>> Tidak Mampu Membiayai Mahram, Apakah Kewajiban Haji atau Umrah Tetap di Pundaknya?
1. Apakah seorang janda masih muda boleh pergi umrah/haji tanpa mahram, dan bagaimana bila janda tersebut sudah tua dan tidak memiliki mahram. Andaipun ada, bagaimana bila mahram tersebut tidak mampu secara ekonomi, bolehkah ia pergi sendiri?
2. Wanita sudah dewasa belum bersuami bolehkah pergi haji tanpa mahram. Bagaimana hukumnya bila dibuatkan surat mahram, apakah umrah dan hajinya sah?
Jawaban Redaksi salamdakwah.com:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,
1. Wanita yang bersafar untuk tujuan haji/umrah harus ditemani oleh mahram, ini adalah pendapat yang kuat. Dalilnya adalah:
لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ، وَلاَ تُسَافِرَنَّ امْرَأَةٌ إِلَّا وَمَعَهَا مَحْرَمٌ» ، فَقَامَ رَجُلٌ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، اكْتُتِبْتُ فِي غَزْوَةِ كَذَا وَكَذَا، وَخَرَجَتِ امْرَأَتِي حَاجَّةً، قَالَ: «اذْهَبْ فَحُجَّ مَعَ امْرَأَتِكَ.
“Janganlah seorang laki-laki menyendiri dengan seorang wanita, dan janganlah seorang wanita melakukan safar kecuali bersama mahramnya.” Maka ada seseorang yang berdiri seraya bertanya: “Wahai Rasulullah, saya terdaftar untuk berangkat perang ini dan itu, sedangkan istri saya ingin safar melakukan haji.” Maka Rasulullah ﷺ bersabda:”Pergilah dan berangkatlah haji bersama istrimu.” [HR. Bukhari no.3006 dan Muslim no.1341]
لاَ يَحِلُّ لِامْرَأَةٍ تُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ أَنْ تُسَافِرَ مَسِيرَةَ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ لَيْسَ مَعَهَا حُرْمَةٌ »ا
Tidak halal bagi seorang wanita yang beriman kepada Allah dan Hari Kiamat untuk bepergian yang ditempuh dalam sehari semalam, tanpa ada mahram yang menyertainya. [HR. Bukhari no.1088 dan Muslim no.1339. Lafal di atas dikeluarkan oleh Bukhari]
Apabila memang tidak bisa mencari dan memberangkatkan mahram, maka IA TIDAK BERKEWAJIBAN untuk melaksanakan haji, sebab ia digolongkan kepada ORANG YANG TIDAK MAMPU. Inilah pendapat yang dikuatkan Syaikh Utsaimin rahimahullah ta’ala. [Lihat: http://www.ibnothaimeen.com/all/khotab/article_543.shtml] 2. Wanita yang sudah baligh meski belum bersuami tetap diwajibkan untuk disertai mahram saat berhaji, bila jarak yang ia tempuh untuk itu menuntutnya untuk bersafar. Dalilnya telah disebutkan di atas. Apabila seorang wanita baligh tetap memaksakan diri untuk berhaji tanpa mahram, maka ia berdosa, meski hajinya tetap sah, bila syarat dan rukunnya terpenuhi, serta pembatalnya dihindari. Pendapat ini yang dikuatkan oleh Syaikh Utsaimin rahimahullah ta’ala. [Lihat Asy-Syarh Al-Mumti’ Ala Zad Al-Mustaqni’ 7/37]
Hukum ini juga berlaku pada umrah. Apabila yang dimaksud dengan surat Mahram adalah membuat surat yang menunjukkan bahwa ia ditemani mahram, padahal sebenarnya tidak, maka ia juga berdosa disebabkan kebohongan yang telah ia perbuat.
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم