BAGAIMANA DERAJAT HADIS DOA MASUK PASAR? (FATWA ULAMA)
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
BAGAIMANA DERAJAT HADIS DOA MASUK PASAR? (FATWA ULAMA)
Mufti Saudi Arabia di masa silam, Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz ditanya mengenai hadis, barang siapa yang memasuki pasar lantas mengucapkan ‘Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu yuhyii wa yumiit wa huwa hayyu laa yamuut bi yadihil khoir wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir’, apakah hadis ini termasuk hadis sahih?
Beliau rahimahullah menjawab:
“Berzikir di pasar dan di rumah adalah suatu yang dituntunkan. Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, bahwa Nabi ﷺ itu mengingat Allah dalam segala keadaan. Allah taala pun berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.” [QS. Al Ahzab: 41-42]
Oleh karenanya, jika di pasar, hendaklah pula berzikir pada Allah. Di tengah orang banyak, hendaklah pun berzikir pada-Nya, sehingga Allah pun akan mengingat dan menolongnya. Akan tetapi hadis yang disebut di atas dilanjutkan dengan fadhilahnya: Barang siapa yang membacanya, maka akan dicatat baginya sejuta kebaikan, dihapus baginya sejuta kejelekan, dan akan ditinggikan derajatnya sejuta derajat. Hadis ini adalah HADIS DHAIF, tidak sahih dari Nabi ﷺ, sejauh telaah yang kami lakukan dari meninjau sanad-sanadnya.
Walau hadis ini tidak sahih, bukan berarti seseorang tidak diperkenankan berzikir pada Allah (di pasar). Tetaplah berzikir pada Allah, walau tidak dibalas dengan ganjaran sebagaimana yang disebutkan dalam hadis tadi. Hendaklah ia banyak mengingat Allah, dan itu sudah mendapatkan pahala dan fadhilah yang besar. Tetapi hadis sebagaimana yang ditanyakan tidaklah sahih.” [Mawqi’ Syaikh Ibnu Baz: http://binbaz.org.sa/mat/11532]