“Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka. Dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai. [QS. at-Taubat/9:32]
Ketika mereka merasa lemah menghadapi kaum Muslimin dengan peperangan, maka musuh-musuh itu mencoba mencari cara lain. Yaitu dengan menyebarkan propaganda-propaganda pemikiran-pemikiran yang merusak dan menyesatkan ke berbagai penjuru. Mereka melakukannya dengan tipu daya.
Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah:
فالحقُّ كالذهبِ الخالص ، كلما امُتحن ازداد جودةً ، والباطلُ كالمغشوش المغشي ، إذا امتحن ظهر فساده .
“Al haq (kebenaran) itu bagaikan emas murni. Semakin ditempa, semakin tampak pula kualitasnya.
Sedangkan kebatilan itu seperti emas imitasi. Apabila ditempa, maka akan tampaklah keburukannya.” [Al Jawab Ash Shahih jilid 1 hlm. 15]
Maka agama yang haq adalah ketika nampak padanya kebenaran bagi yang melihatnya, dan nampak jelas baginya keindahannya. Nampak baginya bukti-bukti yang nyata. Keyakinannya semakin kuat, semakin bertambah keimanan kaum Mukminin. Cahayanya menyinari hati orang-orang yang alim (berilmu).” [Al Jawab Ash Shahih, jilid 2 hlm. 28]