ALLOOHUMMA INNII A’UUDZU BIKA MIN ZAWAALI NI’MATIK, WA TAHAWWULI ‘AAFIYATIK, WA FUJAA’ATI NIQMATIK, WA JAMII’I SAKHOTHIK.
Artinya:
Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari lenyapnya nikmat-Mu, dari beralihnya keselamatan (yang merupakan anugerah)-Mu; dari datangnya siksa-Mu (bencana) secara mendadak, dan dari semua kemurkaan-Mu. [HR. Muslim]
Maksud dari kata-kata (فَجْأَةِ نِقْمَتِكَ) “Siksa yang tiba-tiba” adalah bencana dan musibah yang tiba-tiba. Hal ini lebih parah daripada bencana yang tidak datang tiba-tiba. Syaikh Abdul Mushin Az-Zamili menjelaskan:
“Siksa yang tiba-tiba, yaitu berupa bencana atau musibah yang datang secara mendadak.Tentunya berbeda dengan musibah yang didahului oleh sesuatu (sebagai awalnya semisal penyakit) dan tidak mendadak. Hal ini lebih ringan perkaranya.” [Syarh Bulughul Maram]
Bencana seperti gempa, banjir, dan musibah, akan menghilangkan nikmat, dan bisa jadi merupakan murka dari Allah, karena banyaknya kesyirikan dan maksiat. Untuk menghindari terjadi musibah dan bencana pada kita, hendaknya kita benar-benar memhami, bahwa sebab turunnya musibah dan bencana akibat keyirikan dan kemaksiatan yang dilakukan oleh manusia. Hendaknya kita melakukan muhasabah dan segera kembali kepada Allah, serta menghentikan keyirikan dan kemaksiatan yang merajalela, agar terhindar dari hilangnya nikmat, datangnya bencana, dan terhindar dari murka Allah.
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu, maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri. Dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” [QS. Asy Syura: 30]
Bisa jadi Allah ﷻ kirimkan bencana dan musibah kepada manusia, agar manusia takut kepada Allah, dan agar kaum muslimin kembali kepada Allah, dan menghentian kesyirikan dan maksiat.
Allah ﷻ berfirman:
وَمَا نُرْسِلُ بِالْآيَاتِ إِلَّا تَخْوِيفًا
“Tidaklah Kami mengirim tanda-tanda kekuasaan Kami, kecuali untuk menakut-nakuti.“ [QS. Al-Isra’ : 59]
Ibnul Qayyim menjelaskan, bahwa maksud menakuti-nakuti di sini adalah agar manusia takut kepada Allah. Beliau berkata:
أذن الله سبحانه لها في الأحيان بالتنفس فتحدث فيها الزلازل العظام فيحدث من ذلك لعباده الخوف والخشية والإنابة والإقلاع عن معاصيه والتضرع إليه والندم
“Terkadang Allah subhanahu mengizinkan bumi untuk bernafas. Maka terjadilah gempa bumi yang dahsyat. Maka muncul rasa takut dan khawatir pada hati hamba-hamba Allah, dan agar mau kembali kepada-Nya, meninggalkan kemaksiatan, dan merendahkan diri di hadapan-Nya, serta menyesal (atas dosa dan maksiat).” [Miftah Daris Sa’adah 1/229]