Manhaj

AMBISI TERHADAP JABATAN

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

AMBISI TERHADAP JABATAN
Menjadi seorang pemimpin dan memiliki sebuah jabatan merupakan impian semua orang, kecuali sedikit dari mereka yang dirahmati oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Mayoritas orang justru menjadikannya sebagai ajang rebutan, khususnya jabatan yang menjanjikan lambaian Rupiah (uang dan harta), serta kesenangan dunia lainnya.
Sungguh benar sabda Rasulullah ﷺ ketika beliau menyampaikan hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu:
إِنَّكُمْ سَتَحْرِصُوْنَ عَلَى الْإِمَارَةِ، وَسَتَكُوْنُ نَدَامَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Sesungguhnya kalian nanti akan sangat berambisi terhadap kepemimpinan, padahal kelak di Hari Kiamat ia akan menjadi penyesalan.” [Sahih, HR. al-Bukhari no. 7148]
Bagaimana tidak, dengan menjadi seorang pemimpin, memudahkannya untuk memenuhi tuntutan hawa nafsunya berupa kepopuleran, penghormatan dari orang lain, kedudukan atau status sosial yang tinggi di mata manusia, menyombongkan diri di hadapan mereka, memerintah dan menguasai, kekayaan, kemewahan serta kemegahan.
Al-Muhallab rahimahullah berkata sebagaimana dinukilkan dalam Fathul Bari (13/135):
“Ambisi untuk memeroleh jabatan kepemimpinan merupakan faktor yang mendorong manusia untuk saling membunuh. Hingga tertumpahlah darah, dirampasnya harta, dihalalkannya kemaluan-kemaluan wanita (yang itu semuanya sebenarnya diharamkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala), dan karenanya terjadi kerusakan yang besar di permukaan bumi.”
Seseorang yang menjadi penguasa dengan tujuan seperti di atas tidak akan mendapatkan bagiannya nanti di Akhirat, kecuali siksa dan azab. Allah ﷻ berfirman:
تِلۡكَ ٱلدَّارُ ٱلۡأٓخِرَةُ نَجۡعَلُهَا لِلَّذِينَ لَا يُرِيدُونَ عُلُوّٗا فِي ٱلۡأَرۡضِ وَلَا فَسَادٗاۚ وَٱلۡعَٰقِبَةُ لِلۡمُتَّقِينَ ٨٣
“Itulah negeri Akhirat yang Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri di muka bumi, dan tidak pula membuat kerusakan. Dan akhir yang baik itu hanya untuk orang-orang yang bertakwa.” [QS. al-Qashash: 83]
Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah berkata:
“Seseorang yang meminta jabatan seringnya bertujuan untuk meninggikan dirinya di hadapan manusia, menguasai mereka, memerintah dan melarangnya. Tentunya tujuan yang demikian ini jelek adanya. Maka sebagai balasannya, ia tidak akan mendapatkan bagiannya di Akhirat. Oleh karena itu, seseorang dilarang untuk meminta jabatan.” [Syarh Riyadhush Shalihin, 2/469]
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Email: nasihatsahabatcom@gmail.com
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
Admin Nasihat Sahabat

Bagikan
Ditayangkan oleh
Admin Nasihat Sahabat

Artikel Terbaru

INILAH CIRI BAHWA IBADAH HAJI ANDA MABRUR

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   INILAH CIRI BAHWA IBADAH HAJI ANDA MABRUR Oleh DR. Sa'ad Al-Khatslan Sumber: thuwailibulilmi…

1 day lalu

APA KRITERIA SEORANG DIKATAKAN HAJI MABRUR?

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   APA KRITERIA SEORANG DIKATAKAN HAJI MABRUR? Pernah tidak mendengar penjelasan masyarakat, bahwa yang…

1 day lalu

PERHITUNGAN HARI KETUJUH UNTUK WAKTU AKIKAH

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   PERHITUNGAN HARI KETUJUH UNTUK WAKTU AKIKAH • Dari kapan dihitung hari ketujuh? •…

1 day lalu

DOA UNTUK YANG PULANG HAJI

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   DOA UNTUK YANG PULANG HAJI Dahulu, apabila ada jamaah haji yang baru datang,…

2 days lalu

AGAR TERHINDAR DARI KEJAHATAN MUSUH

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   AGAR TERHINDAR DARI KEJAHATAN MUSUH Musuh, siapakah manusia yang hidup tanpa musuh? Sekelas…

2 days lalu

YANG BERAT ITU ….

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   YANG BERAT ITU .... "Ringan bagi jiwa untuk membalas keburukan dengan keburukan, dan…

2 days lalu