Sufyan bin Dinar bertanya kepada Abu Basyir: “Tolong ceritakan kepadaku amal orang-orang saleh terdahulu.”
“Mereka itu amal ibadahnya sedikit namun pahalanya banyak,” jawab beliau.
“Mengapa bisa demikian?” tanyaku.
Jawaban Abu Basyir:
لِسَلَامَةِ صُدُوْرِهِمْ
Karena bersihnya hati mereka dari dengki, benci, dan dendam kepada orang lain.” [Az-Zuhd karya Hanad as-Sirri 2/600]
Allah itu menilai manusia berdasarkan kualitas hati dan amal badan. Amal badan yang tidak seberapa banyak, namun diiringi dengan amal hati yang luar biasa, akan menghasilkan pahala yang luar biasa.
Di antara amal hati yang yang nilainya luar biasa adalah ‘Salamatus Shadr’ atau bersih hati dari ganjalan kepada orang lain. Bersih hati dari benci, dendam, dan dengki kepada orang lain. Itulah hati yang mengedepankan baik sangka kepada sesama Muslim, dan menjauhi buruk sangka. Itulah hati yang menginginkan kebaikan untuk orang lain, dan tidak menginginkan keburukan terjadi pada orang lain.
Hal ini mudah untuk dibicarakan, namun sulit untuk diamalkan, kecuali oleh orang orang yang diberi kemudahan oleh Allah.
Semoga Allah mudahkan penulis dan semua pembaca tulisan ini untuk memiliki hati yang bersih putih tanpa noda. Aamiin.