SIFAT SHOLAT NABI [06]: CARA DAN BACAAN RUKU’

Beriku ini adalah cara dan bacaan ruku:

  1. Saat ruku’, kedua tangan diletakkan di lutut.

Dalam hadis ‘Uqbah bin ‘Amr Al Anshori disebutkan:

فَلَمَّا رَكَعَ وَضَعَ يَدَيْهِ عَلَى رُكْبَتَيْهِ

“Ketika ruku, ia meletakkan kedua tangannya pada lututnya.” (HR. Abu Daud no. 863 dan An Nasai no. 1037. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadis ini Hasan).

Abu Humaid As Sa’idiy berkata mengenai cara sholat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau berkata:

فَإِذَا رَكَعَ أَمْكَنَ كَفَّيْهِ مِنْ رُكْبَتَيْهِ وَفَرَّجَ بَيْنَ أَصَابِعِهِ

“Jika ruku’, beliau meletakkan dua tangannya di lututnya dan merenggangkan jari-jemarinya.” (HR. Abu Daud no. 731. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadis ini Shahih).

Dalam riwayat lainnya disebutkan:

ثُمَّ رَكَعَ فَوَضَعَ يَدَيْهِ عَلَى رُكْبَتَيْهِ كَأَنَّهُ قَابِضٌ عَلَيْهِمَا

“Kemudian beliau ruku’ dan meletakkan kedua tangannya di lututnya seakan-akan beliau menggenggam kedua lututnya tersebut.” (HR. Abu Daud no. 734, Tirmidzi no. 260 dan Ibnu Majah no. 863. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadis ini Shahih)

  1. Saat ruku’, kepala dijadikan sejajar dengan punggung.

Abu Humaid As Sa’idiy berbicara mengenai cara ruku’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

لاَ يَصُبُّ رَأْسَهُ وَلاَ يُقْنِعُ مُعْتَدِلاً

“Ketika ruku’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak membuat kepalanya terlalu menunduk dan tidak terlalu mengangkat kepalanya (hingga lebih dari punggung). Yang beliau lakukan adalah pertengahan.” (HR. Ibnu Majah no. 1061 dan Abu Daud no. 730. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadis ini Shahih).

Dari Wabishoh bin Ma’bad, ia berkata:

رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يُصَلِّى فَكَانَ إِذَا رَكَعَ سَوَّى ظَهْرَهُ حَتَّى لَوْ صُبَّ عَلَيْهِ الْمَاءُ لاَسْتَقَرَّ

“Aku pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sholat. Ketika ruku’, punggungnya rata sampai-sampai jika air dituangkan di atas punggungnya, air itu akan tetap diam.“(HR. Ibnu Majah no. 872. Juga diriwayatkan oleh Ath Thobroni dalam Al Kabir dan Ash Shoghir, begitu pula oleh ‘Abdullah bin Ahmad dalam Zawaid Al Musnad).

  1. Kemudian saat ruku’ membaca:
  • SUBHANA ROBBIYAL ADZHIM atau
  • SUBHAANAKALLAHUMMA ROBBANAA WA BIHAMDIKA ALLAHUMMAGHFIRLII
  • SUBBUHUN QUDDUSUN ROBBUL MALA`IKATI WAR RUUH atau

Ada beberapa dzikir dan bacaan yang diajarkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika ruku’. Sikap yang tepat adalah mengamalkannya secara bergantian. Misalnya pada saat sholat Subuh kita membaca dzikir ruku’ 1. Ketika sholat Dzuhur membaca dzikir ruku’ 2, dst, sehingga semua sunah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kita amalkan dan ajaran beliau menjadi lestari. Dalilnya adalah yang berikut ini:

Dari Huzaifah bin Al-Yaman -radhiallahu anhu-:

أَنَّهُ صَلَّى مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكَانَ يَقُولُ فِي رُكُوعِهِ سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيمِ وَفِي سُجُودِهِ سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى

“Bahwa dia pernah sholat bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka ketika ruku’ beliau membaca: “SUBHANA ROBBIYAL AZHIM (Maha Suci Rabbku yang Maha Agung),” dan ketika sujud beliau membaca: “SUBHANA ROBBIYAL A’LA (Maha Suci Rabbku yang Maha Tinggi).” (HR. Abu Daud NO. 871, At-Tirmizi no. 262, An-Nasai no. 998, Ibnu Majah no. 878, dan dinyatakan Shahih oleh Al-Albani dalam Al-Irwa` no. 333)

Dari Aisyah -radhiallahu anha- dia berkata:

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ فِي رُكُوعِهِ وَسُجُودِهِ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي

“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam biasa membaca doa dalam ruku’ dan sujudnya dengan bacaan: “SUBHAANAKALLAHUMMA ROBBANAA WA BIHAMDIKA ALLAHUMMAGHFIRLII (Maha Suci Engkau wahai Rabb kami, segala pujian bagi-Mu. Ya Allah, ampunilah aku).” (HR. Al-Bukhari no. 794 dan Muslim no. 484)

Aisyah -radhiallahu anhu- berkata:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ فِي رُكُوعِهِ وَسُجُودِهِ سُبُّوحٌ قُدُّوسٌ رَبُّ الْمَلَائِكَةِ وَالرُّوحِ

“Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam biasa berdoa dalam rukuk dan sujudnya, “SUBBUHUN QUDDUSUN ROBBUL MALA`IKATI WAR RUUH (Maha Suci, Maha Qudus, Rabbnya para malaikat dan ruh).” (HR. Muslim no. 487)

Sumber Rujukan:

https://rumaysho.com/7045-sifat-sholat-nabi-6.html

http://al-atsariyyah.com/zikir-ruku%E2%80%99-sujud.html

Admin Nasihat Sahabat

Artikel Terbaru

DENGAN DALIH TOLERANSI, JANGAN SAMPAI KITA KEBABLASAN

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ DENGAN DALIH TOLERANSI, JANGAN SAMPAI KITA KEBABLASAN Dengan dalih toleransi, jangan sampai kita kebablasan.…

3 months lalu

BOLEH TOLERANSI, TAPI JANGAN KEBABLASAN

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   BOLEH TOLERANSI, TAPI JANGAN KEBABLASAN Boleh toleransi, tapi jangan kebablasan. Tidak sedikit orang…

3 months lalu

BOLEH DAN TIDAK BOLEH TERHADAP NON-MUSLIM (TAUTAN e-BOOK)

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   BOLEH DAN TIDAK BOLEH TERHADAP NON-MUSLIM (TAUTAN e-BOOK) Agar toleransi tidak kebablasan, cobalah…

3 months lalu

LIMA PRINSIP RUMAH TANGGA ISLAMI (E-BOOK)

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   LIMA PRINSIP RUMAH TANGGA ISLAMI (E-BOOK) Islam agama yang sempurna. Maka pasti ada…

3 months lalu

KABAR GEMBIRA BAGI YANG TELAH MENYESALI DOSANYA (e-BOOK)

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   KABAR GEMBIRA BAGI YANG TELAH MENYESALI DOSANYA (e-BOOK) Oleh: Ustadz: Dr. Abu Hafizhah…

3 months lalu

SAFAR WANITA TANPA MAHRAM DIBOLEHKAN DENGAN KETENTUAN DAN SYARAT, BENARKAH?

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   SAFAR WANITA TANPA MAHRAM DIBOLEHKAN DENGAN KETENTUAN DAN SYARAT, BENARKAH? Asalnya, Safar Wanita…

4 months lalu