Kalau makan setelah kenyang bersendawa, apa boleh bersendawanya dengan bunyi atau suara yang kencang?
Jawaban
Bismillah, Alhamdulillah wash-shalatu was-salam ‘ala Nabiyyina Muhammad, amma ba’du.
Terdapat hadis dari Abdullah bin Umar, Abu Juhaifah, Abdullah bin ‘Amru, Abdullah bin ‘Abbas dan dari hadis Salman tentang tidak disenanginya bersendawa. Hadis tersebut dengan lafal:
كف عنا جشاءك ، فإن أكثرهم شبعا في الدنيا ، أطولهم جوعا يوم القيامة
“Tahanlah dari kami sendawamu, karena sesungguhnya seseorang yang paling sering kenyang di dunia makan, dia akan paling panjang rasa laparnya di Hari Kiamat.”
Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi di dalam as-Sunan,Ibnu Majah di dalam as-Sunan, al-Hakim di dalam al-Mustadrak dan selain mereka, Asy-Syaikh al-Albani menghukumi hadis ini dengan hukum Hasan Lighairihi dengan berbagai macam jalur periwayatannya.
Namun jalan-jalan periwayatan hadis ini TIDAK satu pun yang luput dari cela. Bahkan sanadnya sangat lemah. Ibnu Abi Hatim di dalam al-‘Ilal no. 1910 mengutip dari bapak beliau, “Hadis ini adalah hadis yang mungkar.” Dan di bagian lainnya, beliau mengatakan, “Hadis ini adalah hadis yang batil, …”
Dengan demikian, bersendawa BUKANLAH hal terlarang secara syari. Namun walau bersendawa dengan suara yang kencang/keras di hadapan kaum manusia bukanlah suatu yang haram, akan tetapi merupakan prilaku yang tidak sejalan dengan adab dan akhlak yang mulia. Dan sepatutnya bilamana seseorang hendak bersendawa, dia menahannya semampunya, ataulah menutup mulutnya dengan tangan kirinya.