Siapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, maka Dia akan ganti dengan yang lebih baik.
Siapa yang meninggalkan budaya dan tradisi syirik, maka Allah akan menggantikannya dengan beribadah pada Allah semata. Salatnya untuk Allah, sembelihan tumbalnya untuk Allah, dan sedekahnya jadinya untuk Allah.
Siapa yang meninggalkan ibadah yang tidak ada tuntunan karena Allah, maka Allah akan memberikan cahaya Sunnah untuknya, jalan yang terang benderang yang jauh dari kesia-siaan.
Siapa yang meninggalkan pekerjaan yang haram, pekerjaan riba dan profesi yang mengundang laknat Allah, maka Allah akan ganti dengan pekerjaan halal yang lebih menenteramkan jiwa.
Siapa yang meninggalkan pujaan hati yang belum halal karena Allah, maka Allah akan beri ganti dengan jodoh terbaik yang lebih menjaga kesucian diri.
Siapa yang meninggalkan nyanyian yang sia-sia dan musik yang banyak melalaikan, maka Allah akan ganti dengan hal yang lebih bermanfaat dan dijauhkan dari kemunafikan.
Siapa yang meninggalkan kecanduan rokok, miras, dan narkoba karena Allah, maka Allah ganti dengan kesehatan dan keselamatan pada jiwanya.
Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:
روى أحمد بسند صحيح أن النبي ﷺ قال : «إنك لن تدع شيئًا لله عز وجل إلا أبدلك الله به ما هو خير لك منه»،
العوض أنواع مختلفة، وأجلُّ ما يعوض به : الأنسُ بالله ، ومحبته، وطمأنينة القلب به، وقوته ونشاطه، وفرحه ورضاه عن ربه تعالى.
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dengan sanad yang Sahih, bahwa Nabi ﷺ bersabda (artinya):
“Sungguh tidaklah engkau meninggalkan sesuatu karena ALLAH, melainkan ALLAH akan menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik bagimu dari yang engkau tinggalkan.”
Ganti dari ALLAH sangat banyak macamnya. Yang paling agung atau mulia adalah kedekatan kepada ALLAH, hati merasa tenang dengan-Nya, kuat, semangat, serta senang dan rida kepada Rabb-nya taala.” [Al-Fawaid, 107]
Ibnul Qayyim rahimahullah juga berkata:
“Akan terasa sulit jika seseorang meninggalkan hal-hal yang ia sukai dan gandrungi, lantas ia meninggalkannya karena selain Allah.
Namun jika jujur dan ikhlas dari dalam hati dengan meninggalkannya karena Allah, maka tidak akan terasa berat untuk meninggalkan hal tadi. Yang terasa sulit cuma di awalnya saja sebagai ujian, apakah hal tersebut sanggup untuk ditinggalkan. Apakah meninggalkan hal itu jujur ataukah dusta? Jika ia terus bersabar dengan menahan kesulitan yang hanya sedikit, maka ia akan memeroleh kelezatan.”
Ibnu Sirin pernah berkata, bahwa ia mendengar Syuraih bersumpah dengan nama Allah, hamba yang meninggalkan sesuatu karena Allah, maka ia akan meraih apa yang pernah luput darinya.
Adapun perkataan “Siapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, maka akan diberi ganti yang lebih baik dari itu”, ganti yang diberikan di sini beraneka ragam. Akan tetapi ganti yang lebih besar yang diberi adalah kecintaan dan kerinduan pada Allah, ketenangan hati, keadaan yang terus mendapatkan kekuatan, terus memiliki semangat hidup, juga kebanggaan diri serta rida pada Allah Ta’ala.” [Al Fawaid, hal. 166]