“Lebih dari dua kali (dalam riwayat lain, belasan kali), Rasulullah ﷺ membaca Surat al-Ikhlas dan al-Kafirun di dua rakaat sebelum Subuh, dan dua rakaat setelah Maghrib.” [HR. Ahmad 4763 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth]
“Aku memerhatikan Rasulullah ﷺ selama 20 kali, membaca Surat al-Kafirun dan al-Ikhlas di dua rakaat setelah Maghrib dan dua rakaat sebelum Subuh.” [HR. Nasai 992 dan dihasankan al-Albani]
Kemudian keterangan sahabat Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu:
“Tak terhitung aku mendengar Rasulullah ﷺ membaca Surat al-Kafirun dan al-Ikhlas ketika salat dua rakaat setelah Maghrib dan dua rakaat sebelum Subuh.” [HR. Tumurdzi 431 dan dishahihkan al-Albani]
Nabi ﷺ terbiasa membaca Surat al-Kafirun dan al-Ikhlas ketika mengerjakan dua rakaat sebelum Subuh dan dua rakaat setelah Maghrib. [HR. Thabrani dalam al-Ausath 7304]
Kesimpulannya, dianjurkan untuk merutinkan membaca Surat al-Kafirun dan Surat al-Ikhlas ketika Salat Qabliyah Subuh dan Bakdiyah Maghrib.
Rahasia Nabi ﷺ Merutinkan Surat al-Ikhlas dan al-Kafirun
Salat Qabliyah Subuh adalah salat sunah yang mengawali waktu pagi, dan Bakdiyah Maghrib adalah salat sunah yang mengawali waktu malam.
Sementara Surat al-Kafirun dan al-Ikhlas adalah dua surat yang mengajarkan prinsip-prinsip tauhid.
Surat al-Ikhlas mengajarkan Tauhid Rububiyah dan Asma Wa Shifat. Artinya apa saja yang harus kita yakini tentang Allah, keyakinan bahwa Allah satu-satunya yang berhak diibadahi, tidak beranak dan tidak ada orang tua, dan tidak ada yang serupa dengan Allah.
Sementara Surat Al-Kafirun mengajarkan tentang kewajiban kita kepada Allah, bahwa kita harus beribadah kepada Allah, dan tidak boleh beribadah kepada selain-Nya. Dan pelajaran tentang prinsip kepada siapa kita harus loyal dan anti-loyal. Kita menyatakan, “Hai orang kafir…” ini panggilan yang menunjukkan bahwa saya dan Anda wahai kafir, adalah SALING BERTENTANGAN, sehingga tidak mungkin kita saling mendukung.
Rasulullah ﷺ membacanya di awal pagi dan awal malam sebagai ikrar tauhid setiap pagi dan petang. [Bada’i al-Fawaid, 1/145 – 146]
Allahu a’lam.
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)