”Siapa bergembira dengan masuknya Ramadan, Allah akan mengharamkan jasadnya masuk Neraka.”
Banyak penceramah begitu antusias menyampaikan hadis ini, tanpa tahu dari mana sebenarnya teks ini berasal. Anda bisa perhatikan, hampir tidak ada penceramah yang menyampaikan sumber dan rujukan seusai mengutip hadis ini. Karena memang hadis ini tidak dijumpai di kitab-kitab hadis.
Prof. KH. Ali Musthafa Ya’qub MA dalam bukunya ‘HADIS-HADIS BERMASALAH DI BULAN RAMADAN’ menuliskan, bahwa hadis dengan teks seperti di atas itu terdapat dalam kitab Durrotun Nashihin karya Utsman bin Hasan al-Khubawi.
Kitab ini tergolong kitab favorit para kiyai, guru ngaji, para ustadz, terutama mereka yang kurang peduli dengan keotentikan hadis. Karena dalam kitab ini terdapat sangat banyak hadis yang bombastis. Cerita masalah gaib yang mendetail, amal-amal kecil, sederhana, namun dihargai dengan balasan yang sangat besar dan berlipat ganda.
Hanya saja para Ahli Hadis menilai kitab ini sebagai kitab bermasalah. Pasalnya, kitab ini selain dipenuhi dengan Hadis Dhaif dan Palsu (Maudhu’), kitab ini juga dipenuhi hadis yang statusnya Laa ashla lahu (Tidak ada sumbernya). Derajat hadis Laa ashla lahu jauh lebih parah dari pada Hadis Palsu. Karena hadis dengan status semacam ini tidak memiliki sanad, dan sama sekali tidak ada sumber kitab hadis yang mencantumkannya.
Berbeda dengan hadis palsu, hadis ini masih memiliki sanad. Hanya saja dalam sanadnya terdapat perawi pendusta, sehingga status hadisnya palsu.
Ringkasnya, hadis ini TIDAK perlu dihiraukan, karena sama sekali bukan hadis.
Ceramah Rasulullah ﷺ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:
أتاكم رمضان شهر مبارك. فرض الله عز وجل عليكم صيامه، تفتح فيه أبواب السماء، وتغلق فيه أبواب الجحيم، وتغلّ فيه مردة الشياطين، لله فيه ليلة خير من ألف شهر، من حرم خيرها فقد حرم
“Telah datang kepada kalian Ramadan, bulan yang penuh berkah. Allah wajibkan kepada kalian puasa di bulan ini. Di bulan ini akan dibukakan pintu-pintu langit, dan ditutup pintu-pintu Neraka, serta setan-setan nakal akan dibelenggu. Demi Allah, di bulan ini terdapat satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Siapa yang terhalangi untuk mendulang banyak pahala di malam itu, berarti dia terhalangi mendapatkan kebaikan.” [HR. Ahmad, Nasai 2106, dan disahihkan Syuaib al-Arnauth]
Syaikh Abdullah al-Fauzan mengatakan:
في هذا الحديث بشارة لعباد الله الصالحين بقدوم شهر رمضان المبارك، لأن النبي صلى الله عليه وسلم أخبر الصحابة – رضي الله عنهم – بقدومه، وليس هذا إخباراً مجرداً بل معناه بشارتهم بموسم عظيم، يقدره حقّ قدره الصالحون المشمرون، لأنه بين فيه ما هيأ الله لعباده من أسباب المغفرة والرضوان وهي أسباب كثيرة، فمن فاتته المغفرة في رمضان فهو محروم غاية الحرمان.
“Dalam hadis ini terdapat kabar gembira bagi para hamba Allah yang saleh dengan datangnya Ramadan yang diberkahi. Karena Nabi ﷺ menyampaikan kepada para sahabat akan kedatangan Ramadan. Dan ini bukan hanya berita semata, namun maknanya adalah kabar gembira bagi mereka dengan adanya masa yang agung, yang selayaknya dimuliakan oleh orang-orang saleh yang menyisingkan lengan untuk beramal. Karena beliau ﷺ menjelaskan, bahwa di bulan Ramadan, Allah telah siapkan banyak kebaikan bagi para hamba-Nya, berupa sebab untuk menggapai ampunan dan rida-Nya. Sebab ini banyak sekali. Karena itu, siapa yang tidak mendapatkan ampunan di bulan Ramadan, berarti dia telah diharamkan untuk mendapatkan banyak kebaikan.” [Ahadis Shiyam, Ahkam wa Adab, keterangan hadis ketiga]
Hanya saja sebagai catatan, dalam khotbah Nabi ﷺ, beliau tidak menyampaikan adanya fadhilah tertentu bagi orang yang bergembira menyambut kedatangan Ramadan. Menambahkan adanya fadhilah tertentu tanpa dalil, tentu termasuk BERDUSTA atas nama Nabi ﷺ. Dan kita berlindung dari hal ini.
Allahu a’lam.
Dijawab oleh: Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)