Sifat Sholat Nabi

CARA DUDUK DI ANTARA DUA SUJUD DALAM SALAT

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
CARA DUDUK DI ANTARA DUA SUJUD DALAM SALAT
Cara duduk di antara dua sujud adalah dengan duduk Iftirasy, yaitu dengan membentangkan punggung kaki kiri di lantai dan mendudukinya, kemudian kaki kanan ditegakkan, dan jari-jarinya menghadap Kiblat.
Dari Abu Humaid As Sa’idi radhiallahu’anhu beliau berkata:
فَإِذَا جَلَس فِي الرَكعَتَين جَلَس على رجلٌه اليسرى، ونصب اليمنى، وإذا جلس في الركعة الآخرة، قدم رجلٌه اليسرى، ونصب الأخرى، وقعد على مقعدته
“Nabi ﷺ jika duduk dalam salat di dua rakaat pertama, beliau duduk di atas kaki kirinya dan menegakkan kaki kanan. Jika beliau duduk di rakaat terakhir, beliau mengeluarkan kaki kirinya dan menegakkan kaki kanannya, dan duduk di atas lantai.” [HR. Bukhari no. 828 dan Muslim no. 226]
Dalam riwayat lain:
ثُمَّ ثَنَى رِجْلَهُ الْيُسْرَى وَقَعَدَ عَلَيْهَا ثُمَّ اعْتَدَلَ حَتَّى يَرْجِعَ كُلُّ عَظْمٍ فِى مَوْضِعِهِ مُعْتَدِلاً ثُمَّ أَهْوَى سَاجِدًا
“Kemudian kaki kiri ditekuk dan diduduki. Kemudian badan kembali diluruskan, hingga setiap anggota tubuh kembali pada tempatnya. Lalu turun sujud kembali.” [HR. Tirmidzi no. 304. At Tirmidzi mengatakan Hasan Sahih]
Abdullah bin Umar radhiallahu’anhu mengatakan:
من سُنَّةِ الصلاةِ ، أنْ تنصِبَ القدمَ اليمنَى ، واستقبالُهُ بأصابعِها القبلةَ ، والجلوسُ على اليسرَى
“Di antara Sunnah dalam salat adalah menegakkan kaki kanan lalu menghadapkan jari-jarinya ke arah Kiblat, dan duduk di atas kaki kiri.” [HR. An Nasa’i no. 1157, disahih-kan Al Albani dalam Sahih An Nasa’i]
Duduk Iq’a
Selain duduk Iftirasy, dibolehkan juga duduk Iq’a. Cara duduk Iq’a dalam salat yang dibolehkan adalah dengan menegakkan kedua kaki, lalu duduk di atas kedua tumit kaki, dan jari-jari kaki menghadap ke Kiblat. Seorang tabi’in Thawus bin Kaisan rahimahullah mengatakan:
قُلنا لابنِ عباسٍ في الإقعاءِ على القدَمينِ . فقال : هي السنةُ . فقلنا له : إنا لنراهُ جفاءً بالرجلِ . فقال ابنُ عباسٍ : بل هي سنةُ نبيِّكَ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ
“Kami bertanya mengenai duduk Iq’a kepada Ibnu Abbas, ia berkata: ‘Itu Sunnah.’
Thawus berkata: ‘Kami memandang perbuatan tersebut adalah sikap tidak elok terhadap kaki.’
Ibnu Abbas berkata: ‘Justru itu Sunnah Nabimu ﷺ.” [HR. Muslim no. 536]
Di sisi lain, ada cara duduk Iq’a yang dilarang. Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu ia berkata:
أَمَرَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِثَلَاثٍ وَنَهَانِي عَنْ ثَلَاثٍ أَمَرَنِي بِرَكْعَتَيْ الضُّحَى كُلَّ يَوْمٍ وَالْوِتْرِ قَبْلَ النَّوْمِ وَصِيَامِ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَنَهَانِي عَنْ نَقْرَةٍ كَنَقْرَةِ الدِّيكِ وَإِقْعَاءٍ كَإِقْعَاءِ الْكَلْبِ وَالْتِفَاتٍ كَالْتِفَاتِ الثَّعْلَبِ
“Rasulullah ﷺ memerintahkan aku dengan tiga perkara dan melarangku dari tiga perkara. Memerintahkan aku untuk melakukan salat Dhuha dua rakaat setiap hari, Witir sebelum tidur, dan puasa tiga hari dari setiap bulan. Melarangku dari mematuk seperti patukan ayam jantan, duduk Iq’a seperti duduk Iq’a anjing, dan menoleh sebagaimana musang menoleh.” [HR. Ahmad no. 8106, disahihkan Ahmad Syakir dalam Takhrij Musnad Ahmad 15/240]
Duduk Iq’a yang dilarang ini yaitu dengan meletakkan bokong di atas lantai, lalu kaki ada di bagian kanan dan kiri badan dalam keadaan terhampar. Dari Aisyah radhiallahu’anha ia berkata:
وَكَانَ يَنْهَى عَنْ عُقْبَةِ الشَّيْطَانِ وَيَنْهَى أَنْ يَفْتَرِشَ الرَّجُلُ ذِرَاعَيْهِ افْتِرَاشَ السَّبُعِ
“Nabi Muhammad ﷺ melarang ‘uqbatusy-syaithan, juga melarang seseorang menghamparkan kedua lengannya seperti terhamparnya kaki binatang buas.” [HR Muslim, no. 498]
Imam An Nawawi rahimahullah menjelaskan:
الإقعاء نوعان: أحدهما: أن يلصق أليتيه بالأرض وينصب ساقيه ويضع يديه على الأرض كإِقعاء الكلب، هكذا فسّره أبو عبيدة معمر بن المثنى، وصاحبه أبو عبيد القاسم بن سلام، وآخرون من أهل اللغة، وهذا النوع هو المكروه الذي ورد فيه النهي، والنوع الثاني: أن يجعل أليتيه على عقبيه بين السجدتين، وهذا هو مراد ابن عبّاس [رضي الله عنهما] بقوله سنة نبيّكم – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – وقد نصّ الشافعي -رضي الله عنه- في البويطي والإملاء على استحبابه في الجلوس بين السجدتين
“Duduk Iq’a ada dua macam:
• Yang Pertama: Mendudukkan bokong di atas lantai kemudian menegakkan betisnya, dan meletakkan kedua tangannya di atas lantai, sebagaimana duduknya anjing. Ini yang ditafsirkan oleh Abu Ubaidah Ma’mar bin Al Mutsanna dan muridnya yaitu Abu Ubaid Al Qasim bin Salam, dan para ahli bahasa yang lain. Duduk jenis ini makruh dan ini yang dilarang dalam hadis.
• Yang Kedua: Mendudukan bokong di atas kedua tumit di antara dua sujud. Inilah yang dimaksud Ibnu Abbas radhiallahu’anhuma dalam perkataan beliau: “Ini adalah Sunnah Nabimu ﷺ”. Dan Imam Asy Syafi’i dalam Al Buwaithi dan Al Imla’ menyatakan, duduk seperti ini dianjurkan ketika duduk di antara dua sujud” [Syarah Sahih Muslim, 5/19]
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Email: nasihatsahabatcom@gmail.com
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook:
https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
Baca juga:
CARA DUDUK DI ANTARA DUA SUJUD DALAM SALAT
Admin Nasihat Sahabat

Artikel Terbaru

DENGAN DALIH TOLERANSI, JANGAN SAMPAI KITA KEBABLASAN

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ DENGAN DALIH TOLERANSI, JANGAN SAMPAI KITA KEBABLASAN Dengan dalih toleransi, jangan sampai kita kebablasan.…

3 months lalu

BOLEH TOLERANSI, TAPI JANGAN KEBABLASAN

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   BOLEH TOLERANSI, TAPI JANGAN KEBABLASAN Boleh toleransi, tapi jangan kebablasan. Tidak sedikit orang…

3 months lalu

BOLEH DAN TIDAK BOLEH TERHADAP NON-MUSLIM (TAUTAN e-BOOK)

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   BOLEH DAN TIDAK BOLEH TERHADAP NON-MUSLIM (TAUTAN e-BOOK) Agar toleransi tidak kebablasan, cobalah…

3 months lalu

LIMA PRINSIP RUMAH TANGGA ISLAMI (E-BOOK)

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   LIMA PRINSIP RUMAH TANGGA ISLAMI (E-BOOK) Islam agama yang sempurna. Maka pasti ada…

3 months lalu

KABAR GEMBIRA BAGI YANG TELAH MENYESALI DOSANYA (e-BOOK)

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   KABAR GEMBIRA BAGI YANG TELAH MENYESALI DOSANYA (e-BOOK) Oleh: Ustadz: Dr. Abu Hafizhah…

3 months lalu

SAFAR WANITA TANPA MAHRAM DIBOLEHKAN DENGAN KETENTUAN DAN SYARAT, BENARKAH?

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   SAFAR WANITA TANPA MAHRAM DIBOLEHKAN DENGAN KETENTUAN DAN SYARAT, BENARKAH? Asalnya, Safar Wanita…

4 months lalu