Timbulnya rasa cinta dan benci karena Allah ta’ala adalah salah satu tanda seorang hamba telah merasakan nikmatnya iman. Ia tidak akan menyukai sesuatu, kecuali Allah ta’ala meridai sesuatu itu. Ia juga tidak akan membenci sesuatu, kecuali Allah ta’ala pun membenci sesuatu itu. Ia membenci apa yang tidak Allah ta’ala ridai, sebagaimana ia benci jika dikembalikan kepada kesesatan.
Orang yang beriman akan merasakan manisnya iman, apabila hanya Allah dan Rasul-Nya ﷺ yang paling ia cintai. Nabi ﷺ bersabda:
“Ada tiga perkara yang apabila perkara tersebut ada pada seseorang, maka ia akan mendapatkan manisnya iman, yaitu:
(1) Hendaknya Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari selain keduanya.
(2) Apabila ia mencintai seseorang, ia hanya mencintainya karena Allah.
(3) Ia tidak suka untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkannya, sebagaimana ia benci untuk diceburkan ke dalam api Neraka.” [HR. Al-Bukhari (no. 16), Muslim (no. 43 (67)), at-Tirmidzi (no. 2624), an-Nasa-i (VIII/96) dan Ibnu Majah (no. 4033), dari hadis Anas bin Malik Radhiyallahu anhu]
Di antara doa Rasulullah ﷺ, bahkan beliau ﷺ mewasiatkan umatnya untuk berdoa dengannya agar kita dapat mencintai dan membenci karena Allah ta’ala adalah:
AS ALUKA HUBBAKA WA HUBBA MAYYUHIBBUK WA HUBBA ‘AMALIYYUQORRIBU ILAA HUBBIK
Artinya:
“Ya Allah, aku memohon anugerah agar aku mencintai-Mu dan mencintai orang-orang yang mencintai-Mu serta mencintai semua amalan yang mendekatkanku kepada cinta kepada-Mu.” [HR. at-Tirmidzi dan Ahmad, dinyatakan dha’if oleh asy-Syaikh al-Albani dalam Dha’if al-Jami’, kemudian beliau menyatakannya Shahih dalam Sunan at-Tirmidzi no. 3235 dan al-Misykah no. 747]
Semoga kita termasuk hamba-hamba-Nya yang merasakan nikmatnya iman. Aamiin!