Ciri-ciri pengikut Syiah sangat mudah dikenali. Kita dapat memerhatikan sejumlah ciri-cirinya sebagai berikut:
1. Mengenakan songkok (sorban) hitam dengan bentuk tertentu. Tidak seperti songkok yang dikenal umumnya masyarakat Indonesia, songkok mereka seperti songkok orang Arab (sorban), hanya saja warnanya hitam.
2. Tidak Salat Jumat. Meskipun Salat Jumat bersama jamaah, tetapi dia langsung berdiri setelah imam mengucapkan salam. Orang-orang akan mengira dia mengerjakan salat sunnah, padahal dia menyempurnakan salat Zuhur empat rakaat, karena pengikut Syiah tidak meyakini keabsahan salat Jumat, kecuali bersama Imam yang makshum atau wakilnya.
3. Pengikut Syiah juga tidak akan mengakhiri salatnya dengan mengucapkan salam yang dikenal kaum Muslimin, tetapi dengan memukul kedua pahanya beberapa kali. Anda bisa saksikan videonya di: https://www.youtube.com/watch?v=yR_huvJV7Os
4. Pengikut Syiah salat bukan dengan tatacara salat yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ. Misalnya, orang Syiah tidak bersedekap ketika salat. Tidak mengucapkan Aamiin setelah akhir Surat Al-Fatihah. Dan mereka mengutuk Abu bakar, Umar, dan Aisyah ketika salat.
5. Pengikut Syiah jarang salat jamaah, karena mereka tidak mengakui salat lima waktu, tapi yang mereka yakini hanya tiga waktu saja.
6. Mayoritas pengikut Syiah selalu membawa At-Turbah Al-Husainiyah yaitu batu/ tanah (dari Karbala – redaksi), yang digunakan menempatkan kening ketika sujud, bila mereka salat tidak didekat orang lain.
7. Jika Anda perhatikan caranya berwudhu mereka, maka Anda akan dapati bahwa wudhunya sangat aneh, tidak seperti yang dikenal kaum Muslimin.
8. Anda tidak akan mendapatkan penganut Syiah hadir dalam kajian dan ceramah Ahlus Sunnah.
9. Anda juga akan melihat penganut Syiah banyak-banyak mengingat Ahlul Bait: Ali, Fathimah, Hasan dan Husain radhiyallahu anhum. Zikir mereka tidak lagi menyebut nama Allah, tapi menyebut nama Husain atau Fatimah atau Ahlul Bait lainnya.
10. Mereka juga tidak akan menunjukkan penghormatan kepada Abu Bakar, Umar, Utsman, mayoritas sahabat radhiyallahu anhum dan para istri Rasulullah ﷺ.
11. Pada bulan Ramadan, penganut Syiah tidak langsung berbuka puasa setelah azan Maghrib. Dalam hal ini Syiah berkeyakinan seperti Yahudi, yaitu berbuka puasa jika bintang-bintang sudah nampak di langit. Dengan kata lain, mereka berbuka bila benar-benar sudah masuk waktu malam. (Mereka juga tidak Salat Tarawih bersama kaum Muslimin, karena menganggapnya sebagai bidah).
12. Mereka berusaha sekuat tenaga untuk menanam dan menimbulkan fitnah antara satu kelompok kaum Muslimin dengan kelompok lainnya, sementara itu mereka mengklaim tidak ada perselisihan antara mereka dengan Sunni. Ini tentu tidak benar.
13. Anda tidak akan mendapati seorang penganut Syiah memegang dan membaca Alquran, kecuali jarang sekali. Itu pun sebagai bentuk taqiyyah (kamuflase). Karena Alquran yang benar menurut mereka yaitu Alquran yang berada di tangan al-Mahdi yang ditunggu kedatangannya.
14. Orang Syiah tidak berpuasa pada Hari Asyura, tetapi mereka hanya menunjukkan kesedihan di hari tersebut.
Bahkan ada di kalangan mereka yang menganggap haram puasa, karena seolah-olah bergembira atas kematian Sayyidina Husain.
15. Mereka juga berusaha keras memengaruhi kaum Wanita, khususnya para mahasiswi di perguruan tinggi atau di perkampungan, sebagai langkah awal untuk memenuhi keinginannya melakukan mut’ah dengan para wanita tersebut, bila nantinya mereka menerima agama Syiah.
16. Orang-orang Syiah juga getol mendakwahi orang-orang tua yang memiliki anak putri, dengan harapan anak putrinya juga ikut menganut Syiah, sehingga dengan leluasa dia bisa melakukan zina mut’ah dengan wanita tersebut, baik dengan sepengetahuan ayahnya ataupun tidak. Pada hakikatnya, ketika ada seorang yang ayah yang menerima agama Syiah, maka para pengikut Syiah yang lain otomatis telah mendapatkan anak gadisnya untuk dimut’ah. Tentunya setelah mereka berhasil meyakinkan bolehnya mut’ah. Semua kemudahan, kelebihan, dan kesenangan terhadap syahwat ini ada dalam diri para pemuda, sehingga dengan mudah para pengikut Syiah menjerat mereka bergabung dengan agama Syiah.
17. Syiah juga mengajarkan desakralisasi Alquran. Dalam keyakinan Syiah, bahwa Alquran yang ada ini tidak asli (alias palsu). Yang asli adalah Mushaf Fatimah. Syiah ini seperti Liberal. Mereka mengatakan Alquran produk budaya.
Pengubahan terhadap alquran dalam pandangan mereka, sama dengan keyakinan nasikh wal mansukh dalam pandangan Ahlus Sunnah.
18. Model dakwah yang digunakan orang-orang Syiah dalam menyebarkan Syiahnya di bumi Ahlus Sunnah, sering mengangkat Ukhuwah Islamiyah. Tidak ada perbedaan Syiah dan Sunni yang penting Islam.Memberikan image netral, namun dilain kesempatan mengkritik Sunni, mengkritik ulama Sunni.
19. Bila dikatakan kepadanya bahwa dirinya Syiah, maka dia akan menolak disebut Syiah, dan menyatakan diri bahwa dirinya seorang Muslim. Atau lebih suka disebut sebagai pengikut Ahlul Bait Nabi. Mereka berusaha membela dan mengangkat derajat Ahul Bait. Kemudian mereka juga menghindari diskusi face to face.
20. Seorang Syiah tidak boleh diberi nama atau dipanggil dengan nama Abu Bakar, Umar, Usman, Muawiyah dan Aisyah.
21. Berkeyakinan Imam-imam 12 mereka adalah maksum (bebas dari dosa-doa kecil dan besar). Bahkan ada dikalangan ulama-ulama mereka mengatakan, bahwa kedudukan Imam-imam 12 adalah setara, bahkan ada yang kata lebih tinggi dari kedudukan para nabi dan malaikat, yang paling hampir dengan Allah.
22. Kain kafan mayat mereka bertulis.
23. Membaca talqin dengan menyebut Imam-imam 12.
24. Meletakkan gambar-gambar Imam-imam 12 mereka di dalam rumah. Biasanya mereka letak di dinding rumah mereka.
25. Menghalalkan Liwath / Homoseksual
Menurut Syiah Suami halal meliwat (menggauli dubur) istri.
26. Tidak Salat Tarawih berjamaah dan menganggap amalan itu bidah sesat.
Jika ada Orang Syiah yang bertarawih, itu bermakna mereka bertaqiah (pura-pura).
27. Mereka lebih banyak menyebut nama-nama imam-imam mereka, daripada menyebut Kalimah Allah, terutama ketika mereka ditimpa musibah.
28. Setiap kali menyambut hari peringatan seperti peringatan terbunuhnya Saidina Ali bin Abi Tolib dan peringatan terbunuhnya Husein bin Ali, pengikut Syiah akan melakukan upacara-upacara yang menunjukkan kesedihan mereka terhadap musibah-musibah yang menimpa Ahlul Bait. Dalam merayakan ritual ini cara mereka berbeda-beda sesuai tempat asal mereka.
29. Dalam pembahasan kajian fikih yang diadakan, selalu saja mengangkat pendapat Mazhab Ahlul Bait sebagai pengganti kata Syiah. Kalangan ini akan menyampaikan, bahwa pendapat Abu Hanifah, Malik, Syafi’i dan Ahmad demikian. Adapun menurut pendapat Ahlul Bait demikian. Dan yang rajih adalah pendapat Ahlul Bait. Atau menggunakan kalimat yang semisalnya: Madzhab keluarga Nabi, pendapat Amirul Mukminin Ali, dan seterusnya.
30. Mereka sering memakai istilah Madzhab Kelima, yaitu Imam Jafar Ash Shadiq. Bahkan madzhab fikih yang paling hebat dan menjadi guru Imam Abu Hanifah, menurut pandangan mereka.
31. Senantiasa mengangkat isu untuk mencintai Ahlul Bait versi Syiah, yakni keluarga Nabi jalur Keturunan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu saja.
32. Mengatakan sahabat Muawiyah bin Abi Sofyan radhiyallahu ‘anhu bukan sahabat Nabi ﷺ, seorang munafik, dan berbagai celaan lainnya.
33. Menyampaikan bahwa dalam riwayat Imam Bukhari ada para perawi Syiah. Siapa yang menghujat atau menyesatkan Syiah, berarti menghujat Bukhari.
34. Memberikan pernyataan, bahwa Syiah itu tidak sesat. Syiah dan Sunni itu sama, tidak perlu untuk diperdebatkan. Mereka sering berkampanye, bahwa perbedaan Syiah dan Ahlus Sunnah adalah perbedaan Furuiyyah dan Ijtihadiyyah.
35. Mereka menganggap Ahlus Sunnah baik sangka terhadap sahabat Nabi, sedangkan mereka sangat kritis terhadap sahabat Nabi.
36. Mereka membanggakan konsep kepemimpinan / imamah dalam Syiah lebih bagus daripada Ahlus Sunnah.
37. Mereka kompak menyampaikan ke masyarakat, bahwa Syiah mereka tidak sama dengan Syiah yang di Iran atau di Suriah.
38. Mereka mengklaim, bahwa ajaran Syiah lebih diterima di masyarakat daripada ajaran Sunnah. Buktinya banyak perayaan Syiah yang diamalkan masyarakat.
39. Mereka sering mengunakan buku-buku Ahlus Sunnah dalam dakwahnya, seperti Sahih Bukhari, Tafsir Ibnu Katsir, tapi hanya sekadar formalitas.
40. Mereka menghasut masyarat untuk menjauhi dan memusuhi Sunnah dan Ahlus Sunnah dengan istilah AJARAN WAHHABI.
41. Silakan Anda tambahkan ciri-ciri lainnya……???
Ciri-ciri mereka sangat banyak. Sekalipun dalam kondisi Syiah minoritas, Anda sulit untuk menjumpai ciri itu, karena mereka bertaqiyah. Selain yang kami sebutkan di atas, masih banyak ciri-ciri lainnya, sehingga tidak mungkin bagi kita untuk menjelaskan semuanya di sini. Namun cara yang paling praktis ialah dengan memerhatikan raut wajah. Wajah mereka merah padam jika Anda mencela Khomeini dan Sistani. Tapi bila Anda menghujat Abu Bakar, Umar, Utsman, Aisyah dan Hafshah, atau sahabat-sahabat lainnya radhiyallahu anhum, tidak ada sedikit pun tanda-tanda kegundahan di wajahnya.
Dengan hati yang terang, kaum Muslimin Ahlus Sunnah dapat mengenali pengikut Syiah dari wajah hitam mereka, karena tidak memiliki keberkahan. Jika Anda perhatikan wajah mereka, maka Anda akan membuktikan kebenaran penilaian ini, dan inilah hukuman bagi siapa saja yang mencela dan menyepelekan Alquran dan para sahabat radhiyallahu anhum, serta para ibunda kaum Muslimin (yaitu istri-istri Nabi ﷺ) yang dijanjikan Surga oleh Allah ﷻ.
Kita memohon hidayah kepada Allah untuk kita dan mereka semua.
Wallahu a’lam.
Penyusun: Abu Syamil Humaidy حفظه الله (Mutiara Faidah )