Akidah & Tauhid

BERTAWAKALLAH SELALU, AGAR ALLAH CUKUPKAN KEPERLUANNYA

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
BERTAWAKALLAH SELALU, AGAR ALLAH CUKUPKAN KEPERLUANNYA
Tawakal dibalas dengan kecukupan dan pertolongan dari Allah Yang Maha Mencukupi. Dialah yang mencukupi hamba-Nya di saat mereka butuh dan dalam keadaan sangat berharap. Kecukupan khusus yang Allah berikan adalah untuk orang beriman dan yang bertawakal pada-Nya. Kecukupan yang dimaksud meliputi kecukupan dunia dan Akhirat.
Allah ﷻ berfirman:
وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
“Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” [QS. Ath Thalaq: 3]
Tawakal inilah sebab meraih kecukupan dari Allah. Kecukupan di sini diberikan pada wali Allah yang beriman dan bertakwa.
Ibnul Qayyim berkata:
“Tawakal adalah sebab terbesar yang membuat seseorang bisa mengatasi gangguan, kezaliman, dan perlawanan dari makhluk terhadapnya. Tawakal itulah sebab utama yang bisa menolong. Dengan sikap ini pun akan mencukupi hamba. Jika Allah telah mencukupi, maka lawan pun mustahil untuk menundukkan hamba. Tidak ada pula yang bisa memudaratkan, kecuali hal yang mesti ada, seperti tertimpa panas, dingin, kelaparan, atau kehausan.
Sebagian ulama Salaf mengatakan, bahwa Allah menjadikan bagi setiap amalan ada balasan yang sejenis dengannya. Sama halnya dengan tawakal, Allah membalas dengan memberi kecukupan. Sebagaimana dalam ayat disebutkan (yang artinya): “Barang siapa yang bertawakal pada Allah, maka Allah akan beri kecukupan.” Di sini tidak dikatakan, bahwa orang yang bertawakal akan dibalas dengan pahala demikian dan demikian, seperti balasan untuk amalan lainnya. Bahkan disebutkan, balasan dari tawakal adalah Allah sendiri yang mencukupinya. Jika seseorang benar-benar bertawakal pada Allah, maka Allah akan memberikan jalan keluar melalui langit dan bumi, serta setiap makhluk di dalamnya yang Allah tundukkan. Allah akan mencukupi dan menolong orang yang bertawakal tersebut.” [Badai’ul Fawaid, 2: 766-777]
Di kitab lainnya Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:
ومن اشتغل بالله عن الناس كفاه الله مؤونة الناس ومن اشتغل بنفسه عن الله وكله الله الي نفسه ومن اشتغل بالناس عن الله وكله الله اليهم
“Barang siapa yang menyibukkan dirinya dengan bersandar pada Allah (bukan bersandar pada makhluk), maka Allah akan mencukupi kebutuhannya. Sebaliknya, barang siapa yang menyibukkan dirinya dengan bersandar pada dirinya sendiri (tidak tawakal pada Allah), maka Allah akan membuatnya bersandar pada dirinya sendiri. Begitu pula jika seseorang bersandar pada manusia dan meninggalkan Allah, Allah pun akan membuat ia menggantungkan urusannya pada manusia (tanpa ada pertolongan dari Allah).” [Disebutkan dalam kitab Al Fawaid]
Apa yang disebutkan oleh Ibnul Qayyim di atas senada dengan hadis berikut:
مَنِ الْتَمَسَ رِضَاءَ اللَّهِ بِسَخَطِ النَّاسِ كَفَاهُ اللَّهُ مُؤْنَةَ النَّاسِ وَمَنِ الْتَمَسَ رِضَاءَ النَّاسِ بِسَخَطِ اللَّهِ وَكَلَهُ اللَّهُ إِلَى النَّاسِ
“Barang siapa yang mencari rida Allah saat manusia tidak suka, maka Allah akan cukupkan dia dari beban manusia. Barang siapa yang mencari rida manusia namun Allah itu murka, maka Allah akan biarkan dia bergantung pada manusia.” [HR. Tirmidzi no. 2414 dan Ibnu Hibban no. 276. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadis ini Sahih]
Dan maksud tawakal adalah bersandarnya hati pada Allah, dan mengambil sebab atau usaha untuk terwujudnya tujuan.
Semoga Allah menjadikan kita sebagai hamba yang bertawakal.
Tawakal itulah kunci kecukupan dari Allah.
Hanya Allah yang memberi taufik.
Referensi:
• Syarh Asmail Husna fii Dhoil Kitab was Sunnah, Syaikh Dr. Sa’id bin Wahf Al Qohthoni, terbitan Maktabah Al Malik Fahd, cetakan ke-12, tahun 1431 H, hal. 117.
• Fiqh Al Asmail Husna, Syaikh Prof. Dr. ‘Abdurrozaq bin ‘Abdul Muhsin Al Badr, terbitan Maktabah Al Malik Fahd, cetakan ke-2, tahun 1431 H, hal. 272-276.
• Badai’ul Fawaid, Ibnu Qayyim Al Jauziyah, terbitan Darul ‘Alamil Fawaid, cetakan ketiga, 1433 H.
Penulis: Al-Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, MSc hafizhahullah
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Email: nasihatsahabatcom@gmail.com
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
Baca juga:
BERTAWAKALLAH SELALU, AGAR ALLAH CUKUPKAN KEPERLUANNYA
Admin Nasihat Sahabat

Artikel Terbaru

JANGAN BIARKAN BERHALA HAWA NAFSU BERCOKOL DI DALAM DADA KITA

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   JANGAN BIARKAN BERHALA HAWA NAFSU BERCOKOL DI DALAM DADA KITA Betapa banyak dosa…

7 hours lalu

JANGAN HIRAUKAN HATERS

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   JANGAN HIRAUKAN HATERS Al Imam Asy-Syafi'iy rahimahullah berkata: “Tidak ada seorang pun melainkan…

10 hours lalu

LENGKAP SUDAH KERUGIANNYA

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   LENGKAP SUDAH KERUGIANNYA "Kalau kamu melihat seorang yang suka ngeyel, demen debat, dan…

10 hours lalu

TENTANG MUSIK DAN NASYID

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   TENTANG MUSIK DAN NASYID Syaikh Ahmad An-Najmi rahimahullah berkata: إن الأغاني معصية والمصر…

3 days lalu

KISAH RAJA NAJASYI (ASHHAMAH BIN JABAR) DARI ETIOPIA

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   KISAH RAJA NAJASYI (ASHHAMAH BIN JABAR) DARI ETIOPIA   Najasyi bisa dikatakan tabi’in,…

3 days lalu

PENGKHIANATAN KONSTITUSI

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   PENGKHIANATAN KONSTITUSI An Najasy adalah putra tunggal Raja Habasyah (Etiopia). Para punggawa kerajaan…

3 days lalu