ALLAHUMMA INNI A’UDZU BIKA MIN ‘ADZABIL QOBRI, WA A’UDZU BIKA MIN FITNATIL MASIIHID DAJJAL, WA A’UDZU BIKA MIN FITNATIL MAHYAA WA FITNATIL MAMAAT. ALLAHUMMA INNI A’UDZU BIKA MINAL MA’TSAMI WAL MAGHROM
Artinya:
Ya Allah, aku meminta perlindungan pada-Mu dari siksa kubur. Aku meminta perlindungan pada-Mu dari cobaan Al Masih Ad Dajjal. Aku meminta perlindungan pada-Mu dari musibah ketika hidup dan mati. Ya Allah, aku meminta perlindungan pada-Mu dari perbuatan dosa dan sulitnya berutang.” [HR. Bukhari, no. 832 dan Muslim, no. 589]
Imam Bukhari membawakan hadis di atas dalam Bab “Doa Sebelum Salam.” Namun yang lebih tepat, doa di atas bukan dibaca khusus ketika Tasyahud Akhir, namun bisa ketika sujud pula. Yang penting di dalam salat. Demikian penegasan dari Ibnu Hajar dalam Al-Fath, 2:318.
Doa Kedua
عَنْ أَبِى بَكْرٍ الصِّدِّيقِ – رضى الله عنه – . أَنَّهُ قَالَ لِرَسُولِ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – عَلِّمْنِى دُعَاءً أَدْعُو بِهِ فِى صَلاَتِى . قَالَ « قُلِ اللَّهُمَّ إِنِّى ظَلَمْتُ نَفْسِى ظُلْمًا كَثِيرًا وَلاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ ، فَاغْفِرْ لِى مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ ، وَارْحَمْنِى إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ »
Dari Abu Bakr Ash Shiddiq radhiyallahu ‘anhu, ia berkata pada Rasulullah ﷺ: “Ajarkanlah padaku suatu doa yang aku baca dalam salatku.”
ALLAHUMMA INNI ZHOLAMTU NAFSII ZHULMAN KATSIROO WA LAA YAGHFIRUDZ DZUNUUBA ILLA ANTA. FAGHFIR LII MAGHFIRATAN MIN ‘INDIK, WARHAMNII INNAKA ANTAL GHOFURUR ROHIIM
Artinya:
Ya Allah, sesungguhnya aku telah menzalimi diriku sendiri dengan kezaliman yang besar. Tiada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau. Ampunilah aku dengan ampunan dari-Mu. Kasihanilah aku. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [HR. Bukhari, no. 834 dan Muslim, no. 2705]
Maksud dari “Maghfiratan min ‘indik”, yaitu ampunan dari sisi-Mu, adalah permintaan ampunan yang besar dari Allah. Ibnu Hajar mengatakan seperti ini dalam Fath Al-Bari, 2:320.
Sedangkan sifat yang disebutkan di akhir doa “Al Ghofur Ar Rohim” yaitu dua sifat yang senantiasa bergandengan. Kata Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin, Al Ghofur berarti Allah mengampuni maksiat yang telah dilakukan dan disesalkan. Sedangkan Ar Rohim berarti Allah mengasihi hamba ketika ia lalai dari melakukan kewajiban dan ketaatan. Ini yang disebutkan oleh beliau dalam Fathu Dzil Jalali wal Ikram, 3:277.
Adapun ampunan Allah (maghfirah) ada dua makna, yaitu Allah menutup dosa dan tidak memberikan hukuman. [Lihat Fathu Dzil Jalali wal Ikram, 3:271]
Doa di atas juga dimasukkan oleh Imam Bukhari dalam Bab “Doa Sebelum Salam”. Kalau dikatakan sebelumnya, doa semacam itu bukan khusus berada di akhir salat sebelum salam setelah Tasyahud Akhir, namun boleh juga di tempat lainnya di dalam salat.
Imam Nawawi rahimahullah menegaskan, bahwa maksud Abu Bakr yang meminta pada Rasulullah ﷺ mengenai doa yang ia baca dalam salatnya, maka maksudnya adalah pada berbagai tempat dalam salat. Namun bisa jadi yang dimaksud adalah pada Tasyahud Akhir.
Ibnu Hajar rahimahullah menegaskan, bahwa Abu Bakr itu bertanya mengenai Tasyahud, lalu beliau diajarkan tentang hal itu, dan dikatakan oleh Nabi ﷺ setelahnya: “Kemudian pilihlah doa yang disukai.” Dari sini dapat kita tahu alasan kenapa Imam Bukhari mengatakan bahwa doa di atas terletak sebelum salam, maksudnya setelah Tasyahud Akhir. [Fath Al-Bari, 2:320]
Doa Ketiga
Sa’ad bin ‘Abi Waqqash biasa mengajarkan anaknya beberapa kalimat doa berikut. Ia mengajarkan doa tersebut sebagaimana para pengajar mengajarkan menulis. Ia mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ biasa membaca doa ini di dubur salat (akhir Tasyahud sebelum salam):
“ALLAHUMMA INNI A’UDZU BIKA MINAL JUBNI, WA A’UDZU BIKA AN ARUDDA ILAA ARDZALIL ‘UMUR, WA A’UDZU BIKA MIN FITNATID DUNYAA, WA A’UDZU BIKA MIN ‘ADZABIL QODBRI
Artinya:
Ya Allah, aku meminta perlindungan pada-Mu dari lemah melakukan ibadah yang mulia. Aku meminta perlindungan pada-Mu dari keadaan tua yang jelek. Aku meminta perlindungan pada-Mu dari tergoda syahwat dunia (sehingga lalai dari kewajiban). Aku meminta perlindungan pada-Mu dari siksa kubur.” [HR. Bukhari no. 2822]
Semoga bermanfaat.
Penulis: Al-Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, MSc hafizhahullah