Dari Abu Barzah Al-Aslami ia berkata, bahwa Rasulullah ﷺ berkata di akhir majelis jika beliau hendak berdiri meninggalkan majelis:
Subhanakallahumma wa bihamdika asyhadu alla ilaaha illa anta, astaghfiruka wa atuubu ilaik.
Artinya:
Maha Suci Engkau Ya Allah, segala pujian untuk-Mu. Aku bersaksi, bahwa tidak ada Sesembahan yang berhak disembah selain Engkau, dan aku meminta ampunan dan bertobat kepada-Mu.”
Ada seseorang yang berkata pada Rasulullah ﷺ: “Wahai Rasulullah, engkau mengucapkan suatu perkataan selama hidupmu.”
Beliau ﷺ bersabda: “Doa itu sebagai penambal kesalahan yang dilakukan dalam majelis.” [HR. Abu Daud, no. 4857; Ahmad, 4: 425. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadis ini hasan]
Maksudnya, doa itu adalah penambal kesalahan berupa kata-kata laghwu atau perkataan yang sia-sia.
Doa itu diucapkan ketika akan berpisah, atau akan selesai dari suatu majelis. Majelis ini tidak mesti dengan duduk-duduk. Pokoknya setiap pembicaraan atau obrolan biasa, apalagi diyakini ada perkataan sia-sia yang terucap, maka doa Kafaratul Majelis sangat dianjurkan untuk dibaca.
Jika suatu majelis atau tempat obrolan yang membicarakan hal Akhirat maupun hal dunia lantas di dalamnya tidak terdapat zikir pada Allah, sungguh sangat merugi.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ia berkata, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
“Setiap kaum yang bangkit dari majelis yang tidak ada zikir pada Allah, maka selesainya majelis itu seperti bangkai keledai, dan hanya menjadi penyesalan pada Hari Kiamat.” [HR. Abu Daud, no. 4855; Ahmad, 2: 389. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadis ini Sahih]
Tentu kita tidak mau menjadi orang yang merugi dalam setiap waktu kita. Karenanya, jadikanlah akhir majelis dengan istighfar dan bacaan doa Kafaratul Majelis.