Adab & Akhlak

APABILA CARA ‘JIHAD’ DAN ‘NAHI MUNKAR’ ANDA TIDAK SYARI, MAKA ANDA TIDAK BERSABAR

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

#NasihatUlama

APABILA CARA ‘JIHAD’ DAN ‘NAHI MUNKAR’ ANDA TIDAK SYARI, MAKA ANDA TIDAK BERSABAR

Bersabar menghadapi kezaliman penguasa adalah prinsip Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Tidak sabar, lalu melakukan ‘jihad’ atau ‘nahi munkar’ dengan cara yang tidak syari, adalah prinsip Khawarij. Yaitu melakukan pemberontakan terhadap penguasa Muslim, baik memberontak dengan senjata maupun dengan kata-kata, seperti dengan melakukan demontrasi; ‘jihad’ konstitusi yang berasas demokrasi, bukan jihad syari.

Penjelasan Ulama Bahwa Demonstrasi Adalah Tradisi Orang-Orang Kafir

Al-Imam Al-‘Allamah Al-Muhaddits Al-Albani rahimahullah berkata:

صحيح ان الوسائل إذا لم تكن مخالفة للشريعة فهي الأصل فيها الإباحة، هذا لا إشكال فيه، لكن الوسائل إذا كانت عبارة عن تقليد لمناهج غير إسلامية فمن هنا تصبح هذه الوسائل غير شرعية، فالخروج للتظاهرات او المظاهرات وإعلان عدم الرضا او الرضا وإعلان التاييد أو الرفض لبعض القرارات أو بعض القوانين، هذا نظام يلتقي مع الحكم الذي يقول الحكم للشعب، من الشعب وإلى الشعب، أما حينما يكون المجتمع إسلاميا فلا يحتاج الأمر إلى مظاهرات وإنما يحتاج إلى إقامة الحجة على الحاكم الذي يخالف شريعة الله.

“Benar bahwa sarana-sarana, jika TIDAK MENYELISIHI SYARIAT, maka hukum asalnya mubah. Ini bukan masalah. Tetapi sarana-sarana jika merupakan taklid terhadap manhaj yang bukan Islam, maka menjadi tidak sesuai syariat, maka keluar untuk aksi terbuka atau demonstrasi, dan menampakkan penentangan atau persetujuan, atau menunjukkan dukungan atau penolakan atas sebagian aturan atau undang-undang. Metode ini sama dengan aturan (demokrasi) yang mengatakan, bahwa hukum milik rakyat; dari rakyat dan untuk rakyat. Adapun masyarakat Islam tidaklah membutuhkan demonstrasi, melainkan Iqomatul Hujjah (Penyampaian ilmu) kepada Penguasa yang menyelisihi syariat Allah ta’ala.” [Mauqi’ Al-Albani]

Al-Imam Al-‘Allamah Al-Muhaddits Al-Albani rahimahullah juga berkata:

هذه التظاهرات الأوربية ثم التقليدية من المسلمين، ليست وسيلة شرعية لإصلاح الحكم وبالتالي إصلاح المجتمع، ومن هنا يخطئ كل الجماعات وكل الأحزاب الاسلامية الذين لا يسلكون مسلك النبي صلى الله عليه وسلم في تغيير المجتمع، لا يكون تغيير المجتمع في النظام الاسلامي بالهتافات وبالصيحات وبالتظاهرات، وإنما يكون ذلك على الصمت وعلى بث العلم بين المسلمين وتربيتهم على هذا الاسلام حتى تؤتي هذه التربية أكلها ولو بعد زمن بعيد.

“Demonstrasi ini yang asalnya dari orang-orang kafir Eropa, kemudian diikuti oleh kaum Muslimin, bukanlah sarana yang sesuai syariat untuk memerbaiki hukum (pemerintah) ataupun memerbaiki masyarakat. Maka dari sini jelas kesalahan semua kelompok-kelompok dan golongan-golongan Islam yang tidak menempuh jalan Nabi ﷺ dalam mengubah masyarakat. Karena tidaklah mungkin mengubah masyarakat dalam aturan Islam dengan cara menyuarakan yel-yel, berteriak-teriak dan berdemonstrasi. Hanyalah melakukan pengubahan itu dengan cara tidak menyuarakan kebatilan dan menyebarkan ilmu di tengah-tengah kaum Muslimin, dan mendidik mereka di atas agama Islam yang benar ini, sampai usaha pendidikan ini membuahkan hasil, walau menempuh waktu yang lama.” [Mauqi’ Al-Albani]

Asy-Syaikh Al-‘Allamah Shalih Al-Fauzan hafizhahullah berkata:

المظاهرات ليست من دين الإسلام لما يترتب عليها من الشرور من ضياع كلمة المسلمين من تفريق بين المسلمين لما يصاحبها من التخريب وسفك الدماء لما يصاحبها من الشرور، وليست المظاهرات بحل صحيح للمشكلات، ولكن الحل يكون بإتباع الكتاب والسنة

“Demonstrasi bukan berasal dari agama Islam, karena kejelekan-kejelekan yang timbul darinya seperti terpecahnya kesatuan kaum Muslimin, disertai dengan pengrusakan dan pertumpahan darah, serta berbagai kejelekan lainnya. Demonstrasi bukan solusi yang benar. Akan tetapi solusi itu adalah dengan mengikuti Alquran dan As-Sunnah.” [Mauqi’ Al-Fauzan]

Penjelasan Ulama Bahwa Pemberontakan Terjadi dengan Senjata dan Kata-Kata

Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah berkata:

بل العجب أنه وُجّه الطعن إلى الرسول صلى الله عليه وسلم ، قيل لـه : اعدل، وقيل لـه: هذه قسمة ما أريد بها وجه الله. وهذا أكبر دليل على أن الخروج على الإمام يكون بالسيف ويكون بالقول والكلام، يعني: هذا ما أخذ السيف على الرسول صلى الله عليه وسلم، لكنه أنكر عليه.

ونحن نعلم علم اليقين بمقتضى طبيعة الحال أنه لا يمكن خروج بالسيف إلا وقد سبقه خروج باللسان والقول. الناس لا يمكن أن يأخذوا سيوفهم يحاربون الإمام بدون شيء يثيرهم، لا بد أن يكون هنـاك شيء يثـيرهم وهو الكلام. فيكون الخروج على الأئمة بالكلام خروجاً حقيقة، دلت عليه السنة ودل عليه الواقع

“Sangat mengherankan tatkala celaan itu diarahkan kepada Rasulullah ﷺ (yaitu yang dilakukan oleh pentolan Khawarij, Dzul Khuwaisiroh). Dikatakan kepada beliau ﷺ: “Berlaku adillah!” Juga dikatakan: “Pembagianmu ini tidak menginginkan wajah Allah!” Ini adalah sebesar-besarnya dalil yang menunjukkan, bahwa memberontak kepada penguasa bisa jadi dengan senjata, bisa jadi pula dengan ucapan dan kata-kata. Maksudnya, orang ini (si pentolan Khawarij, Dzul Khuwaisiroh –Red) tidaklah memerangi Rasul -ﷺ- dengan pedang, akan tetapi ia mengingkari beliau ﷺ (dengan ucapan di depan umum).

Kita tahu dengan pasti, bahwa kenyataannya, tidak mungkin terjadi pemberontakan dengan senjata, kecuali telah didahului dengan pemberontakan dengan lisan dan ucapan. Manusia tidak mungkin mengangkat senjata untuk memerangi penguasa, tanpa ada sesuatu yang bisa memrovokasi mereka. Mesti ada yang bisa memrovokasi mereka, yaitu dengan kata-kata. Jadi, memberontak terhadap penguasa dengan kata-kata adalah pemberontakan secara hakiki, berdasarkan dalil As-Sunnah dan kenyataan.” [Fatawa Al-‘Ulama Al-Akabir, hal. 96]

Asy-Syaikh Abdul Aziz Ar-Rajihi hafizhahullah berkata:

فلا يجوز للإنسان أن ينشر المعايب. هذا نوع من الخروج, إذا نُشِرَتِ المعايب -معايب الحكام والولاة- على المنابر, وفي الصحف والمجلات, وفي الشبكة المعلوماتية؛ أبغض الناس الولاة, وألبوهم عليهم, فخرج الناس عليهم

“Tidak boleh bagi seseorang untuk menyebarkan aib-aib Pemerintah. Ini termasuk pemberontakan. Apabila aib-aib Penguasa disebarkan di mimbar-mimbar, koran-koran, majalah-majalah dan jaringan informasi, maka membuat orang-orang marah dan berkumpul untuk melawan. Maka mereka pun memberontak kepada Pemerintah.” [Syarhul Mukhtar fi Ushulis Sunnah, hal. 339]

Bersabar Menghadapi Kezaliman Penguasa Adalah Prinsip Ahlus Sunnah Yang Membedakan dengan Khawarij

Apabila penguasanya adil, maka Ahlus Sunnah dan golongan-golongan sesat seperti Khawarij dan yang semisalnya tidaklah berbeda pendapat untuk tunduk dan patuh kepadanya, serta tidak memberontak.

Perbedaan Ahlus Sunnah dan Khawarij adalah apabila penguasanya zalim, Ahlus Sunnah tetap tunduk dan patuh dalam hal yang ma’ruf kepada penguasa Muslim yang zalim. Ahlus Sunnah bersabar atas kezalimannya dan tidak memberontak.

Adapun Khawarij melakukan pemberontakan terhadapnya. Baik memberontak dengan kata-kata, dengan menjelek-jelekan pemerintah di depan khalayak, maupun memberontak dengan senjata, baik pemerintah tersebut telah mereka kafirkan, atau masih dianggap sebagai Muslim yang fasik.

Bersabar atas kezaliman penguasa adalah salah satu pembeda Ahlus Sunnah dengan Khawarij. Karena Ahlus Sunnah tetap berpegang teguh dengan sunnah Nabi ﷺ, walau HATI TIDAK MENYETUJUI dan MARAH TERHADAP KEZALIMAN PENGUASA. Sedang Khawarij lebih menuruti kemarahan mereka dan lupa dengan sabda Nabi ﷺ:

مَنْ رَأَى مِنْ أَمِيرِه شَيْئًا يَكْرَهُهُ فَلْيَصْبِرْ فَإِنَّهُ مَنْ فَارَقَ الْجَمَاعَةَ شِبْرًا فَمَاتَ فَمِيتَةٌ جَاهِلِيَّةٌ

“Barang siapa yang melihat suatu (kemungkaran) yang ia benci pada pemimpinnya, maka hendaklah ia bersabar. Karena sesungguhnya, barang siapa yang memisahkan diri dari jamaah (pemerintah) sejengkal saja, kemudian ia mati, maka matinya adalah mati Jahiliyah.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu’anhuma]

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata:

كَانَ مِنْ الْعِلْمِ وَالْعَدْلِ الْمَأْمُورِ بِهِ الصَّبْرُ عَلَى ظُلْمِ الْأَئِمَّةِ وَجَوْرِهِمْ كَمَا هُوَ مِنْ أُصُولِ أَهْلِ السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ وَكَمَا أَمَرَ بِهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْأَحَادِيثِ الْمَشْهُورَةِ عَنْهُ

“Termasuk ilmu dan keadilan yang diperintahkan Allah ta’ala adalah bersabar atas kezaliman dan kesewenang-wenangan penguasa, sebagaimana itu juga termasuk prinsip Ahlus Sunnah wal Jama’ah dan telah diperintahkan oleh Rasulullah ﷺ di dalam banyak hadis yang sudah masyhur.” [Majmu’ Al-Fatawa, 28/179]

Solusinya Adalah Tetap Bersabar dengan Memenuhi Hak Penguasa Walau Zalim dan Berdoa Kepada Allah

Apabila tertutup pintu mengingkari kemungkaran penguasa dengan tangan karena akan memunculkan mudarat yang lebih besar, tidak pula dengan lisan karena tidak memiliki akses, maka masih ada SOLUSI dengan:

  • Bersabar
  • Mengingkari dengan hati
  • Mengikuti syariat dengan tetap memenuhi hak penguasa walau zalim, dan
  • Berdoa kepada Allah.

Rasulullah ﷺ juga bersabda:

إِنَّكُمْ سَتَرَوْنَ بَعْدِي أَثَرَة وَأُمُورًا تُنْكِرُونَهَا قَالُوا فَمَا تَأْمُرُنَا يَا رَسُولَ اللهِ قَالَ أَدُّوا إِلَيْهِمْ حَقَّهُمْ وَسَلُوا اللَّهَ حَقَّكُمْ

“Sesungguhnya kalian akan melihat (pada pemimpin kalian) kecurangan dan hal-hal yang kalian ingkari (kemungkaran)”. Mereka bertanya: “Apa yang engkau perintahkan kepada kami wahai Rasulullah?” Beliau ﷺ menjawab: “Tunaikan hak mereka (pemimpin) dan mintalah kepada Allah hak kalian.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu]

Rasulullah ﷺ juga bersabda:

يَكُونُ بَعْدِى أَئِمَّة لاَ يَهْتَدُونَ بِهُدَاىَ وَلاَ يَسْتَنُّونَ بِسُنَّتِى وَسَيَقُومُ فِيهِمْ رِجَالٌ قُلُوبُهُمْ قُلُوبُ الشَّيَاطِينِ فِى جُثْمَانِ إِنْسٍ قَالَ قُلْتُ كَيْفَ أَصْنَعُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنْ أَدْرَكْتُ ذَلِكَ قَالَ تَسْمَعُ وَتُطِيعُ لِلأَمِيرِ وَإِنْ ضُرِبَ ظَهْرُكَ وَأُخِذَ مَالُكَ فَاسْمَعْ وَأَطِعْ

“Akan ada sepeninggalku para penguasa yang tidak meneladani petunjukku, dan tidak mengamalkan sunnahku. Dan akan muncul di antara mereka (para penguasa) orang-orang yang hati-hati mereka adalah hati-hati setan dalam jasad manusia.” Aku (Hudzaifah) berkata: “Bagaimana aku harus bersikap jika aku mengalami hal seperti ini?” Rasulullah ﷺ bersabda: “Engkau TETAP DENGAR dan TAAT KEPADA PEMIMPIN itu, meskipun punggungmu dipukul dan hartamu diambil. Maka DENGAR dan TAATLAH.” [HR. Muslim dari Hudzaifah Ibnul Yaman radhiyallahu’anhu]

Namun sangat disayangkan, kemarahan terhadap penguasa zalim membuat sebagian orang lupa dengan perintah Nabi ﷺ untuk bersabar dan berdoa. Setan pun menghiasi amal buruk mereka menjadi terlihat baik, dengan sebutan ‘Amar Ma’ruf Nahi Munkar’, ‘Nasihat’ dan ‘Jihad’.

Bahkan sebagian mereka sadar, bahwa cara yang mereka gunakan dalam menghadapi penguasa adalah bagian dari sistem demokrasi yang jelas-jelas diadopsi dari orang-orang kafir. Namun tidak sedikit yang masih berusaha mencari-cari dalil untuk membenarkannya dengan dalil-dalil umum.

Kemudian setan menghiasi lagi kejelekan mereka dengan kebanggaan dan kekaguman (‘ujub) pada diri mereka, karena telah berani melakukan aksi dengan dihadiri banyak orang, plus memandang rendah orang yang menurut mereka tidak ikut ‘berjuang’ bersama mereka.

 

Penulis: Al-Ustadz Sofyan Chalid Ruray hafizhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/sofyanruray.info/posts/704797406336411:0

 

Artikel Terkait:

MASA ‘FITNAH’ MENYINGKAP HAKIKAT

 

BEDA JIHAD SYARI DAN ‘JIHAD’ KONSTITUSI

 

MEMBABAT HABIS ALASAN-ALASAN MELAKUKAN DEMONSTRASI

 

MEWASPADAI BERBAGAI DAMPAK BURUK DEMONSTRASI

 

FATWA ULAMA BESAR AHLUS SUNNAH TERKAIT DEMONSTRASI THD PENISTA AL-QUR’AN DI INDONESIA

 

DEMONSTRASI DAN MENCELA PEMERINTAH DI MEDIA MASSA BUKAN AJARAN ISLAM

http://sofyanruray.info/demonstrasi-dan-mencela-pemerintah…/

 

MENGENANG BUAH PAHIT DEMONSTRASI MENUNTUT REFORMASI 1998

 

Admin Nasihat Sahabat

Bagikan
Ditayangkan oleh
Admin Nasihat Sahabat

Artikel Terbaru

DENGAN DALIH TOLERANSI, JANGAN SAMPAI KITA KEBABLASAN

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ DENGAN DALIH TOLERANSI, JANGAN SAMPAI KITA KEBABLASAN Dengan dalih toleransi, jangan sampai kita kebablasan.…

3 months lalu

BOLEH TOLERANSI, TAPI JANGAN KEBABLASAN

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   BOLEH TOLERANSI, TAPI JANGAN KEBABLASAN Boleh toleransi, tapi jangan kebablasan. Tidak sedikit orang…

3 months lalu

BOLEH DAN TIDAK BOLEH TERHADAP NON-MUSLIM (TAUTAN e-BOOK)

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   BOLEH DAN TIDAK BOLEH TERHADAP NON-MUSLIM (TAUTAN e-BOOK) Agar toleransi tidak kebablasan, cobalah…

3 months lalu

LIMA PRINSIP RUMAH TANGGA ISLAMI (E-BOOK)

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   LIMA PRINSIP RUMAH TANGGA ISLAMI (E-BOOK) Islam agama yang sempurna. Maka pasti ada…

3 months lalu

KABAR GEMBIRA BAGI YANG TELAH MENYESALI DOSANYA (e-BOOK)

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   KABAR GEMBIRA BAGI YANG TELAH MENYESALI DOSANYA (e-BOOK) Oleh: Ustadz: Dr. Abu Hafizhah…

3 months lalu

SAFAR WANITA TANPA MAHRAM DIBOLEHKAN DENGAN KETENTUAN DAN SYARAT, BENARKAH?

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   SAFAR WANITA TANPA MAHRAM DIBOLEHKAN DENGAN KETENTUAN DAN SYARAT, BENARKAH? Asalnya, Safar Wanita…

4 months lalu