بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
#TazkiyatunNufus
#NasihatUlama
JADILAH KAMU DI DUNIA SEPERTI ORANG ASING
Semoga Allah ta’ala meridai sahabat yang mulia Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, yang berkata:
“Hisablah (introspeksilah) dirimu (saat ini) sebelum kamu dihisab (diperiksa/dihitung amal perbuatanmu pada Hari Kiamat). Dan timbanglah dirimu (saat ini), sebelum (amal perbuatan)mu ditimbang (pada Hari Kiamat). Karena sesungguhnya akan mudah bagimu (menghadapi) hisab besok (Hari Kiamat), jika kamu (selalu) mengintrospeksi dirimu saat ini. Dan hiasilah dirimu (dengan amal saleh) untuk menghadapi (hari) yang besar, (ketika manusia) dihadapkan (kepada Allah ta’ala):
يَوْمَئِذٍ تُعْرَضُونَ لا تَخْفَى مِنْكُمْ خَافِيَةٌ
“Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Allah), tiada sesuatu pun dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi-Nya).” (QS. Al Haaqqah: 18). (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam kitab beliau Az Zuhd (hal. 120), dengan sanad yang Hasan)
Senada dengan ucapan di atas, sahabat yang mulia Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata: “Sesungguhnya dunia telah pergi meninggalkan (kita), sedangkan Akhirat telah datang di hadapan (kita), dan masing-masing dari keduanya (dunia dan Akhirat) memiliki pengagum. Maka jadilah kamu orang yang mengagumi/mencintai Akhirat, dan janganlah kamu menjadi orang yang mengagumi dunia. Karena sesungguhnya saat ini (waktunya) beramal, dan tidak ada perhitungan. Adapun besok (di Akhirat) adalah (saat) perhitungan, dan tidak ada (waktu lagi untuk) beramal.” (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Az Zuhd (hal. 130) dan dinukil oleh Imam Ibnu Rajab Al Hambali dalam kitab beliau Jaami’ul ‘uluumi wal hikam (hal. 461)).
Dunia tempat persinggahan sementara dan sebagai ladang Akhirat tempat kita mengumpulkan bekal untuk menempuh perjalanan menuju negeri yang kekal abadi itu. Barang siapa yang mengumpulkan bekal yang cukup, maka dengan izin Allah dia akan sampai ke tujuan dengan selamat. Dan barang siapa yang bekalnya kurang, maka dikhawatirkan dia tidak akan sampai ke tujuan.
Rasulullah ﷺ mengajarkan kepada kita sikap yang benar dalam kehidupan di dunia, dalam sabda beliau ﷺ:
“Jadilah kamu di dunia seperti orang asing atau orang yang sedang melakukan perjalanan.” (HR. Al Bukhari no. 6053)
Hadis ini merupakan bimbingan bagi orang yang beriman, tentang bagaimana seharusnya dia menempatkan dirinya dalam kehidupan di dunia. Karena orang asing (perantau), atau orang yang sedang melakukan perjalanan, adalah orang yang hanya tinggal sementara, dan tidak terikat hatinya kepada tempat persinggahannya, serta terus merindukan untuk kembali ke kampung halamannya. Demikianlah keadaan seorang Mukmin di dunia, yang hatinya selalu terikat dan rindu untu kembali ke kampung halamannya yang sebenarnya, yaitu Surga tempat tinggal pertama kedua orang tua kita, Adam ‘alaihis salam dan istrinya Hawa, sebelum mereka berdua diturunkan ke dunia.
Dalam sebuah nasihat tertulis yang disampaikan Imam Hasan Al Bashri kepada Imam Umar bin Abdul Azizi, beliau berkata:
“…Sesungguhnya dunia adalah negeri perantauan dan bukan tempat tinggal (yang sebenarnya), dan hanyalah Adam ‘alaihis salam diturunkan ke dunia ini untuk menerima hukuman (akibat perbuatan dosanya)…” (Dinukil oleh Ibnul Qayyim dalam kitab beliau Ighaatsatul Lahfaan (hal. 84 – Mawaaridul Amaan))
Sumber: https://muslim.or.id/991-perjalanan-menuju-Akhirat.html
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ DENGAN DALIH TOLERANSI, JANGAN SAMPAI KITA KEBABLASAN Dengan dalih toleransi, jangan sampai kita kebablasan.…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ BOLEH TOLERANSI, TAPI JANGAN KEBABLASAN Boleh toleransi, tapi jangan kebablasan. Tidak sedikit orang…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ BOLEH DAN TIDAK BOLEH TERHADAP NON-MUSLIM (TAUTAN e-BOOK) Agar toleransi tidak kebablasan, cobalah…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ LIMA PRINSIP RUMAH TANGGA ISLAMI (E-BOOK) Islam agama yang sempurna. Maka pasti ada…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ KABAR GEMBIRA BAGI YANG TELAH MENYESALI DOSANYA (e-BOOK) Oleh: Ustadz: Dr. Abu Hafizhah…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ SAFAR WANITA TANPA MAHRAM DIBOLEHKAN DENGAN KETENTUAN DAN SYARAT, BENARKAH? Asalnya, Safar Wanita…