Apakah Hukum Duduk Istirahat Sejenak Setelah Bangkit Dari Sujud Kedua Untuk Memasuki Rakaat Kedua Dan Keempat?
Pertanyaan:
Mohon penjelasan mengenai hal berikut ini: Bangkit setelah sujud, apakah harus duduk istirahat dulu?
Jawab:
Pendapat yang kuat –wallahu a’lam- adalah dianjurkan untuk melakukan duduk istirahat ketika bangkit dari sujud kedua, untuk memasuki rakaat kedua dan keempat.
Di antara dalilnya adalah hadis Malik bin Al-Huwairits:
أنه رأى النبي صلى الله عليه و سلم يصلي فإذا كان في وتر من صلاته لم ينهض حتى يستوي قاعدا
“Bahwasanya beliau melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sholat, apabila beliau selesai dari rakaat ganjil (satu dan tiga) maka beliau tidak bangkit sampai duduk dengan tenang” (HR. Al-Bukhary)
Berkata Asy-Syaukany:
الحديث فيه مشروعية جلسة الاستراحة وهي بعد الفراغ من السجدة الثانية وقبل النهوض إلى الركعة الثانية والرابعة .
“Di dalam hadis ini ada dalil disyari’atkannya duduk istirahat, yaitu duduk setelah sujud kedua sebelum bangkit ke rakaat kedua dan ke empat” (Nailul Authar 2/48, Dar Al-Kalim Ath-Thayyib)
+Dan tidak kita katakan bahwasanya beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukannya karena sudah tua atau sakit. Karena jika demikian halnya, berarti para sahabat tidak bisa membedakan, mana yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam karena ibadah atau karena keperluan. (Tamamul Minnah hal:212)
Adapun hadis-hadis lain yang menyebutkan sifat sholat nabi akan tetapi tidak menyebutkan duduk istirahat, seperti hadis orang yang jelek sholatnya, maka ini menunjukkan bahwa duduk istirahat ini TIDAK WAJIB.
Dan ini adalah pendapat masyhur madzhab Asy-Syafi’iyyah, sebagian dari ahli hadis, dan salah satu riwayat dari Imam Ahmad (Lihat Al-Majmu’, An-Nawawy 3/421, Maktabatul Irsyad).
Berkata Syeikh Abdul Aziz bin Baz:
جلسة الاستراحة مستحبة للإمام والمأموم والمنفرد , وهي من جنس الجلسة بين السجدتين , وهي جلسة خفيفة لا يشرع فيها ذكر ولا دعاء ومن تركها فلا حرج. والأحاديث فيها ثابتة عن النبي صلى الله عليه وسلم من حديث مالك بن الحويرث ومن حديث أبي حميد الساعدي , وجماعة من الصحابة رضي الله عنهم
“Duduk istirahat adalah mustahab (dianjurkan) bagi imam, ma’mum, maupun yang sholat sendiri. Dan duduknya sejenis dengan duduk di antara dua sujud, duduknya ringan (sebentar) tidak disyari’atkan dzikir dan doa di dalamnya. Barang siapa meninggalkannya maka tidak mengapa.
Hadis-hadisnya telah tetap dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dari hadis Malik bin Al-Huwairits, dan dari Abu Humaid As-Sa’idy, dan beberapa orang sahabat radhiyallahu ‘anhum” (Majmu’ Fatawa Syeikh Abdul Aziz bin Baz 11/99).
Wallahu a’lam.
Dijawab oleh: Ustadz Abdullah Roy, Lc.
Sumber: tanyajawabagamaislam.blogspot.com
https://konsultasisyariah.com/747-apakah-hukum-duduk-istirahat-setelah-bangkit-dari-sujud.html
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ DENGAN DALIH TOLERANSI, JANGAN SAMPAI KITA KEBABLASAN Dengan dalih toleransi, jangan sampai kita kebablasan.…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ BOLEH TOLERANSI, TAPI JANGAN KEBABLASAN Boleh toleransi, tapi jangan kebablasan. Tidak sedikit orang…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ BOLEH DAN TIDAK BOLEH TERHADAP NON-MUSLIM (TAUTAN e-BOOK) Agar toleransi tidak kebablasan, cobalah…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ LIMA PRINSIP RUMAH TANGGA ISLAMI (E-BOOK) Islam agama yang sempurna. Maka pasti ada…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ KABAR GEMBIRA BAGI YANG TELAH MENYESALI DOSANYA (e-BOOK) Oleh: Ustadz: Dr. Abu Hafizhah…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ SAFAR WANITA TANPA MAHRAM DIBOLEHKAN DENGAN KETENTUAN DAN SYARAT, BENARKAH? Asalnya, Safar Wanita…