“Dahulu kami makan sahur bersama Rasulullah ﷺ kemudian kami berdiri untuk salat (Subuh).” Kemudian ada yang bertanya: “ “Berapa jarak antara antara keduanya (sahur dan salat)?” Beliau menjawab: ‘Seperti lama membaca 50 ayat’” [HR. Bukhari dan Muslim]
Faidah Hadis:
a) Disyariatkannya makan sahur dan mengakhirkannya.
b) Jarak antara sahur Nabi ﷺ dan salat Subuh seperti lamanya orang yang membaca 50 ayat.
c) Semangat para sahabat untuk bertemu dan berkumpul dengan Nabi ﷺ supaya mereka dapat mengambil ilmu dari beliau ﷺ.
d) Kemuliaan dan ketawadhuan Nabi ﷺ.
e) Dianjurkan untuk bersegera menunaikan salat Subuh.
f) Diperbolehkan mengundang orang lain untuk menghadiri makan sahur sebagaimana perbuatan Nabi ﷺ yang mengundang Zaid bin Tsabit radhuyallahu ‘anhu untuk makan sahur bersama beliau ﷺ.
g) Disyariatkan makan dengan duduk. Oleh karena itu Zaid katakan : “Lalu kami berdiri melaksanakan salat”. Hal ini menunjukkan, bahwa makannya dalam keadaan duduk.
h) Hadis diatas menunjukkan dibolehkan melakukan pertemuan di malam hari meskipun sudah larut malam, jika ada kebutuhan atau sebab tertentu.
i) Waktu berhenti dari makan sahur (imsak) adalah saat terbitnya fajar. Oleh karena itu orang yang menjadikan ada waktu imsak khusus dan waktu terbitnya fajar, maka telah melakukan perbuatan yang mengada-ada dalam agama yang mulia ini.
Sumber:
Syarah Umdatul Ahkam dari beberapa ulama seperti Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, Syaikh Abdullah Ali Bassam dan Syaikh Sa’ad bin Nashir Asy Syatsri.