Rasulullah ﷺ apabila berkhotbah, beliau memerah matanya, lantang suaranya, terlihat sangat marah, seolah beliau sedang memberi orientasi pasukan perang. Beliau mengatakan:
“Amma bakdu, sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Kitabullah, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad, dan seburuk-buruk perkara agama adalah bidah dalam agama. Karena semua bidah adalah sesat.” [HR. Muslim 2042]
Shiddiq Hasan Khan mengatakan:
ويأتي بقول : ( أما بعد )؛ وظاهره أنه كان صلى الله عليه و سلم يلازمها في جميع خطبه . وذلك بعد الحمد والثناء والتشهد
“Lalu Nabi ﷺ mengucapkan ‘Amma bakdu’. Secara tekstual, beliau merutinkan kalimat ini dalam semua khotbahnya. Dan itu diucapkan setelah memuji Allah dan Tasyahud.” [Al-Ajwibah an-Nafi’ah, hlm. 55]
Makna “Amma Bakdu”
Kata “أَمَّا بَعْدُ” bisa juga diungkapkan dengan: “وَبَعْدُ” . Keduanya bermakna sama. Sering diartikan dengan: “Adapun selanjutnya”.
Kalimat ini disebut “فَصْلُ الخِطَابِ” (kalimat pemisah).
Kalimat ini digunakan untuk memisahkan Mukadimah dengan isi dan tema khotbah.
Ini merupakan bagian dari perhatian seseorang terhadap ceramah yang disampaikan. Demikian keterangan Syekh Ibnu Utsaimin dalam Asy-Syarhul Mumthi’, (1/7).
Siapa yang Pertama Kali Mengucapkannya?
Diriwayatkan dari Abu Musa Al-Asy’ari radhiallahu ‘anhu, bahwa beliau mengatakan:
أول من قال أمَّا بعدُ داودُ وهو فصل الخطاب
“Orang yang pertama kali mengucapkan ‘amma bakdu’ adalah Nabi Daud ‘alaihis salam, dan itu adalah fashlal khitab.” (Al-Awail Ibni Abi Ashim, no. 188; Al-Awail Ath-Thabrani, no. 40)
“Kami kuatkan kerajaannya serta Kami berikan ilmu dan fashlul khitab.” [Q.s. Shad: 20]
Ada juga yang berpendapat lain, siapa pertama kali mengucapkan kalimat ini. Al-Hafidz Ibnu Hajar menyebutkan beberapa nama orang yang dianggap pertama kali mengucapkan kalimat ini. Di antaranya:
• Nabi Ya’qub ‘alahis salam. Berdasarkan riwayat ad-Daruquthni.
• Ya’rib bin Qahthan.
• Ka’ab bin Luai.
• Qais bin Saidah.
• Subhan
Namun yang makruf, orang pertama yang megatakannya adalah Nabi Daud ‘alaihi salam.
Allahu a’lam.
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)