DOA MEMINTA ANUGERAH ISTRI DAN ANAK SEBAGAI PENYEJUK MATA
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
DOA MEMINTA ANUGERAH ISTRI DAN ANAK SEBAGAI PENYEJUK MATA
Alhamdulillah.
Salawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Satu lagi sifat ‘ibadurrahman, yaitu hamba Allah beriman yang disebut dalam Surat Al Furqon, yaitu selalu memohon pada Allah karunia istri-istri dan anak-anak sebagai penyejuk mata.
“Dan orang orang yang berkata: “Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami). Dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa” [QS. Al Furqon: 74]
Apa sifat orang beriman yang disebutkan dalam ayat di atas?
Ibnu Katsir berkata:
“Mereka (hamba yang beriman) berdoa kepada Allah, agar mendapatkan keturunan yang taat kepada Allah dan menyembah Allah semata, tidak berbuat syirik kepada-Nya.”
Masya Allah … Tafsiran yang sangat bagus. Yang orang beriman harap adalah mendapatkan keturunan yang rajin ibadah dan bertauhid kepada Allah, bukan keturunan yang berbuat syirik.
Lihat pula perkataan ulama lainnya.
Ibnu ‘Abbas berkata:
يعنون من يعمل بالطاعة، فتقرُّ به أعينهم في الدنيا والآخرة.
“Yaitu mereka (ibadurrahman) meminta agar mendapatkan keturunan yang gemar beramal ketaatan, sehingga sejuklah mata mereka di dunia dan Akhirat.”
Ikrimah berkata:
: لم يريدوا بذلك صباحة ولا جمالا ولكن أرادوا أن يكونوا مطيعين.
“Yaitu mereka (orang yang beriman) tidaklah menginginkan keturunan yang memiliki paras cantik. Akan tetapi yang mereka inginkan adalah keturunan yang taat.”
Al Hasan Al Bashri ditanya mengenai ayat di atas. Beliau pun berkata:
أن يُري الله العبد المسلم من زوجته، ومن أخيه، ومن حميمه طاعة الله. لا والله ما شيء أقر لعين المسلم من أن يرى ولدا، أو ولد ولد، أو أخا، أو حميما مطيعا لله عز وجل.
“Yang ingin dilihat Allah pada hamba Muslim dari istri, saudara, dan sahabat karibnya adalah mereka semua taat pada Allah. Wallahi, demi Allah, tidak ada sesuatu yang lebih menyenangkan pandangan mata seorang Muslim, melebihi ketaatan pada Allah yang ia lihat pada anak, cucu, saudara dan sahabat karibnya.”
Ibnu Juraij berkata mengenai ayat tersebut:
“Hamba beriman meminta pada Allah agar keturunannya dapat beribadah, dan memerbagus ibadahnya kepada Allah, tidak berbuat maksiat dan tindak kejahatan.”
‘Abdurrahman bin Zaid bin Aslam berkata:
“Orang beriman meminta kepada Allah agar istri-istrinya dan keturunannya mendapatkan hidayah Islam.”
Sedangkan ayat:
وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
“Dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” Ibnu ‘Abbas, Al Hasan Al Bashri, Qotada, As Sudi, Ar Robi’ bin Anas menafsirkan ayat tersebut: “Ya Allah, jadikanlah kami sebagai imam yang dapat menunjuki dalam kebaikan.”
Ada pula ulama yang mengatakan, bahwa maksudnya adalah ia meminta pada Allah agar ia sendiri mendapatkan petunjuk dan sebagai pengajak kepada kebaikan. Hamba Allah yang mewariskan kebaikan pada keturunannya, inilah yang dipuji dalam hadis:
“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu):
• Sedekah jariyah,
• Ilmu yang dimanfaatkan, atau
• Doa anak yang saleh.” [HR. Muslim no. 1631]
Orang tua yang menunjuki anak dan keturunannya dalam kebaikan, ia termasuk dalam hadis ini.
Ya Allah, jadikanlah keturunan kami adalah keturunan yang menjadi penyejuk mata kami, begitu pula dengan istri-istri kami. Jadikanlah kami pula sebagai imam yang menjadi petunjuk dalam kebaikan.
Sangat dianjurkan jika seorang Muslim memerbanyak doa ini untuk memerbaiki istri, keturunan, dan dirinya sendiri.
ROBBANAA HAB LANAA MIN AZWAJINAA WA DZURRIYATINAA QURROTA A’YUN WAJ’ALNAA LIL MUTTAQIINA IMAAMAA.
Artinya:
Ya Rabb kami, anugrahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami). Dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.
Wallahu waliyyut taufiq was sadaad.
Referensi:
Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, Ibnu Katsir, terbitan Muassasah Qurthubah, cetakan pertama, 1421 H.
Penulis: al-Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal hafizhahullah