Mengenang masa lalu adalah keindahan dan kenikmatan.
Berkumpul dengan teman lama, sambil merajut kenangan pahit getir, maupun suka cita masa lalu, adalah impian setiap jiwa.
Bernostalgia tentang arti sebuah persahabatan dan kebersamaan, keikhlasan, pengorbanan dan perjuangan, adalah kebahagian.
Meskipun di sana terkadang ada kecemburuan, persaingan tak sehat, pengkhianatan, terzalimi dan menzalim, semua kabut tersebut hilang dengan datangnya mentari reuni.
Ingin rasanya mengulang hari-hari yang telah berlalu, walau tahu hal tersebut tak pernah berulang.
Tinggallah kenangan yang tersimpan dalam arsip hati.
Reuni di dunia itu indah, namun ia kan menampakkan hakikat usiamu yang bertambah dan ajalmu yang berkurang.
Sekiranya kita bisa mengambil ibrah.
Engkau yang dahulu gagah perkasa, tampan rupawan, energik, dengan segudang kelebihan, kini tak muda lagi.
Berkacalah …
Niscaya kau dapati ubanmu mulai bertabur.
Kau rasakan pandangan matamu mulai kabur.
Kau lihat gurat-gurat kulitmu mulai mengendur.
Bahkan sebagian sahabatmu telah wafat terkubur.
Ya, reuni dapat menunjukkan kini dirimu telah sukses, memiliki segalanya yang dahulu tak kau miliki.
Tetapi sayang seribu sayang, usiamu tak muda lagi, sebentar lagi kau kan kembali ke kampung halaman sejati.
Reuni itu nikmat, walaupun pada sebagian orang ia menjadi petaka, karena akan kembali membangkitkan cinta lama yang bersemi kembali, tatkala keduanya masing-masing telah memiliki pasangan yang sah.
Betapa banyak bangunan rumah tangga yang porak-poranda dan runtuh sendi-sendinya setelah reuni.
Virus CLBK (Cinta Lama Bersemi Kembali) setelah reuni telah banyak memakan korban.
Sebagian sadar dan kembali, namun ada pula yang tersesat jalan dan tak kembali, nekat meretas jurang kehinaan zina dan perselingkuhan.
Reuni itu indah jika dapat menjadi jembatan “ta’awun ‘alal birri wat-taqwa”.
Sharing kebaikan dan saling mengingatkan diri untuk meniti jembatan takwa.
Bukan sekadar ajang pamer kedudukan dan kekayaan, apalagi menjadi titian menuju maksiat dan kejelekan.
Sahabat …
Seluruh reuni di dunia ini adalah fana.
Kita berkumpul bahagia untuk akhirnya berpisah.
Kita bareng tertawa untuk akhirnya menangis.
Kebahagian yang kita jalani hanyalah sesaat, laksana mimpi indah yang lenyap tatkala kita terbangun.
Di balik reuni di dunia ini, ada reuni nan abadi dan hakiki di negeri Akhirat kelak.
Di sanalah reuni yang paling indah dan menawan, tatkala engkau dan sahabat, kerabat, handai tolan, anak dan istri, serta seluruh orang yang kau cintai dikumpulkan bersama di Surga Jannatun naim.
Allah ﷻ berfirman yang artinya:
Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami sertakan anak cucu mereka dengan mereka (di Surga), dan Kami tiada mengurangi sedikit pun dari pahala amal mereka.” [QS. At-Thur: 21]
Tatkala Anda digiring dan dikumpulkan bersama golongan para nabi, shiddiqin, syuhada dan shalihin.
Allah ﷻ berfirman yang artinya:
“Dan barang siapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.” [QS. An -Nisa 69]
Ketika itulah kisah-kisah indah tentang kesabaran, ketaatan, saling bertausiyah untuk kebaikan akan mengalir.
Reuni akbar yang tiada kan berpisah lagi setelahnya.
Namun di sana pulalah reuni yang mengharu biru tatkala Allah mengumpulkan semua orang-orang zalim satu sama lainnya, beserta seluruh pasangan mereka, dan apa yang mereka sembah.
Allah ﷻ berfirman yang artinya: (kepada malaikat diperintahkan):
“Kumpulkanlah orang-orang yang zalim beserta teman sejawat mereka dan Sembahan-sembahan yang selalu mereka sembah selain Allah. Maka giringlah mereka jalan ke Neraka.” [QS. As -Shaffat: 22-23]
Kisah-kisah tentang pengkhiatan, penyesalan orang-orang yang disesatkan, dan tuntutan mereka terhadap orang yang menyesatkan pun bergulir.
Allah ﷻ berfirman yang artinya: Dan orang-orang kafir berkata:
“Ya Rabb kami, perlihatkanlah kepada kami dua jenis orang yang telah menyesatkan kami, (yaitu) sebagian dari jin dan manusia, agar kami letakkan keduanya di bawah telapak kaki kami, supaya kedua jenis itu menjadi orang-orang yang hina.” [QS. Fusshilat: 29]
Kisah penyesalan orang-orang yang meninggalkan jalan Nabi, dan berteman dengan orang-orang yang zalim dan sesat.
Allah ﷻ berfirman yang artinya:
Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya berkata:
“Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku, kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si Fulan itu teman akrab(ku).
Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Alquran, ketika Alquran itu telah datang kepadaku. Dan adalah setan selalu menjadi penghalang manusia untuk kebaikan.” [QS. Alfurqan: 27-29]
Sahabat …
Terkadang kesibukan dan tugas-tugas di dunia menghalangi jasad ini tuk berkumpul denganmu.
Aku mohon maaf sekiranya tak dapat berkumpul jasad bersama kalian.
Hanya kepada Zat Yang Maha Pemurah aku berharap, semoga jika niat untuk berkumpul bersama kalian terhalang di dunia ini, maka Allah akan gantikan dengan reuni abadi di taman-taman Surga kelak.
Jikalah aku tidak bersama kalian di sana, aku berlindung kepada Allah dari Neraka, maka mohonkan syafaatmu untukku kelak, atas dasar persahabatan iman yang kita bina dahulu di dunia.