BERBAKTI KEPADA IBU KANDUNG YANG JAHAT, ATAU IBU ANGKAT YANG MERAWAT?
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
BERBAKTI KEPADA IBU KANDUNG YANG JAHAT, ATAU IBU ANGKAT YANG MERAWAT?
Pertanyaan:
Saya ditelantarkan oleh kedua orang tua saya sejak lahir, dan saya diasuh oleh orang tua angkat saya. Saya bingung saya harus berbakti kepada siapa? Dan Surga saya ada di telapak kaki ibu yang mana? Ibu kandung yang menelantarkan saya sejak lahir, atau ibu angkat saya yang sudah merawat saya sejak bayi???
Jawaban Redaksi Salamdakwah.com:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,
Seseorang WAJIB untuk berbakti kepada orang tuanya, meski orang tuanya lalai, sembrono, dan tidak perduli dalam perawatan dan pendidikan anaknya. Ini berdasarkan keumuman perintah Allah ﷻ untuk berbakti kepada kedua orang tua. Di antara nash yang menerangkan demikian adalah firman Allah ﷻ di Surat al-Ahqaf:15:
“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya. Ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: “Ya Rabbku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku, dan kepada ibu bapakku, dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridai. Berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau, dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.”
Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, beliau berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah ﷺ dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi ﷺ menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi ﷺ menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau ﷺ menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi ﷺ menjawab, ‘Kemudian ayahmu.’ [HR. Bukhari no.5971 dan Muslim no.2548]
Dalam Alquran (QS. Luqman:15) disebutkan bahwa kekafiran yang merupakan kejahatan dan dosa yang lebih besar dari sikap menelantarkan anak TIDAK BISA menggugurkan kewajiban anak untuk berbakti:
“Dan jika keduanya memaksamu untuk memersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu. Maka Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan
Dengan begitu, secara logika perbuatan menelantarkan anak TIDAK BISA menggugurkan kewajiban berbakti dan berbuat baik kepada orang tua.
Meski hak orang tua atas anaknya lebih besar dari hak orang yang merawat Anda sejak kecil, selayaknya Anda berbuat baik kepada orang yang merawat Anda dari kecil, sebagai bentuk rasa terima kasih atas jasanya yang besar. Dalam salah satu riwayat disebutkan:
Dari al-Hakam bin Umair, dia berkata Rasulullah ﷺ bersabda:
“Apabila ada yang berbuat baik kepada kalian, maka balaslah dengan balasan yang setimpal. Apabila kalian tidak mampu untuk membalasnya, maka doakanlah kebaikan untuknya. [HR. Ath-Thabrani di al-Mu’jam al-Kabir 3/218 3189 Dinilai shahih oleh al-Albani di shahih al-Jaami’ 2/1031]