Niat dalam beramal memegang peranan penting. Ketika suatu kaum disiksa dan siksaan tersebut menimpa pula orang-orang saleh, maka nanti yang diperhatikan adalah NIATAN mereka. Di dunia mereka bisa jadi mendapatkan azab yang sama. Namun di Akhirat, mereka akan dibangkitkan sesuai dengan niat mereka.
“Akan ada satu kelompok pasukan yang hendak menyerang Kakbah. Kemudian setelah mereka berada di suatu tanah lapang, mereka semuanya dibenamkan ke dalam perut bumi, dari orang pertama hingga orang yang terakhir.”
Aisyah berkata, saya pun bertanya: “Wahai Rasulullah, bagaimanakah semuanya dibenamkan dari yang pertama sampai yang terakhir, sedangkan di tengah-tengah mereka terdapat para pedagang serta orang-orang yang bukan termasuk golongan mereka (yakni tidak berniat ikut menyerang Kakbah)?”
Rasulullah ﷺ menjawab: “Mereka semuanya akan dibenamkan dari yang pertama sampai yang terakhir. Kemudian nantinya mereka akan dibangkitkan sesuai dengan niat mereka.” [HR. Bukhari no. 2118 dan Muslim no. 2884, dengan lafal Bukhari]
Imam Nawawi membawakan hadis di atas dalam kitab Riyadhus Salihin dalam Bab “Ikhlas dan Menghadirkan Niat dalam Setiap Amalan dan Ucapan, Baik yang Nampak Maupun yang Tersembunyi.” Kaitan hadis di atas dengan judul bab adalah pada penggalan hadis: “Kemudian nantinya mereka akan dibangkitkan sesuai dengan niat mereka”.
Beberapa faidah dari hadis di atas:
1- Setiap amalan manusia tergantung pada niatnya. Dan ada yang berniat baik, ada pula yang berniat buruk.
2- Bahaya berteman dengan ahli maksiat dan orang yang berbuat zalim.
3- Motivasi supaya berteman dengan orang-orang yang baik.
4- Siapa yang bersama-sama dengan ahli kebatilan, maka ia akan sama-sama mendapatkan hukuman. Hukuman tersebut akan menimpa yang saleh maupun yang tholih (pelaku maksiat), pelaku kebaikan dan pelaku kejahatan, mukmin dan kafir, orang yang taat salat dan pembangkang. Hukuman tersebut akan menimpa MEREKA SEMUA. Namun pada Hari Kiamat mereka akan dibangkitkan sesuai niatan mereka. Hal ini sama dengan yang disebutkan dalam ayat:
“Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah, bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.” [QS. Al Anfal: 25]
5- Rasulullah ﷺ mengabarkan tentang perkara gaib, yaitu tentang Hari Berbangkit. Perkara gaib seperti ini WAJIB DIIMANI. Apa yang beliau ﷺ beritakan pasti akan terjadi, karena tidak mungkin Rasul kita ﷺ memerturut hawa nafsunya sendiri.
Semoga bermanfaat.
Hanya Allah yang memberi taufik supaya bisa ikhlas dan menghadirkan niat dalam setiap perkataan maupun perbuatan.
Referensi:
• Bahjatun Nazhirin Syarh Riyadhish Sholihin, Abu Usamah Salim bin ‘Ied Al Hilaliy, terbitan Dar Ibnul Jauzi, cetakan pertama, tahun 1430 H, hal. 28-29.
• Nuzhatu Syarh Riyadhish Sholihin, Dr. Musthofa Al Bugho, dll, terbitan Muassasah Ar Risalah, cetakan pertama, tahun 1432 H, hal. 14.
• Syarh Riyadhish Salihin, Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin, terbitan Madarul Wathon, cetakan tahun 1426 H, hal. 30.
Penulis: Al-Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, MSc hafizhahullah