“Sesungguhnya iman benar-benar bisa menjadi usang di dalam tubuh seseorang dari kalian, sebagaimana usangnya pakaian. Maka memohonlah kepada Allah supaya memerbarui iman di hati kalian!” [Diriwayatkan oleh Al-Hakim di dalam Al-Mustadrak I/4. Al-Haitsami di dalam Majma’ Az-Zawaid I/57 berkata, “Diriwayatkan oleh Ath-Thabarani, dan sanadnya Hasan.”]
Di dalam hadis lain, beliau Rasulillahi ﷺ bersabda:
“Tidak ada satu hati pun kecuali di sana ada mendungnya, seperti mendung yang menutupi rembulan. Jika saat rembulan bercahaya, tiba-tiba mendung menutupinya, maka gelaplah. Dan jika mendung itu menyingkir darinya, rembulan pun bercahaya (lagi).” [Diriwayatkan oleh Abu Nu’aim di dalam Hilyah Al-Aulya`, II/196. Lihat Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, hadis no. 2268]
Sesungguhnya menjaga iman dan memperbaruinya adalah penjagaan, dengan izin Allah, dari banyak penyakit hati. Futur adalah salah satunya. Karena itulah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah senantiasa menjaga iman dan memerbaruinya.
Sehubungan dengan ini, Allah ﷻ berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا …
“Wahai orang yang beriman!” [QS. Al-Baqarah (2): 104]
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa, apabila mereka dibayang-bayangi pikiran jahat (berbuat dosa) dari setan, mereka pun segera ingat kepada Allah. Maka ketika itu juga mereka melihat (kesalahan-kesalahannya).” [QS. Al-A’raf (7): 201]
Dari sinilah iman akan bertambah dan terjaga.
لِيَزْدَادُوا إِيمَانًا مَعَ إِيمَانِهِمْ…
“… untuk menambah keimanan atas keimanan mereka (yang telah ada).” [QS. Al-Fath (4): 4]
“Adapun orang-orang yang beriman, maka surat ini menambah imannya.” [QS. At-Taubah (9): 124)
Di antara perkara yang dapat menambah iman adalah memerbanyak amalan, menjaga salat sunnah Rawatib, menjaga Qiyamullail dan salat Tahajjud, serta tidak meninggalkan salat Witir, baik di saat bermukim maupun saat bepergian. Begitu pula dengan puasa sunnah, dahaga di siang hari, dari tidak menyia-nyiakan hari-hari yang utama untuk diisi dengan puasa sunnah.
Termasuk juga dapat menambah iman adalah bersedekah dengan sembunyi-sembunyi, memererat tali silaturahmi, berbakti kepada orang tua, serta berbaik hati, berbuat baik, dan memedulikan fakir miskin dan anak yatim. Tidak ketinggalan pelaksanaa umrah, haji, bersegera ke masjid dan itikaf.
Ibadah-ibadah ini memberi energi iman bagi seorang Mukmin. Ia dapat menjadi bekal di perjalanan. Ia pun dapat meringankan musibah dan memudahkan kesulitan. Adalah Rasulullah Rasulillahi ﷺ jika dilanda suatu kesulitan, sesegera mungkin beliau mengerjakan shalat. Beliau ﷺ pernah bersabda:
يا بلال أقم الصلاة ، أرحنا بها
“Mari kita beristirahat dengan salat, wahai Bilal.” [Diriwayatkan oleh Abu Dawud, IV/296 Kitab Al-Adab, hadits no. 4985, 4986 dan Ahmad di dalam Al-Musnad V/364, 371. Hadis ini dikategorikan Shahih oleh Al-Albani di dalam Shahih Al-Jami’ Ash-Shagir hadis no. 7892]
Berikut ini adalah lafal doa permohonan agar Allah memerbarui iman kita kembali:
اللَّهُمَّ جَدِّدِ الْإِيْمَانَ فِي قَلْبِي
Allaahumma jaddidil iimaana fii qolbii.
Artinya:
“Ya Allah, perbaruilah kembali iman dalam hatiku.” [Baca : Syarh Shahiih Ad-Du’a, hlm. 530]
Doa ini bisa dibaca kapan saja, antara azan dan qamat, saat sujud, menjelang salam di dalam salat, sepertiga malam terakhir, ketika safar, dll.
Semoga kita semua diberikan hati yang kembali dalam keadaan suci seperti baru.
Diketik ulang dari buku “Melejitkan Semangat Ibadah” karya Nashir bin Sulaiman Al-Umar dengan penambahan sekadarnya oleh redaksi Nasihat Sahabat.