بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
#AdabAkhlak
ADAB DI HARI RAYA
“Ibnu Umar radliallahu ‘anhuma mandi pada hari Idul Fitri sebelum berangkat ke lapangan” (HR. Malik dan asy-Syafi’i, sanadnya Shahih)
“Sesungguhnya hari ini adalah hari raya yang Allah jadikan untuk kaum Muslimin. Barang siapa yang hadir Jumatan, hendaknya dia mandi. Jika dia punya wewangian, hendaknya dia gunakan, dan kalian harus gosok gigi.” (HR. Ibn Majah, dihasankan Al-Albani)
“Nabi ﷺ memiliki jubah yang beliau gunakan ketika hari raya dan pada waktu Jumat.” (HR. Ibn Khuzaimah)
Idul Adha: Tidak Makan Sebelum Shalat ‘Ied
“Nabi ﷺ biasanya tidak keluar pada hari Idul Fitri hingga makan terlebih dahulu, dan tidak makan pada hari Idul Adha hingga beliau kembali dari shalat, lalu makan dengan daging sembelihannya” (HR. Muslim)
Ali bin Abi Tholib rodhiyallohu anhu berkata: “Termasuk perbuatan sunnah, kamu keluar mendatangi Shalat ‘Ied dengan berjalan kaki” (HR. At-Tirmidzi)
“Nabi ﷺ biasanya ketika hari ‘Ied mengambil jalan yang berbeda antara pulang dan pergi” (HR. Bukhari)
“Rasulullah ﷺ biasa ketika keluar pada hari Idul Fitri beliau bertakbir sampai di (lapangan) tempat shalat, sampai didirikan shalat. Apabila shalat telah ditegakkan, maka terputuslah takbir” (HR. Ibnu Abi Syaibah, Shahih)
“Rasulullah ﷺ biasa keluar pada Hari Raya ‘Idul Fitri dan ‘Idul Adha menuju tanah lapang” (HR. Bukhari dan Muslim)
“Nabi ﷺ menuju lapangan ketika Idul Fitri, kemudian shalat dua rakaat. Tidak shalat sunnah sebelum maupun sesudahnya. Dan beliau bersama Bilal” (HR. Bukhari dan al-Baihaqi)
Dari Jabir bin samurah radliallahu ‘anhu: “Saya shalat hari raya bersama Nabi ﷺ beberapa kali, tidak ada azan dan qamat” (HR. Muslim)
Sunnah para ulama mengucapkan selamat dan doa “Taqaballahu minna wa minkum” – Semoga Allah menerima ibadah saya dan Anda. Fatma para ulama besar bahwa ucapan doa dan selamat bebas, selama tidak menyalahi syariat (contoh yang menyalahi syariat: “Minal aidzin wa faidzin”)
“Barang siapa yang menunaikan Zakat Fitri sebelum shalat, maka itu adalah zakat yang diterima. Dan barang siapa yang menunaikannya setelah shalat, maka statusnya hanya sedekah” (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah, dihasankan Al-Albani)
“Barang siapa yang menyembelih sebelum shalat, berarti ia menyembelih hanya untuk dirinya sendiri. Dan barang siapa yang menyembelih sesudah shalat, maka telah sempurnalah kurbannya dan sesuai dengan sunnahnya kaum Muslimin” (HR. Bukhari)
>> almanhaj.or.id, belajarhadits.com, rumaysho.com, konsultasisyariah.com
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ PENGKHIANATAN KONSTITUSI An Najasy adalah putra tunggal Raja Habasyah (Etiopia). Para punggawa kerajaan…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ APAKAH ALLAH BERBICARA DENGAN HURUF DAN SUARA? Pertanyaan: Bagaimana cara menjelaskan kepada orang…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ SIFAT MURKA BAGI ALLAH Ahlussunnah meyakini Allah ﷻ memiliki sifat al ghadhab…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ MENGIMANI SIFAT MURKA ALLAH Kemuliaan suatu disiplin ilmu sangat erat kaitannya dengan…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ DOA NABI IBRAHIM DAN ISMAIL AGAR ALLAH MENERIMA AMAL MEREKA رَبَّنَا تَقَبَّلْ…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ TAGHAFUL (PURA PURA TIDAK TAHU) Al Imam Al A'masy rahimahullah berkata: "Taghaful (berpura…