DI MANA POSISI SEORANG WANITA SAAT MENJADI IMAM DI ANTARA WANITA LAINNYA?
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
DI MANA POSISI SEORANG WANITA SAAT MENJADI IMAM DI ANTARA WANITA LAINNYA?
>> Yaitu di posisi tengah pada saf pertama
“Hal ini dilakukan oleh beberapa sahabat wanita seperti Ummu Salamah dan Aisyah radhiyallahu ‘anhuma.” [Sahih Fiqih Sunnah, Abu Malik, 509]
1. Dari Roithoh Al Hanafiyah, dia mengatakan:
أن عائشة أمتهن وقامت بينهن في صلاة مكتوبة
“Aisyah dulu pernah mengimami para wanita dan beliau berdiri (sejajar) dengan mereka ketika melaksanakan salat wajib.” (HR. ‘Abdur Rozak, Ad Daruquthniy, Al Hakim dan Al Baihaqi. An Nawawi mengatakan bahwa sanad hadis ini sahih. Namun hadis ini dilemahkan/ didhaifkan oleh Syaikh Al Albani, namun dia memiliki penguat dari hadis Hujairoh binti Husain. Lihat Tamamul Minnah, hal. 154]
2. Begitu juga hal yang sama dilakukan oleh Ummu Salamah. Dari Hujairoh binti Husain dia mengatakan:
أمتنا أم سلمة في صلاة العصر قامت بيننا
“Ummu Salamah pernah mengimami kami (para wanita) ketika salat Asar, dan beliau berdiri di tengah-tengah kami.” [HR. Abdur Rozak, Ibnu Abi Syaibah, Al Baihaqi. Riwayat ini memiliki penguat dari riwayat lainnya dari jalur Qotadah dari Ummul Hasan)
3. “Ummul Hasan juga pernah melihat Ummu Salamah (istri Nabi ﷺ) mengimami para wanita, (dan Ummu Salamah berdiri) di saf mereka. Atsar ini adalah atsar yang bisa diamalkan sebagaimana kata Syaikh Al Albani.” [Tamamul Minnah, 504]
Pelajaran penting:
Dalam salat jamaah, jika yang melaksanakannya adalah sesama wanita dan salah satu wanita menjadi imam, maka yang menjadi imam berdiri di tengah-tengah saf pada saf pertama, dan bukan maju ke depan.