“Allahumma arinal haqqo, haqqo, warzuqnattiba’ah, wa arinal batila, batila, warzuqnajtinabah.
Artinya:
Ya Allah, tunjukkanlah yang haq itu sebagai haq, dan kurniakanlah kami kekuatan untuk mengikutinya (memerjuangkannya). Dan tunjukkanlah yang batil itu sebagai batil, dan kurniakanlah kami kekuatan untuk menjauhinya (menghapuskannya).”
Doa ini matsur dari sahabat Umar bin Al-Khaththab radhiallaahu ‘anhu, disebutkan oleh al-Buhutiy dalam kitabnya Syarah Muntaha al-Iroodaat, lalu menyandarkannya kepada Umar bin Al-Khaththab radhiallaahu ‘anhu. Disebutkan juga oleh Ibnu Katsir (1/444) ketika menafsirkan Surat Al Baqarah ayat 213.
Doa ini mengandung makna yang sangat bermanfaat dan mendalam. Di antara intisari makna doa ini berdasarkan penjelasan asy-Syaikh Abu Umar yang bisa dibaca di http://ar.islamway.net/article/16119/قف-وتأمل-مع-هذا-الدعاء-المجمل adalah:
1. Dalam kehidupan ini pasti terdapat perkara yang haq dan yang batil. Dan sesunggunya kedua perkara ini sangat jelas. Kemudian ternyata masing-masing memiliki pendukung, yang tentu saja seharusnya seorang mukmin menjadi pendukung kebenaran, sebagaimana firman-Nya:
“Yang demikian adalah karena sesungguhnya orang-orang kafir mengikuti yang batilm dan sesungguhnya orang-orang mukmin mengikuti yang haq dari Tuhan mereka. Demikianlah Allah membuat untuk manusia perbandingan-perbandingan bagi mereka.” [QS. Muhammad: 3]
2. Kebenaran yang dapat menghasilkan keselematan adalah ketika Allah ﷻ menampakkan sesuatu yang haq itu sebagai sebuah kebenaran. Karena betapa banyak kaum sebelum kita yang mendapatkan kebenaran, namun mereka malah berpaling, sebagaimana firman-Nya:
“Dan tatkala kebenaran (Alquran) itu datang kepada mereka, mereka berkata: “Ini adalah sihir dan sesungguhnya kami adalah orang-orang yang mengingkarinya.” [QS. Az Zukhruf: 30]
3. Alangkah indah dan lezatnya seseorang yang Allah ﷻ tampakkan kebenaran itu sebagai sebuah kebenaran, lalu diberikan taufik untuk mengikuti kebenaran tersebut. Sebagaimana teladan para salaf kita dari kalangan sahabat radhiyallahu ‘anhum ajma’in, ketika mereka diseru untuk beriman, maka mereka pun beriman, sebagaimana firman-Nya:
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (yaitu): “Berimanlah kamu kepada Tuhanmu”, maka kami pun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbakti.” [QS. Ali Imroon: 193]
4. Setan kadang menghiasi kebatilan dengan keindahan, sehingga orang yang tidak waspada akan tertipu dengannya, sebagaimana firman-Nya:
“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia).” [QS. Al An’aam: 112]
5. Pada akhirnya kebenaranlah yang akan menang dan kebatilan akan lenyap, sebagaimana firman-Nya:
Dan katakanlah: “Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap.” Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap.” [QS. Al Israa’: 81]
6. Alangkah indah dan bahagianya seseorang yang diperlihatkan oleh Allah ﷻ, bahwa yang batil itu adalah sebuah kebatilan, lalu ia diberi taufik untuk meninggalkan kebatilan tersebut. Allah ﷻ dalam Kitab-Nya menyebutkan kisah pemuda Ashabul Kahfi yang telah ditampakkan oleh Allah kebatilan kaumnya yang mengerjakan kesyrikan, lalu para pemuda tadi meninggalkan kaumnya untuk menyelamatkan agamanya. Allah ﷻ berfirman:
“Dan apabila kamu meninggalkan mereka dan apa yang mereka sembah selain Allah, maka carilah tempat berlindung ke dalam gua itu, niscaya Tuhanmu akan melimpahkan sebagian rahmat-Nya kepadamu, dan menyediakan sesuatu yang berguna bagimu dalam urusan kamu.” [QS. Al Kahfi: 16]
Semoga Allah memberikan kemudahan bagi kita untuk menghafal dan mengamalkan doa ini.