BERAPAKAH JUMLAH RAKAAT SUNNAH RAWATIB ZUHUR?

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمِ
BERAPAKAH JUMLAH RAKAAT SUNNAH RAWATIB ZUHUR?
Beberapa riwayat yang menjelaskan jumlah rakaat shalat sunnah Rawatib Zuhur, ialah sebagai berikut:
1. Dua rakaat sebelum Zuhur dan dua rakaat sesudahnya, sebagaimana dalam hadis Ibnu ‘Umar radhiyallahu anhuma yang berbunyi:
حَفِظْتُ مِنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَشْرَ رَكَعَاتٍ رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ فِي بَيْتِهِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ فِي بَيْتِهِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ صَلَاةِ الصُّبْحِ وَكَانَتْ سَاعَةً لَا يُدْخَلُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيهَا حَدَّثَتْنِي حَفْصَةُ أَنَّهُ كَانَ إِذَا أَذَّنَ الْمُؤَذِّنُ وَطَلَعَ الْفَجْرُ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ
Aku hafal dari Nabi ﷺ sepuluh rakaat: Dua rakaat sebelum Zuhur, dua rakaat sesudahnya, dua rakaat setelah Maghrib, dua rakaat setelah ‘Isya dan dua rakaat sebelum shalat Subuh. Dan ada waktu tidak dapat menemui Nabi ﷺ . Hafshah Radhiyallahu anhuma menceritakan kepadaku bahwa bila muadzin beradzan dan terbit fajar, beliau shalat dua rakaat. [HR al- Bukhari kitab Tahajjud, Bab: ar-Rakatain Qabla Zhuhur no.1180, dan Muslim kitab Shalat al-Musafirin wa Qashruha, Bab: Fadhlus-Sunan ar-Ratibah, 729]
2. Empat rakaat sebelumnya dan dua rakaat sesudahnya, sebagaimana dalam hadis ‘Aisyah radhiyallahu anha yang berbunyi:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ لَا يَدَعُ أَرْبَعًا قَبْلَ الظُّهْرِ
Sungguh, Nabi ﷺ dahulu tidak pernah meninggalkan empat rakaat sebelum Zuhur. [HR al-Bukhari dalam kitab al-Jum’at, Bab: ar-Rak’atain Qablal-Zhuhri, no. 1110]
Hadis ‘Abdullah bin Syaqiq Radhiyallahu anhu ketika bertanya kepada ‘Aisyah Radhiyallahu anha tentang shalat sunnah yang dikerjakan Rasulullah ﷺ, dan beliau radhiyallahu anha menjawab:
كَانَ يُصَلِّي فِي بَيْتِي قَبْلَ الظُّهْرِ أَرْبَعًا ثُمَّ يَخْرُجُ فَيُصَلِّي بِالنَّاسِ ثُمَّ يَدْخُلُ فَيُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ
Beliau ﷺ dahulu shalat di rumahnya sebelum Zuhur empat rakaat, kemudian keluar dan shalat mengimami manusia. Kemudian masuk (rumah lagi) dan shalat dua rakaat. [HR Muslim, kitab Shalat al-Musafirin wa Qashruha, Bab: Jawaz an-Nafilah Qaiman wa Qa’idan, no. 730]
3. Empat rakaat sebelumnya dan empat rakaat setelahnya, sebagaimana terdapat dalam hadis Ummu Habibah yang berbunyi:
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ حَافَظَ عَلَى أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ قَبْلَ الظُّهْرِ وَأَرْبَعٍ بَعْدَهَا حَرَّمَهُ اللَّهُ عَلَى النَّارِ
Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: “Barang siapa yang menjaga empat rakaat sebelum Zuhur dan empat rakaat setelahnya, maka Allah mengharamkannya dari Neraka”. [HR at-Tirmidzi, kitab ash-Shalat, no. 428; Ibnu Majah, kitab ash-Shalat, no. 428; Abu Dawud kitab ash-Shalat, Bab: al-Arba’ Qablal-Zhuhri wa Ba’daha, no. 1269; dan Ibnu Majah kitab ash-Shalat was-Sunnah fiha, Bab: Ma Ja`a fiman Shalla Qablal-Zhuhri Arba’an wa Ba’daha Arba’an, no. 1160. Dishahihkan Syaikh al-Albani dalam Shahih Sunan Ibnu Majah, 1/191]
Dengan demikian, siapa saja yang menunaikan seluruhnya, maka ia telah melaksanakan sunnah. Namun yang muakkad (yang ditekankan), ialah empat rakaat sebelum Zuhur dan dua rakaat setelahnya, sebagaimana telah dirajihkan oleh Ibnul-Qayyim rahimahullah dan Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin. [Lihat pembahasan Majalah As-Sunnah, Edisi 05/Tahun XI/1428H/2007M, Rubrik Fiqh, halaman 49-52]
Keutamaan Sunnah Rawatib Zuhur
Shalat Rawatib Zuhur termasuk yang tidak pernah ditinggalkan Nabi ﷺ , kecuali ketika dalam keadaan bersafar. Shalat ini memiliki keutamaan seperti keumuman shalat Rawatib lainnya. Namun ada beberapa hadis yang menjelaskan keutamaannya, khususnya seperti hadis Ummu Habibah yang berbunyi:
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ حَافَظَ عَلَى أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ قَبْلَ الظُّهْرِ وَأَرْبَعٍ بَعْدَهَا حَرَّمَهُ اللَّهُ عَلَى النَّارِ
Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: “Barang siapa yang menjaga empat rakaat sebelum Zuhur dan empat rakaat setelahnya, maka Allah mengharamkannya dari Neraka”.
Dan hadis yang berbunyi:
أَرْبَعُ رَكَعَاتٍ قَبْل الظُّهْرِ يَعْدَلْنَ بِصَلاَةِ السَّجَرِ
Empat rakaat sebelum Zuhur menyamai shalat as-Sahar (menjelang terbit fajar). [HR Ibnu Abi Syaibah dalam Mushannaf-nya (2/15/2), dan dishahihkan Syaikh al-Albani dalam Silsilah Ahadits ash-Shahihah no. 1431. Lihat Silsilah (3/416)]
Wallahu a’lam.
#nasihatsahabat #mutiarasunnah #motivasiIslami #petuahulama #hadist #hadis #nasihatulama #fatwaulama #akhlak #akhlaq #sunnah #aqidah #akidah #salafiyah #Muslimah #adabIslami #ManhajSalaf #Alhaq #Kajiansalaf #dakwahsunnah #Islam #ahlussunnah #sunnah #tauhid #dakwahtauhid #Alquran #kajiansunnah #salafy
#shalat #sholat #salat #solat #Rawatib #Rowatib #Dzuhur #Zhuhur #Zuhur #Lohor #empatrakaat #4rakaat #sebelumdansesudahnya #haramkanNeraka
Admin Nasihat Sahabat

Bagikan
Ditayangkan oleh
Admin Nasihat Sahabat

Artikel Terbaru

CAHAYA SEMPURNA DI HARI KIAMAT

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ CAHAYA SEMPURNA DI HARI KIAMAT عن بُريدَة – رضي الله عنه – ، عن…

5 months lalu

DENGAN DALIH TOLERANSI, JANGAN SAMPAI KITA KEBABLASAN

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ DENGAN DALIH TOLERANSI, JANGAN SAMPAI KITA KEBABLASAN Dengan dalih toleransi, jangan sampai kita kebablasan.…

8 months lalu

BOLEH TOLERANSI, TAPI JANGAN KEBABLASAN

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   BOLEH TOLERANSI, TAPI JANGAN KEBABLASAN Boleh toleransi, tapi jangan kebablasan. Tidak sedikit orang…

8 months lalu

BOLEH DAN TIDAK BOLEH TERHADAP NON-MUSLIM (TAUTAN e-BOOK)

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   BOLEH DAN TIDAK BOLEH TERHADAP NON-MUSLIM (TAUTAN e-BOOK) Agar toleransi tidak kebablasan, cobalah…

8 months lalu

LIMA PRINSIP RUMAH TANGGA ISLAMI (E-BOOK)

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   LIMA PRINSIP RUMAH TANGGA ISLAMI (E-BOOK) Islam agama yang sempurna. Maka pasti ada…

8 months lalu

KABAR GEMBIRA BAGI YANG TELAH MENYESALI DOSANYA (e-BOOK)

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   KABAR GEMBIRA BAGI YANG TELAH MENYESALI DOSANYA (e-BOOK) Oleh: Ustadz: Dr. Abu Hafizhah…

8 months lalu