بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
JANGAN SINGKAT UCAPAN SALAM DENGAN ASS WR WB
Hendaklah jika kita memberi salam (terutama melalui pesan SMS, WA, email, surat, beri komen, dsb), janganlah ucapan salam tersebut kita ringkas menjadi:
Ass. atau Ass. Wr. Wb. atau yang lainnya. Bentuk semacam ini BUKANLAH salam.
Salam seharusnya tidak disingkat. Seharusnya jika ingin mengirimkan pesan singkat, maka hendaklah kita tulis: Assalamu’alaikum. Itu lebih baik daripada jika kita tulis: Ass. Tulisan yang terakhir ini tidak ada maknanya, dan bukanlah salam.
Salam adalah bentuk doa yang sangat bagus dan baik. Kenapa kita harus menyingkat-nyingkat?
Kenapa tidak kita tulis lengkap? Bukankah itu lebih baik dan lebih utama?
Janganlah kita dikepung dengan sikap malas ketika ingin berbuat baik. Ubahlah sikap semacam ini dengan menulis salam lebih lengkap.
Mengucapkan salam merupakan sebab terwujudnya kesatuan hati dan rasa cinta di antara sesama muslim, sebagaimana kenyataan yang kita temukan. [Huquq Da’at Ilaihal Fithroh, 46]
Dalil yang menunjukkan hal ini adalah sabda Nabi ﷺ:
لاَ تَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا وَلاَ تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا. أَوَلاَ أَدُلُّكُمْ عَلَى شَىْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ أَفْشُوا السَّلاَمَ بَيْنَكُمْ
“Kalian tidak akan masuk Surga hingga kalian beriman. Kalian tidak akan beriman sampai kalian saling mencintai. Maukah aku tunjukkan pada kalian suatu amalan, yang jika kalian melakukannya, kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian.” [HR. Muslim no. 54]
Kesimpulan:
Kita TIDAK BOLEH menyingkat salam dengan cara apapun, misalnya “Assalaamu’alaykum Wr.Wb.”, menyingkat salawat seperti SAW, atau menyingkat lafal dengan SWT. Alasannya seperti yang telah dijelaskan oleh ulama-ulama di atas, karena di dalamnya ada bentuk doa dan pengagungan kepada Allah yang telah disyariatkan.
Misalnya ada orang menyingkat “Allah SWT,” berarti dia telah menyelisihi bentuk pengagungan yang telah di syariatkan. Hendaknya dia menulis “Allah Subhanallahu wa taala”. Ada juga yang menuliskan ALLAH dengan huruf “4JJ1.” Tidak boleh kita menulis seperti ini, karena “4JJ1” telah diselewengkan maknanya menjadi “For Judas Jesus Isa Al-Masih”. Maha Suci Allah dari ucapan seperti ini.
Allah ﷻ berfirman:
وَإِذَا حُيِّيتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا بِأَحْسَنَ مِنْهَا أَوْ رُدُّوهَا
“Dan apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik. Atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa).” [QS. An Nisa’: 86]
Berikut ucapan salam dan keutamaannya yang telah dicontohkan oleh Rasulullah ﷺ:
عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِىِّ صَلَّى الله عَلَيهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ. فَرَدَّ عَلَيْهِ السَّلاَمَ ثُمَّ جَلَسَ، فَقَالَ النَّبِىُّ صَلَّى الله عَلَيهِ وَسَلَّمَ : «عَشْرٌ ». ثُمَّ جَاءَ آخَرُ فَقَالَ: السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ. فَرَدَّ عَلَيْهِ فَجَلَسَ، فَقَالَ: « عِشْرُونَ ». ثُمَّ جَاءَ آخَرُ فَقَالَ: السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ. فَرَدَّ عَلَيْهِ فَجَلَسَ، فَقَالَ « ثَلاَثُونَ » صحيح رواه أبو داود والترمذي وغيرهما.
Dari ‘Imran bin Hushain radhiyallahu anhu dia berkata:
Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah ﷺ lalu berkata: ‘As-Salamu ‘alaikum.’ (Semoga keselamatan dari Allah tercurah untukmu).
Lalu Rasulullah ﷺ membalas salam orang tersebut. Kemudian orang tersebut duduk, dan Rasulullah ﷺ bersabda: “(Dia mendapatkan) sepuluh kebaikan.”
Kemudian datang orang lain kepada beliau ﷺ lalu berkata: ‘As-Salamu‘alaikum warahmatullah.’ (Semoga keselamatan dan rahmat dari Allah tercurah untukmu).
Lalu beliau ﷺ membalas salam orang tersebut. Kemudian orang tersebut duduk, dan Rasulullah ﷺ bersabda: “(Dia mendapatkan) dua puluh kebaikan.”
Kemudian datang lagi orang lain kepada beliau ﷺ lalu berkata: ‘As-Salamu‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.’ (Semoga keselamatan, rahmat, dan keberkahan dari Allah tercurah untukmu).
Lalu beliau ﷺ membalas salam orang tersebut. Kemudian orang tersebut duduk, dan Rasulullah ﷺ bersabda: “(Dia mendapatkan) tiga puluh kebaikan.” [HR Abu Dawud (no. 5195), at-Tirmidzi (5/52) dan Ahmad (4/439), dinyatakan Sahih oleh Imam at-Tirmidzi, Imam Ibnu Hajar dalam “Fathul Bari” (11/6) dan Syaikh al-Albani, serta dinyatakan Hasan oleh Imam al-Baihaqi dalam “Syu’abul iman” (6/453) dan dibenarkan oleh Imam al-‘Iraqi dalam “Takhriiju ahadîtsil ihya’” (2/164)]
Semoga bermanfaat, wallahu taala a’lamu bisshowaab.
NB:
Sungguh ini intropeksi buat diri saya sendiri. Dan saya sendiri juga selama ini berada dalam ke khilafan… astaqfirullah’aladziim…
Sumber:
https://rumaysho.com/182-ucapan-salam-amalan-mulia-yang-ditinggalkan.html
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Email: [email protected]
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
Baca juga:
JANGAN SINGKAT UCAPAN SALAM DENGAN ASS WR WB
Leave A Comment