“Wahai Rasulullah, berapa lama Dajjal berada di muka bumi?”
Beliau ﷺ bersabda: “Selama empat puluh hari, di mana satu harinya seperti setahun, satu harinya lagi seperti sebulan, satu harinya lagi seperti satu Jumat (maksudnya: satu minggu, pen), satu hari lagi seperti hari-hari yang kalian rasakan.”
Mereka pun bertanya kembali pada Rasulullah ﷺ: “Wahai Rasulullah, jika satu hari bisa sama seperti setahun, apakah kami cukup salat satu hari saja?”
“Tidak. Namun kalian harus mengira-ngira (waktunya),” jawab beliau ﷺ. [HR. Muslim no. 2937]
Jawaban Rasulullah ﷺ terhadap pertanyaan sahabat menunjukkan, bahwa ketika Dajjal muncul, hari akan terasa begitu panjang, sampai terasa setahun atau sebulan atau seminggu. Dan ini bukanlah majaz, tetapi hakiki. [Al Yaumul Akhir-Al Qiyamatush Shugro, 243]
Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan mengenai memerkirakan waktu salat di atas:
“Jika setelah fajar berlalu waktu yang masanya sama seperti waktu antara Subuh dan Zuhur seperti hari biasa, maka salatlah Zuhur. Jika berlalu waktu yang masanya seperti antara Zuhur dan Asar, maka salatlah Asar. Jika berlalu waktu yang masanya seperti antara Asar dan Maghrib, maka salatlah Maghrib. Demikian yang dilakukan untuk Salat Isya dan Subuh. Kemudian Zuhur, Asar dan Maghrib diperlakukan demikian sampai berlalu waktu yang terasa setahun (sebulan atau seminggu tadi).” [Syarh Shahih Muslim, 18: 66]