Apakah Boleh Kita Tiru Doa Nabi Sulaiman Agar Kaya?
Pertanyaan:
Bolehkah kita sebagai Muslim mengamalkan doa Nabi Sulaiman, seperti di QS. Shad: 35, agar dimudahkan dalam hal rejeki dan harta?
Jawaban:
Bismillah was sholatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,
Doa yang dimaksud adalah permohonan Nabi Sulaiman ‘alaihis sholatu was salam yang Allah ta’ala ceritakan dalam Alquran:
قَالَ رَبِّ اغْفِرْ لِي وَهَبْ لِي مُلْكًا لَا يَنْبَغِي لِأَحَدٍ مِنْ بَعْدِي إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
Sulaiman berdoa: “Ya Rabku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang-pun sesudahku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi.” (QS. Shad: 35)
Salah satu di antara kekuasaan Sulaiman, yang TIDAK mungkin dimiliki orang lain adalah, beliau bisa mengendalikan dan menguasai jin. Sehingga semua jin menjadi tunduk dan patuh kepada Sulaiman. Beliau juga bisa menguasai binatang. Sehingga pasukan Sulaiman tidak hanya manusia, tapi mencakup jin dan binatang.
Allah ta’ala kabulkan permohonan Sulaiman, sebagai tanda bagi seluruh umat manusia, bahwa Allah ta’ala kuasa untuk melakukan apapun sesuai yang Dia kehendaki. Termasuk memberikan kekuasaan kepada salah satu dari hamba-Nya yang tidak lazim dimiliki manusia.
Makna Doa Sulaiman:
Mengenai makna doa Sulaiman: “Anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang-pun sesudahku.”
Di sana ada dua pendapat ulama:
Pertama, beliau memohon kepada Allah ta’ala agar tidak ada yang mampu menggulingkan kekuasaan beliau sampai beliau meninggal.
Kedua, beliau memohon kepada Allah ta’ala agar diberi kekuasaan yang tidak layak untuk dimiliki siapa pun setelah beliau.
Al-Hafidz Ibnu Katsir lebih menguatkan pendapat kedua. Ibnu Katsir mengatakan:
والصحيح أنه سأل من الله تعالى ملكا لا يكون لأحد من بعده من البشر مثله
Yang benar, Sulaiman memohon kepada Allah kerajaan, yang tidak boleh dimiliki oleh manusia siapa pun setelah beliau. (Tasir Ibnu Katsir, 7/70).
Karena itulah, siapa pun manusia, dia tidak bisa memiliki kemampuan sebagaimana Sulaiman. Sehingga tidak ada manusia yang bisa menguasai jin atau binatang, kecuali atas mukjizat dari Allah, termasuk Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri. Beliau tidak mau melangkahi doa Sulaiman ini.
Suatu ketika, pada saat mengimami sholat, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan gerakan yang berbeda di luar kebiasaannya. Pagi harinya, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan:
إِنَّ عِفْرِيتًا مِنَ الجِنِّ تَفَلَّتَ عَلَيَّ البَارِحَةَ لِيَقْطَعَ عَلَيَّ الصَّلاَةَ، فَأَمْكَنَنِي اللَّهُ مِنْهُ، فَأَرَدْتُ أَنْ أَرْبِطَهُ إِلَى سَارِيَةٍ مِنْ سَوَارِي المَسْجِدِ حَتَّى تُصْبِحُوا وَتَنْظُرُوا إِلَيْهِ كُلُّكُمْ، فَذَكَرْتُ قَوْلَ أَخِي سُلَيْمَانَ: رَبِّ هَبْ لِي مُلْكًا لاَ يَنْبَغِي لِأَحَدٍ مِنْ بَعْدِي فَرَدَّهُ خَاسِئًا
“Ada Jin Ifrit menampakkan diri kepadaku tadi malam, untuk mengganggu sholatku. Kemudian Allah memberikan kemampuan kepadaku untuk memegangnya. Aku ingin untuk mengikatnya di salah satu tiang masjid, sehingga pagi harinya kalian semua bisa melihatnya. Namun saya teringat doa saudaraku Sulaiman: “Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kekuasaan yang tidak dimiliki oleh seorang pun sesudahku.” Kemudian beliau melepaskan jin itu dalam keadaan terhina.” (HR. Bukhari 461 dan Muslim 541).
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mau mengikat jin itu di tiang masjid. Karena jika hal itu beliau lakukan, berarti beliau telah menguasai jin. Sementara kemampuan bisa menguasai jin, merupakan keistimewaan Sulaiman. Karena teringat doa Sulaiman, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melepaskan jin itu.
Apakah Doa ini Bisa Ditiru?
Ada beberapa doa nabi, yang itu bagian dari mukjizat beliau, sehingga hanya berlaku untuk beliau, dan BUKAN untuk ditiru. Karena manusia selain mereka tidak mungkin memiliki mukjizat.
Seperti doanya Nabi Isa ‘alaihis sholatu was salam, di mana beliau memohon kepada Allah agar diturunkan hidangan dari langit. Allah ta’ala menceritakan doa Nabi Isa:
قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا أَنْزِلْ عَلَيْنَا مَائِدَةً مِنَ السَّمَاءِ تَكُونُ لَنَا عِيدًا لِأَوَّلِنَا وَآَخِرِنَا وَآَيَةً مِنْكَ
Isa bin Maryam berdoa: “Ya Allah, turunkan untuk kami hidangan dari langit, yang hari turunnya akan menjadi hari raya bagi kami, yaitu orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau…” (QS. al-Maidah: 114).
Termasuk juga doa Nabi Musa ‘alaihis sholatu was salam, di mana beliau memohon kepada Allah agar bisa melihat-Nya. Allah ceritakan dalam Alquran:
قَالَ رَبِّ أَرِنِي أَنْظُرْ إِلَيْكَ قَالَ لَنْ تَرَانِي وَلَكِنِ انْظُرْ إِلَى الْجَبَلِ فَإِنِ اسْتَقَرَّ مَكَانَهُ فَسَوْفَ تَرَانِي فَلَمَّا تَجَلَّى رَبُّهُ لِلْجَبَلِ جَعَلَهُ دَكًّا وَخَرَّ مُوسَى صَعِقًا
Musa berdoa: “Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku, agar aku dapat melihat Engkau”. Tuhan berfirman: “Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu. Maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala), niscaya kamu dapat melihat-Ku”. Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan.” (QS. al-A’raf: 143).
Atau doa Nabi Ibrahim, agar beliau diperlihatkan bagaimana cara Allah menghidupkan makhluk yang telah mati. Allah sebutkan doa ini dalam Alquran:
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ أَرِنِي كَيْفَ تُحْيِي الْمَوْتَى قَالَ أَوَلَمْ تُؤْمِنْ قَالَ بَلَى وَلَكِنْ لِيَطْمَئِنَّ قَلْبِي
“Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku, bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati”. Allah berfirman: “Belum yakinkah kamu?” Ibrahim menjawab: “Aku telah meyakininya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku)…” (QS. al-Baqarah: 260).
Termasuk di antaranya adalah doa Nabi Sulaiman ‘alaihis salam. Karena doa ini bagian dari mukjizat beliau, maka TIDAK berlaku untuk yang lain. Sehingga orang lain TIDAK boleh menjadikannya sebagai doa, baik tujuannya untuk mendapatkan kekuasaan atau memerlancar rezeki atau tujuan lainnya.
Allahu a’lam.
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)
https://konsultasisyariah.com/26753-doa-sulaiman-untuk-memperlancar-rezeki.html
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ DENGAN DALIH TOLERANSI, JANGAN SAMPAI KITA KEBABLASAN Dengan dalih toleransi, jangan sampai kita kebablasan.…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ BOLEH TOLERANSI, TAPI JANGAN KEBABLASAN Boleh toleransi, tapi jangan kebablasan. Tidak sedikit orang…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ BOLEH DAN TIDAK BOLEH TERHADAP NON-MUSLIM (TAUTAN e-BOOK) Agar toleransi tidak kebablasan, cobalah…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ LIMA PRINSIP RUMAH TANGGA ISLAMI (E-BOOK) Islam agama yang sempurna. Maka pasti ada…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ KABAR GEMBIRA BAGI YANG TELAH MENYESALI DOSANYA (e-BOOK) Oleh: Ustadz: Dr. Abu Hafizhah…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ SAFAR WANITA TANPA MAHRAM DIBOLEHKAN DENGAN KETENTUAN DAN SYARAT, BENARKAH? Asalnya, Safar Wanita…