“Siapa yang menyia-nyiakan pengajaran kepada anak-anaknya dalam perkara yang memberi manfaat bagi si anak, dan membiarkan anaknya dengan sia-sia (yakni tidak dididik dan diajari), berarti dia telah berbuat kejelekan yang paling puncak kepada anaknya.
Mayoritas anak-anak itu rusak karena ulah orang tua mereka pada mulanya, dan penyia-nyiaan orang tua terhadap anaknya, dengan tidak memberikan pengajaran kepada anak tentang kewajiban-kewajiban agama dan Sunnah-sunnahnya.
Ketika anak-anak itu masih kecil, mereka disia-siakan oleh orang tuanya, hingga mereka tidak dapat memberi manfaat kepada diri mereka sendiri, dan tidak bermanfaat pula bagi orang tua mereka ketika orang tuanya di usia senja (tua).
Sebagaimana sebagian anak-anak itu berkata kepada ayahnya sebagai dalil/ alasan perbuatan durhakanya mereka yang telah mereka lakukan kepada ayahnya:
“Wahai ayahku, dulu engkau berbuat durhaka kepadaku ketika aku masih kecil (yakni dengan tidak memberikan pengajaran yang baik padaku, edt.). Maka sekarang aku mendurhakaimu ketika engkau sudah tua. Engkau menyia-nyiakan aku ketika aku masih kecil, maka aku menyia-nyiakanmu ketika engkau sudah tua.”
[Tuhfatul Maudud bi Ahkaamil Maulud (hal. 387), karya Al-Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullah, Penerbit Daru Ibnil Qayyim, thn. 1431/2010, Tahqiq Syaikh Abu Usamah Salim bin ‘Ied Al-Hilaly hafidzhahullah]
Semoga ini bisa menjadi nasihat bagi kita semuanya, agar kita tidak melupakan kewajiban kita terhadap anak-anak kita, yang Allah taala amanahkan kepada kita.
Kita juga memohon taufik dan hidayah dari Allah taala, agar bisa istiqamah mendidik dan memimpin anak-anak kita kepada jalan yang lurus dan benar.