Durhaka kepada kedua orang tua yaitu bermuamalah dengan mereka dengan apa-apa yang menyakiti mereka dari hal-hal yang menyelisih syariat Islam, atau tidak berbakti kepada keduanya.
Kedurhakaan kepada kedua orang banyak bentuknya, di antaranya:
1. Membentak menghardik kedua orang tua, yaitu dengan meninggikan suara di depan keduanya serta berlaku kasar dalam ucapan. Allah ﷻ berfirman: “Dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka ucapan yang mulia.“ [QS: Al-Isra: 23]
2. Membuat kedua orang tua menangis atau sedih, baik dengan ucapan, perbuatan atau penyebab mereka berdua menangis.
3. Mengatakan “ah“ dan berkeluh kesah dengan perintah kedua orang tua. Kebanyakan dari kita, ketika orang tua memerintahkan kita, keluar dari mulutnya ucapan “ah“, walaupun nanti dia akan melaksanakan perintah kedua orang tuanya. Allah ﷻ berfirman: “Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah“ dan janganlah kamu membentak mereka.” [QS: Al-Isra: 23]
4. Bermuka masam di depan kedua orang tua. Sebagian orang akan kamu dapati ceria, senyum, berakhlak yang baik serta memilih kata-kata yang baik ketika di dalam majelis. Akan tetapi tatkala ia memasuki rumah dan duduk di hadapan kedua orang tuanya, maka ia berubah seperti singa, berubah keadaannya.
5. Memandang dengan pandangan yang merendahkan kepada orang tua saat marah. Seorang anak yang seakan lebih tinggi kedudukannya dari orangtua, ketika marah dengan mudah memandang jelek dan merendahkan keduanya.
6. Mencela makanan yang dibuat Ibunya. Hal ini telah melanggar dua larangan:
Pertama: Mencela makanan, dan hal ini tidak boleh, Nabi ﷺ tidak pernah mencela makanan sekalipun. Jika ia menyukainya, maka ia makan. Kalau tidak, maka ia tinggalkan.“
Kedua: Kurang beradab kepada Ibu dan menyusahkannya.
7. Memerintahkan kedua orang tuanya. Hal ini tidak layak. apalagi kalau Ibunya lemah, lanjut usia atau dalam keadaan sakit. Adapun jika ibu melakukan hal itu dengan kerelaan serta keinginannya dan tubuhnya masih kuat, maka hal itu tidak mengapa. Bersamaan dengan itu memerhatikan rasa syukur kepadanya dan mendoakannya.
8. Tidak membantu keduanya dalam pekerjaan rumah. Bahkan sebagian anak laki-laki menganggap hal itu mengurangi hak mereka dan menghilangkan sifat kelaki-lakian. Sebagian anak-anak perempuan, ketika mereka melihat ibunya terbebani pekerjaan rumah tangga, ia tidak membantunya. Bahkan sebagian mereka menghabiskan waktunya untuk berbicara dengan teman-temannya lewat telepon dan membiarkan ibunya menderita (semoga Allah memberikan hidayah kepada mereka).
9. Mencela dan melaknat kedua orang tuanya, baik secara langsung atau penyebab orang tuanya dicela. Dari sahabat Abdullah bin Amr, Nabi ﷺ bersabda: “Di antara dosa-dosa besar, yaitu seorang mencela kedua orang tuanya. Lalu ditanyakan, apakah (mungkin) seseorang mencela kedua orang tuanya? Nabi ﷺ menjawab: ‘Ya, dia mencela bapak seseorang, lalu orang itu mencela bapaknya. Dia mencela ibu seseorang, lalu orang itu mencela ibunya“. [HR. Bukhari dan Muslim]
10. Mengutamakan istri daripada kedua orang tuanya. Sebagian manusia mendahulukan menuruti kemauan istri daripada kedua orang tuanya. Kalau seandainya istri meminta untuk mengusir kedua orang tuanya, maka niscaya ia akan mengusir keduanya.
11. Berlepas diri dari orang tua, dan malu mengakui kedua orang tuanya.
12. Mencuri sesuatu milik kedua orang tuanya. Maka anak ini telah melakukan dua larangan yaitu mencuri dan durhaka.
13. Berkeinginan agar orang tuanya cepat meninggal. Sebagian anak berkeinginan agar orang tuanya cepat meninggal, agar ia bisa mewarisi keduanya, jika mereka orang kaya. Atau ingin cepat berlepas dari orang tua, jika mereka berdua sedang sakit atau miskin.