DOA DI SAAT GALAU AGAR KESEDIHAN DIGANTI DENGAN KELAPANGAN
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمِ
DOA DI SAAT GALAU AGAR KESEDIHAN DIGANTI DENGAN KELAPANGAN
Berikut ini adalah tuntunan dari Nabi ﷺ di kala kita merasa GALAU, RESAH, dan SEDIH. Dalam Musnad Ahmad dan Shahih Ibni Hibban serta lainnya, ‘Abdullah bun Mas’ud meriwayatkan bahwa Nabi ﷺ bersabda:
“Tidaklah seorang hamba mengucapkan doa berikut (ini) tatkala ia didera keresahan atau kesedihan, melainkan Allah pasti akan menghilangkan keresahannya dan akan menggantikan kesedihannya dengan kegembiraan. Para Sahabat bertanya: ‘Wahai Rasulullah, sudah seharusnya kami mempelajari doa tersebut. Rasulullah ﷺ menjawab: “Benar. Sudah seharusnya orang yang mendengarnya mau mempelajarinya”. [Musnad Ahmad 1/391 (Ash-Shahihah no 199)]
ALLOHUMMA INNII ‘ABDUK, WABNU ‘ABDIK, WABNU AMATIK, NAASHIYATII BIYADIK, MAADHIN FIYYA HUKMUK, ‘ADLUN FIYYA QODHOO-UK, AS-ALUKA BIKULLISMIN HUWALAK, SAMMAYTA BIHI NAFSAK, AW ANZALTAHU FII KITAABIK, AW ‘ALLAMTAHU AHADAN MIN KHOLQIK, AWIS TA’ TSAR TA BIHI FII ‘ILMIL GHOIBI ‘INDAK, AN TAJ’ALAL QUR-AANA ROBBII’A QOLBII, WA NUURO SHODRII, WA JALAA-A HUZNII, WA DZAHAABA HAMMII.
Artinya:
“Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak hamba laki-laki-Mu, dan anak hamba perempuan-Mu. Ubun-ubunku berada di tangan-Mu. Hukum-Mu berlaku pada diriku. Ketetapan-Mu adil atas diriku. Aku memohon kepada-Mu dengan segala nama yang menjadi milik-Mu, yang Engkau namakan diri-Mu dengannya, atau Engkau turunkan dalam Kitab-Mu, atau yang Engkau ajarkan kepada seorang dari makhluk-Mu, atau yang Engkau rahasiakan dalam ilmu ghaib yang ada di sisi-Mu, agar Engkau jadikan Al-Qur’an sebagai penyejuk hatiku, cahaya bagi dadaku dan pelipur kesedihanku serta pelenyap bagi kegelisahanku.” (HR. Ahmad I/391, 452, al-Hakim I/509, Ibnu Hibban no. 2372 dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam al-Kalimuth Thayyib hal. 119 no. 124 dan Silsilah Ahaadits ash-Shahiihah no. 199).
Dalam kehidupan ini, terkadang seorang hamba didera berbagai derita. Tak jarang hatinya dilanda beragam perasaan yang mengusik hati, menyiksa jiwa dan membuat hidupnya menjadi keruh dan sempit.
Ada tiga jenis perasaan yang mengganggu jiwa seorang manusia:
• Pertama Huzn (Kesedihan terhadap apa yang terjadi di masa lalu)
• Kedua Hamm (Keresahan lantaran kekhawatiran akan masa depan) dan
• Ketiga Ghamm (Perasaan gundah saat menghadapi kenyataan yang sulit yang tengah dihadapi sekarang).
Tiga perasaan ini tak bisa lenyap dari jiwa seseorang, kecuali melalui ketulusan penuh untuk kembali kepada Allah, kesempurnaan perasaan hina di hadapan-Nya, kerendahan hati kepada-Nya, ketundukan dan kepasrahan terhadap perintah-Nya, percaya akan ketentuan-Nya, mengenal-Nya dan mengenal nama-nama dan sifat-sifat-Nya, percaya kepada kitab-Nya, selalu membaca dan merenungi serta mengamalkan segala kandungannya. Dengan itu semua, bukan dengan yang lain, segala kekacauan hati itu akan sirna, dada menjadi lapang, dan kebahagiaan pun akan datang.
Sudah selayaknya seorang Muslim mempelajari dan berupaya kuat untuk mengucapkan doa ini kala ditimpa kesedihan, keresahan maupun kegalauan. Dan hendaknya ia juga tahu, bahwa ungkapan-ungkapan doa tersebut hanya akan bermanfaat bila ia memahami maknanya, merealisasikan tujuannya, dan mengamalkan kandungannya. Berdoa dengan doa-doa yang bersumber dari Nabi ﷺ dan berzikir dengan wirid yang disyariatkan tanpa ada pemahaman terhadap maknanya, dan tanpa mengejawantahkan kandungannya, tidak mendatangkan pengaruh baik dan manfaat yang banyak.