(1). “Awal bulan Ramadan itu adalah rahmat, tengahnya adalah maghfirah (ampunan), dan akhirnya merupakan pembebasan dari api Neraka.” [HR. Ibnu Abi Dunya, Ibnu Asakir dan ad-Dailami, hadis dari Abu Hurairah, hadis ini MUNKAR, lihat adh-Dho’iifah no. 1569]
(2). “Dan dia (Ramadan) adalah bulan yang awalnya rahmat, pertengahannya ampunan, dan akhirnya pembebasan dari api Neraka.” [HR. Ibnu Khuzaimah III/191 no.1887, hadis dari Salman al-Farisi]
Di dalam sanadnya ada rawi yang bernama ‘Ali bin Zaid bin Jud’aan.
• Ibnu Khuzaimah, al-Bukhari dan Abu Hatim berkata: “Dia tidak bisa dijadikan hujjah karena buruknya hafalannya.”
• Imam Ahmad berkata: “Dia dha’iif.”
• Imam adz-Dzahabi berkata: “Hadis ini munkar.” [Mizanul I’tidal V/157 oleh Imam adz-Dzahabi] Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata: “Hadis ini munkar.” [Lisanul Mizan II/169]
• Imam al-Albani berkata: “Hadis ini munkar.” [Adh-Dho’iifah no. 871 dan Dha’iifut Targhiib wat Tarhiib no. 589]
Hadis di atas juga menyelisihi hadis yang Sahih, di mana Rasulullah ﷺ bersabda:
(1). “Sesungguhnya Allah memiliki hamba-hamba yang dibebaskan dari api Neraka pada setiap hari dan malam, yakni di bulan Ramadan. Dan bagi setiap Muslim di setiap hari dan malamnya ada doa yang dikabulkan.” [HR. Ahmad no. 7450 dan al-Bazzar no. 962 dalam Kasyful Astar, hadis dari Abu Hurairah dan Abu Sa’iid al-Khudri, Shahiihut Targhiib wat Tarhiib no. 1002]
(2). “Dan pada setiap malam di bulan Ramadan Allah membebaskan hamba-hamba-Nya dari api Neraka” [HR. At-Tirmidzi no. 682, Ibnu Majah no. 1642, Ibnu Hibban no. 3435, Ibnu Khuzaimah no. 1883 dan al-Hakim I/421, hadis dari Abu Hurairah, lihat Shahiihul Jaami’ ash-Shaghiir no.759]
Jelas sekali disebutkan pada dua hadis di atas, bahwa pada setiap malam Ramadan Allah ﷻ akan membebaskan hamba-Nya dari api Neraka, dan “BUKAN” hanya pada sepuluh hari terakhirnya saja.