“Apakah kamu tidak memerhatikan orang-orang (Yahudi) yang diberi bahagian dari Al-Kitab? Mereka percaya kepada jibt (sihir) dan thaghut (setan dan dukun), dan mengatakan kepada orang-orang kafir (Musyrikin Mekah), bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari orang-orang yang beriman.” [QS. An-Nisa: 51]
Amirul Mukminin Umar bin Khattab radhiyallahu’anhu berkata:
الجبت السحر، و”الطاغوت” الشيطان
“Jibt adalah sihir, dan thaghut adalah setan.” [Tafsir Ath-Thobari, 8/462 no. 9766, Kitab Tauhid, hal. 72]
Sahabat yang Mulia Jabir bin Abdullah radhiyallahu’anhuma berkata:
الطواغيت: كُهَّان كان ينزل عليهم الشيطان، في كل حيٍّ واحد
“Thaghut-thaghut adalah dukun-dukun. Dahulu setan selalu mendatangi mereka. Di setiap kabilah ada satu dukun.” [Ad-Durrul Mantsur, 2/22, 582-583, Kitab Tauhid, hal. 72]
Al-Imam Mujahid rahimahullah berkata:
الجبت السحر، و”الطاغوت”، الشيطان والكاهن
“Jibt adalah sihir, dan thaghut adalah setan dan dukun.” [Tafsir Ath-Thobari, 8/462 no. 9771]
Asy-Syaikh Sulaiman bin Abdullah rahimahullah menjelaskan:
“Maknanya, pada setiap Kabilah Arab dahulu ada seorang dukun untuk mereka berhukum kepadanya, dan bertanya tentang perkara gaib. Itulah keadaan sebelum diutusnya Nabi ﷺ. Maka Allah taala menghapusnya dengan Islam, dan langit telah dijaga (dari setan pencuri berita untuk disampaikan kepada dukun), dengan bintang-bintang (yang dilemparkan kepada setan-setan tersebut).” [Taisirul ‘Azizil Hamid, hal. 328]
Siapa Itu Dukun?
Asy-Syaikh Ibnul ‘Utsaimin rahimahullah berkata:
“Dikatakan bahwa dukun adalah:
1) Seorang yang suka mengabarkan apa yang tersembunyi di dalam hati manusia.
2) Juga dikatakan bahwa dukun adalah seorang yang suka mengabarkan perkara-perkara gaib yang akan terjadi di masa depan.
Dahulu para dukun tersebut didatangi oleh setan-setan dengan membawa berita yang mereka curi dari (pembicaraan malaikat) di langit. Dan setiap Kabilah Arab memiliki seorang dukun yang memiliki khadam setan-setan. Maka para khadam ini selalu datang kepadanya dengan membawa berita curian dari langit. Dan kaum musyrikin berhukum kepada para dukun tersebut di masa jahiliyah.” [Al-Qoulul Mufid, 1/493]
Jelaslah bahwa yang mengaku-ngaku tahu perkara gaib adalah dukun. Maka dukun itu musyrik. Dan memercayainya adalah syirik, karena hanya Allah yang mengetahui perkara gaib.
Allah ﷻ menegaskan:
قُلْ لا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَالأرْضِ الْغَيْبَ إِلا اللَّهُ
“Katakanlah: Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang gaib, kecuali Allah.” [QS. An-Naml: 65]
“Barang siapa mendatangi dukun atau peramal lalu ia memercayai ucapan dukun atau peramal tersebut, maka ia telah kafir terhadap (Alquran) yang diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam.” [HR. Ahmad dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu dan Al-Bazzar dari Jabir radhiyallahu’anhu, Ash-Shahihah: 3387]
Penulis: Ustadz Sofyan Chalid bin Idham Ruray, Lc hafizhahullah