بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
#MutiaraSunnah
INDAHNYA SIFAT MALU
Rasulullahﷺ bersabda:
الْحَيَاءُ لَا يَأْتِي إِلَّا بِخَيْرٍ
“Rasa malu itu tidaklah mendatangkan, kecuali kebaikan.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Imron bin Hushoin radhiyallahu’anhu]
Al-Imam Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah berkata:
وإذا كان عند الإنسان حياء وجدته يمشي مشيا مستقيما ليس بالعجلة التي يذم عليها وليس بالتماوت الذي يذم عليه أيضا كذلك إذا تكلم تجده لا يتكلم إلا بالخير وبكلام طيب وبأدب وبأسلوب رفيع ما يقدر عليه وإذا لم يكن حييا فإنه يفعل ما شاء كما جاء في حديث الصحيح إن مما أدرك الناس من كلام النبوة الأولى إذا لم تستح فاصنع ما شئت وكان النبي صلى الله عليه وسلم اشد حياء من العذراء في خدرها العذراء المرأة التي لم تتزوج وعادتها أن تكون حيية فالرسول عليه الصلاة والسلام أشد حياء من العذراء في خدرها ولكنه لا يستحي من الحق يتكلم بالحق ويصدع به لا يبالي بأحد فأما ما لا تضع به الحقوق فإنه صلى الله عليه وسلم كان أحيى الناس فعليك يا أخي باستعمال الحياء والأدب والتخلق بالأخلاق الطيبة التي تمدح بها بين الناس
“Jika seseorang memiliki rasa malu, maka engkau dapati dirinya berperilaku lurus. Tidak tergesa-gesa, yang akan mengakibatkan ia dicela, tidak pula lambat, yang akan membuat ia dicerca.
Demikian pula jika ia berbicara, engkau dapati dirinya tidak berbicara, kecuali dalam kebaikan, dan dengan ucapan yang baik, beradab dan cara penyampaian yang sangat santun, yang menjadikan ia dihormati.
Adapun jika ia tidak tahu malu, maka ia akan melakukan apa saja yang ia kehendaki (tanpa peduli benar atau salah), sebagaimana dalam hadis shahih:
إنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلَامِ النُّبُوَّةِ الْأُولَى: إذَا لَمْ تَسْتَحِ فَاصْنَعْ مَا شِئْت
“Sesungguhnya termasuk yang diketahui manusia dari ucapan kenabian terdahulu: Apabila kamu tidak tahu malu, maka lakukanlah semaumu.” [HR. Al-Bukhari dari Abu Mas’ud Uqbah bin Amr Al-Anshori radhiyallahu’anhu]
Dan Nabi Muhammad ﷺ lebih pemalu dari seorang wanita perawan yang dipingit. Seorang wanita perawan yang belum nikah pada umumnya sangat pemalu. Namun Rasulullah ﷺ lebih pemalu dari seorang wanita perawan yang dipingit.
Akan tetapi Rasulullah ﷺ tidak malu, dan tidak segan kepada siapa pun, untuk mengatakan yang benar dan menampakkannya.
Adapun dalam urusan yang tidak mengabaikan hak-hak, maka Nabi Muhammad ﷺ adalah orang yang paling pemalu.
Maka hendaklah engkau wahai Akhi, senantiasa memiliki sifat malu, beradab dan berakhlak yang baik, yang terpuji di tengah manusia.” [Syarhu Riyadhis Shalihin, 4/25]
Penulis: Al-Ustadz Sofyan Chalid Ruray hafizhahullah
Sumber: https://www.facebook.com/sofyanruray.info/posts/760083890807762:0
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ DENGAN DALIH TOLERANSI, JANGAN SAMPAI KITA KEBABLASAN Dengan dalih toleransi, jangan sampai kita kebablasan.…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ BOLEH TOLERANSI, TAPI JANGAN KEBABLASAN Boleh toleransi, tapi jangan kebablasan. Tidak sedikit orang…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ BOLEH DAN TIDAK BOLEH TERHADAP NON-MUSLIM (TAUTAN e-BOOK) Agar toleransi tidak kebablasan, cobalah…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ LIMA PRINSIP RUMAH TANGGA ISLAMI (E-BOOK) Islam agama yang sempurna. Maka pasti ada…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ KABAR GEMBIRA BAGI YANG TELAH MENYESALI DOSANYA (e-BOOK) Oleh: Ustadz: Dr. Abu Hafizhah…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ SAFAR WANITA TANPA MAHRAM DIBOLEHKAN DENGAN KETENTUAN DAN SYARAT, BENARKAH? Asalnya, Safar Wanita…