“Pada pagi hari diharuskan bagi seluruh persendian di antara kalian untuk bersedekah. Setiap bacaan tasbih (Subhanallah) bisa sebagai sedekah. Setiap bacaan tahmid (Alhamdulillah) bisa sebagai sedekah. Setiap bacaan tahlil (Laa ilaha illallah) bisa sebagai sedekah. Dan setiap bacaan takbir (Allahu akbar) juga bisa sebagai sedekah. Begitu pula amar ma’ruf (mengajak kepada ketaatan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran) adalah sedekah. Ini semua bisa dicukupi (diganti) dengan melaksanakan shalat Dhuha sebanyak dua rakaat.” [HR. Muslim no. 720]
“Dari Buraidah, beliau mengatakan, bahwa beliau pernah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:
“Manusia memiliki 360 persendian. Setiap persendian itu memiliki kewajiban untuk bersedekah.”
Para sahabat pun mengatakan: “Lalu siapa yang mampu bersedekah dengan seluruh persendiannya, wahai Rasulullah?”
Nabi ﷺ lantas mengatakan:
“Menanam bekas ludah di masjid atau menyingkirkan gangguan dari jalanan. Jika engkau tidak mampu melakukan seperti itu, maka cukup lakukan Salat Dhuha dua rakaat.” [HR. Ahmad, 5/354. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadis ini Shahih Ligoirohi]
Keutamaan Shalat Dhuha Empat Rakaat
Dari Nu’aim bin Hammar Al Ghothofaniy, beliau mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:
Wahai anak Adam, janganlah engkau tinggalkan empat rakaat shalat di awal siang (di waktu Dhuha). Maka itu akan mencukupimu hingga akhir siang.” [HR. Ahmad (5/286), Abu Daud no. 1289, At Tirmidzi no. 475, Ad Darimi no. 1451 . Syaikh Al Albani dan Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadis ini Shahih]
Penulis ‘Aunul Ma’bud –Al ‘Azhim Abadi- menyebutkan:
“Hadis ini bisa mengandung pengertian, bahwa shalat Dhuha akan menyelematkan pelakunya dari berbagai hal yang membahayakan. Bisa juga dimaksudkan bahwa shalat Dhuha dapat menjaga dirinya dari terjerumus dosa, atau ia pun akan dimaafkan jika terjerumus di dalamnya. Atau maknanya bisa lebih luas dari itu.” [‘Aunul Ma’bud, 4: 118]
At Thibiy berkata:
“Yaitu engkau akan diberi kecukupan dalam kesibukan dan urusanmu, serta akan dihilangkan dari hal-hal yang tidak disukai setelah engkau shalat hingga akhir siang. Yang dimaksud, selesaikanlah urusanmu dengan beribadah pada Allah di awal siang (di waktu Dhuha), maka Allah akan mudahkan urusanmu hingga akhir siang.” [Tuhfatul Ahwadzi, 2: 478].