قَالَ الله تَعَالَى : { ألا إنَّ أوْلِيَاءَ اللهِ لاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يحْزَنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ لَهُمُ البُشْرَى في الحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ لاَ تَبْدِيلَ لِكَلِمَاتِ الله ذَلِكَ هُوَ الفَوْزُ العَظِيمُ }
“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman, dan mereka selalu bertakwa. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia, dan (dalam kehidupan} di Akhirat. Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar.” [QS. Yunus: 62-64]
Karamah itu apa? Apa bedanya dengan mukjizat dan ilmu magis?
Ada empat hal yang mesti dibedakan, yaitu mukjizat, karamah, ilmu magis (black magic/ sihir), dan kejadian luar biasa pada para pendusta. Keempat hal ini adalah kejadian luar biasa di luar kemampuan manusia.
Pertama: Mukjizat
Mukjizat (Aayatun Nabi) adalah perkara di luar kebiasaan yang Allah tampakkan pada nabi untuk mengokohkan dan membuktikan kebenaran mereka sebagai seorang nabi. Contoh mukjizat adalah pada Nabi Isa. Nabi Isa menghidupkan yang mati, bahkan mengeluarkannya dari kubur setelah dimakamkan. Sebagaimana disebutkan dalam ayat:
“Hai Isa putra Maryam, ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu di waktu Aku menguatkan kamu dengan Ruhul Qudus.
Kamu dapat berbicara dengan manusia di waktu masih dalam buaian dan sesudah dewasa.
Dan (ingatlah) di waktu Aku mengajar kamu menulis, hikmah, Taurat dan Injil.
Dan (ingatlah pula) di waktu kamu membentuk dari tanah (suatu bentuk) yang berupa burung dengan ijin-Ku. Kemudian kamu meniup kepadanya, lalu bentuk itu menjadi burung (yang sebenarnya) dengan seizin-Ku.
Dan (ingatlah) di waktu kamu menyembuhkan orang yang buta sejak dalam kandungan ibu dan orang yang berpenyakit sopak dengan seizin-Ku
Dan (ingatlah) di waktu kamu mengeluarkan orang mati dari kubur (menjadi hidup) dengan seizin-Ku.
Dan (ingatlah) di waktu Aku menghalangi Bani Israil (dari keinginan mereka membunuh kamu) di kala kamu mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, lalu orang-orang kafir di antara mereka berkata: “Ini tidak lain melainkan sihir yang nyata.” [QS. Al-Maidah: 110]
Kedua: Karamah
Karamah adalah perkara luar biasa namun bukan dari para nabi, tetapi dari pengikut para nabi, yaitu dari kalangan wali Allah. Contohnya adalah pada Maryam yang menggoyangkan batang kurma. Dalam ayat disebutkan:
“Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu.” [QS. Maryam: 25]
Dan buah kurma yang masak itu tidak hancur. Ini namanya karamah. Begitu juga Maryam bisa hamil (tanpa suami) hingga melahirkan adalah suatu karamah. Dalam ayat disebutkan:
“Dan (ingatlah kisah) Maryam yang telah memelihara kehormatannya. Lalu Kami tiupkan ke dalam (tubuh)nya roh dari Kami, dan Kami jadikan dia dan anaknya tanda (kekuasaan Allah) yang besar bagi semesta alam.” [QS. Al-Anbiya: 91]
Ketiga: Ilmu Hitam (Ilmu Magis/ Sihir)
Ilmu magis (Sya’wadzah) adalah sesuatu yang Allah tampakkan pada orang yang mengabdi pada jin. Ini sebagai bentuk ujian bagi dirinya dan orang lain, yang membuat tukang sihir itu semakin sesat. Ilmu ini datang dari setan, sehingga yang memilikinya tidak disebut wali Allah, apalagi seorang nabi.
Keempat: Kejadian Luar Biasa Pada Para Pendusta
Kejadian ini untuk membuat orang yang memilikinya semakin hina dan menunjukkan kedustaannya. Ini seperti yang ada pada Musailamah Al-Kadzdzab. Ia mengaku sebagai nabi di akhir-akhir hidup Nabi ﷺ, dan punya banyak pengikut. Suatu hari ada petani yang mendatangi Musailamah. Mereka mengadukan padanya, bahwa sumur mereka kering airnya, hanya tersisa sedikit sekali. Mereka meminta kepada Musailamah supaya mendatangi sumur tersebut lantas ia meludah ke dalam sumur, seakan-akan ia mengembalikan air. Ia pun pergi. Mereka lantas memberikan pada Musailamah air. Ia pun berkumur-kumur dengan air tersebut, kemudian ia memuntahkannya ke dalam sumur. Akhirnya di sumur itu terdapat air. Ketika ia meludah lagi, air tersebut jadi kering lagi dan tidak tersisa sedikit pun.
Referensi:
Al-Furqan bayna Awliya’ Ar-Rahman wa Awliya’ Asy-Syaithan. Cetakan kedua, Tahun 1424 H. Syaikhul Islam Abul ‘Abbas Taqiyuddin Ahmad bin ‘Abdul Halim bin ‘Abdus Salam (Ibnu Taimiyyah). Penerbit Maktabah Ar-Rusyd.
Syarh Kitab Al-Furqan bayna Awliya’ Ar-Rahman wa Awliya’ Asy-Syaithan. Cetakan pertama, Tahun 1433 H. Syaikh Shalih bin ‘Abdul ‘Aziz bin Muhammad Alu Syaikh. Penerbit Maktabah Darul Hijaz.
Syarh Riyadh Ash–Shalihin. Cetakan kedua, Tahun 1427 H. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin. Penerbit Madar Al-Wathan li An-Nasyr.
Penulis: Al-Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, MSc hafizhahullah