سْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
#SifatSholatNabi
HUKUM SHOLAT JUMAT DI JALAN RAYA
Bismillah was sholatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,
Mayoritas Ulama (Hanafiyah, Syafiiyah, Dan Hambali) berpendapat, Jumatan tidak harus dilakukan masjid. Jumatan boleh dilakukan di luar masjid, termasuk di jalanan. Hanya saja, Syafi’iyah memersyaratkan, harus dilakukan di dalam kota atau di dalam kampung, yang kanan-kirinya ada bangunan. Dan tidak boleh dilakukan di tanah lapang di luar kampung, seperti sholat ‘Ied di lapangan.
Zainudin Al-Iraqi – ulama Syafiiyah – (w. 806 H) mengatakan:
مذهبنا [ أي : مذهب الشافعية ] : أن إقامة الجمعة لا تختص بالمسجد ، بل تقام في خِطة الأبنية ؛ فلو فعلوها في غير مسجد لم يُصلّ الداخل إلى ذلك الموضع في حالة الخطبة ، إذ ليست له تحية
“Madzhab kami (Madzhab Syafiiyah), pelaksanaan sholat Jumat tidak harus di masjid, namun bisa dilaksanakan di semua lokasi yang tertutup bangunan. Jika ada orang yang melakukan Jumatan di selain masjid, maka orang memasuki wilayah yang digunakan untuk sholat Jumat itu, ketika khutbah Jumat telah dimulai, maka dia TIDAK DISYARIATKAN sholat Tahiyatul Masjid, karena tempat itu bukan masjid, yang disyariatkan untuk dilaksanakan Tahiyatul Masjid. (Tharh At-Tatsrib, 4/90).
Sementara dalam Madzhab Hambali, Jumatan bisa dilaksanakan di mana pun, termasuk di lapangan sebagaimana sholat ‘Ied.
Al-Mardawi – ulama hambali – (w. 885 H) mengatakan:
قوله: ( ويجوز إقامتها في الأبنية المتفرقة , إذا شملها اسم واحد ، وفيما قارب البنيان من الصحراء ) وهو المذهب مطلقا . وعليه أكثر الأصحاب . وقطع به كثير منهم . وقيل : لا يجوز إقامتها إلا في الجامع
Keterangan penulis: “Boleh mengadakan Jumatan di satu tempat yang terkepung beberapa bangunan, jika wilayah Jumatan itu masih satu tempat. Boleh juga dilakukan di tanah lapang dekat bangunan pemukiman.” Inilah pendapat Madzhab Hambali, dan pendapat yang dipilih Mayoritas Ulama Hambali. Ada juga yang mengatakan: ‘Tidak boleh mengadakan sholat Jumat kecuali di masjid jami’.’ (Al-Inshaf, 4/23)
Ibnu Qudamah menjelaskan:
ولا يشترط لصحة الجمعة إقامتها في البنيان ، و يجوز إقامتها فيما قاربه من الصحراء ، و بهذا قال أبو حنيفة
Bukan termasuk syarat sah Jumatan harus dilakukan di antara bangunan. Boleh juga dilaksanakan di tanah lapang yang dekat dengan bangunan. Ini merupakan pendapat Abu Hanifah. (al-Mughni, 2/171)
Berbeda dengan Madzhab Malikiyah, mereka memersyaratkan, bahwa Jumatan harus dilakukan di masjid jami’.
Dalam At-Taj wal Iklil – kitab Madzhab Maliki – disebutkan beberapa pendapat ulama Malikiyah:
ابْنُ بَشِيرٍ : الْجَامِعُ مِنْ شُرُوطِ الْأَدَاءِ
Ibnu Basyir mengatakan: “Masjid jami’ merupakan syarat pelaksanaan sholat Jumat.”
Ibnu Rusyd mengatakan:
ابْنُ رُشْدٍ : لَا يَصِحُّ أَنْ تُقَامَ الْجُمُعَةُ فِي غَيْرِ مَسْجِدٍ ( مَبْنِيٍّ ) الْبَاجِيُّ : مِنْ شُرُوطِ الْمَسْجِدِ الْبُنْيَانُ الْمَخْصُوصُ عَلَى صِفَةِ الْمَسَاجِدِ، فَإِنْ انْهَدَمَ سَقْفُهُ صَلَّوْا ظُهْرًا أَرْبَعًا
‘Tidak sah pelaksanaan sholat Jumat di selain masjid (yang ada bangunannya).’ Sementara Al-Baji mengatakan: ‘Di antara syarat masjid adalah adanya bangunan khusus dengan model masjid. Jika atapnya hancur maka diganti sholat Zuhur 4 rakaat.’ (At-Taj wal Iklil, 2/237)
Dan pendapaat yang lebih mendekati dalam hal ini adalah pendapat Jumhur (Mayoritas) Ulama bahwa Jumatan TIDAK HARUS dilakukan di masjid. Sehingga Jumatan yang dilaksanakan di jalan, dikelilingi dengan gedung-gedung di sekitarnya, SAH menurut pendapat Mayoritas Ulama.
Allahu a’lam.
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)
Sumber: https://konsultasisyariah.com/28638-hukum-Jumatan-di-jalanan.html
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ DENGAN DALIH TOLERANSI, JANGAN SAMPAI KITA KEBABLASAN Dengan dalih toleransi, jangan sampai kita kebablasan.…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ BOLEH TOLERANSI, TAPI JANGAN KEBABLASAN Boleh toleransi, tapi jangan kebablasan. Tidak sedikit orang…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ BOLEH DAN TIDAK BOLEH TERHADAP NON-MUSLIM (TAUTAN e-BOOK) Agar toleransi tidak kebablasan, cobalah…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ LIMA PRINSIP RUMAH TANGGA ISLAMI (E-BOOK) Islam agama yang sempurna. Maka pasti ada…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ KABAR GEMBIRA BAGI YANG TELAH MENYESALI DOSANYA (e-BOOK) Oleh: Ustadz: Dr. Abu Hafizhah…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ SAFAR WANITA TANPA MAHRAM DIBOLEHKAN DENGAN KETENTUAN DAN SYARAT, BENARKAH? Asalnya, Safar Wanita…