه (الشرح الممتع ٥/١٦٨)

Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata:
“Apabila seseorang lupa melakukan Takbir Muqayad selepas salat fardhu, maka dia meng-qadhanya. Yakni seandainya dia telah melakukan salam ketika salat, kemudian beristighfar dan mengucapkan zikir: Allahumma antas Salam wa minkas salam, kemudian bertasbih dalam kondisi dia LUPA tidak melakukan Takbir Muqayad, maka di sini kami katakan: hendaknya dia meng-qadhanya.” [Asy Syarhul Mumti’ 5/168]

Takbir Muqayad Dilakukan Langsung Setelah Salam

Syaikh Shalih al-Fauzan hafidzahullah menjelaskan:

ذلك من فجر يوم عرفة إلى آخر اليوم الثالث من أيام التشريق ويسمى بالتكبير المقيد فإذا سلم من المكتوبة قال الله أكبر الله أكبر لا إله إلا الله و الله أكبر الله أكبر ولله الحم

“Takbir tersebut dilakukan mulai dari fajar hari Arafah sampai akhir hari ketiga dari hari-hari Tasyrik.

Inilah yang disebut dengan Takbir Muqayad. Apabila seseorang salam dari salat wajib, dia pun mengucapkan:

الله أكبر الله أكبر لا إله إلا الله و الله أكبر الله أكبر ولله الحمد

[Al-Khuthab al-Mimbariyah fil Munasabah al-Ashriyah 1/79]

Bagaimana Tata Cara Memulai Takbir Seusai Salat?

Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah menjelaskan:

وأما التكبير المقيد فيكون من صلاة فجر يوم عرفة إلى صلاة عصر آخر يوم من أيام التشريق، يكون تكبيراً مقيداً دبر خمس صلوات في يوم عرفة، وخمس صلوات في يوم العيد، وخمس صلوات في الحادي عشر، وخمس صلوات في الثاني عشر، وخمس صلوات في الثالث عشر، الجميع خمس وعشرون صلاة يسن أن يكبر بعدها، أي بعد أن يقول: أستغفر الله ثلاثاً، اللهم أنت السلام ومنك السلام تباركت يا ذا الجلال والإكرام، ثم يكبر، فيكون هذا التكبير كالتسبيح والتحميد الذي يسن في كل وقت بعد الصلاة.

“Adapun Takbir Muqayad, maka dimulai dari salat fajar hari Arafah sampai salat Asar hari terakhir dari hari-hari Tasyrik.

Sehingga itu merupakan takbir yang Muqayad di setiap:

• Seusai salat lima waktu di hari Arafah,
• Seusai salat lima waktu di hari Id,
• Seusai salat lima waktu pada tanggal 11 Zulhijah,
• Seusai salat lima Waktu pada tanggal 12 Zulhijah, dan,
• Seusai salat lima waktu pada tanggal 13 Zulhijah.

Semuanya berjumlah 25 salat, yang disunnahkan untuk bertakbir (Muqayad) seusainya.

Yaitu: setelah mengucapkan Astagfirullah tiga kali, kemudian zikir:

اللهم انت السلام ومنك السلام تباركت يا ذا الجلال والاكرام

Ya Allah! Engkaulah Zat Yang Maha Selamat (dari segala aib), dan dari Engkaulah segala keselamatan. Maha Suci Engkau, wahai Zat Yang Maha Agung dan Mulia.

Kemudian baru bertakbir.

Sehingga takbir ini sepadan dengan ucapan Tasbih dan Tahmid yang disunnahkan di setiap waktu setelah salat .” [https://binothaimeen.net/content/460]

Berapakah Jumlah Takbir Muqayad Setelah Salat Rawatib, dan apakah ada jumlah tertentu (untuk melafalkannya)?

Asy-Syaikh Sholeh Bin Fauzan al-Fauzan menjawab:

“Tata caranya adalah engkau ucapkan,:
الله أكبر، الله أكبر، لا إلىه إلاّ الله هو الله أكبر ، الله أكبر و لِلله الحمد.

“Jika engkau ucapkan sekali, cukup. Dan apabila engkau mengulanginya lagi, maka itu lebih utama.”

 

Dinukil dari Ponpes Assunnah Batu dan sumber-sumber lainnya.

 

══════

 

Mari sebarkan dakwah sunnah dan meraih pahala. Ayo di-share ke kerabat dan sahabat terdekat! Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp: +61 405 133 434 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Email: [email protected]
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat

 

Takbir Mutlak adalah takbiran yang tidak terikat waktu, dimulai dari 1 Zulhijah dan berakhir 13 Zulhijah (hari Tasyrik) menjelang Magrib.

Takbir Muqayad adalah takbiran yang terikat waktu, dibaca setiap selesai Salat Fardhu, dimulai setelah Salat Subuh tanggal 9 Zulhijah (hari Arafah) dan berakhir pada 13 Zulhijah (hari Tasyrik), setelah Salat Asar.